Tujuh • Coming Home

3.5K 430 6
                                    




🐶🐰









Tiga hari sebelum Natal.


Asrama kini sudah hampir kosong. Ditinggal para penghuninya pulang ke rumah atau berlibur ke tempat tropis, yang katanya sebagai alih-alih refreshing sebelum ujian kenaikan kelas.


Yang tertinggal hanya Daehan, Myeongi, Jeno dan Jaemin. Serta beberapa murid lainnya yang rata-rata adalah siswa pindahan dari kota lain yang cukup jauh. Kini mereka sedang berkumpul, mengadakan pesta kecil-kecilan di kamar Daehan.


"I LOPE YOUUU JUNIIELLLL-AAAAHH!!!"


Pekik Daehan keras-keras di hadapan alat pengukur desibel yang sedang digenggamnya.


"Wow! Seratus sembilan puluh dua!" seru Myeongi saat mengecek angka yang tertampil di layar kecil.


Daehan menepuk dadanya bangga. "Cintaku memang sebegitu kuatnya!" pamernya.


Jeno mendecak sebal. "Sombong sekali, dih!"


"Bilang saja kau tidak mau kalah, dasar lemah. Wle!" ejek Daehan yang langsung dihadiahi jitakan telak di kepalanya oleh Jeno.


"Aku berani bersumpah, suatu hari aku pasti akan mati di tangan mahluk bodoh seperti Lee Jeno," gumam Daehan pada Jaemin sambil mengelus kepalanya yang sudah terdapat benjolan.


"Giliranku!" kata Meyongi semangat, merebut alat pengukur desibel dari tangan Daehan. Dengan sekali tarikan nafas, ia berteriak dengan lantang, "LEEE JEEENOOO BOOOODOOOOOH!!!!"


Myeongi hendak kabur namun dengan satu tarikan cepat di kakinya dan kini Jeno sudah menduduki tubuhnya dengan wajah seram. Myeongi meringis, ia tertawa kecut sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada. "Ampun, Baginda Raja," pintanya sambil meringis.


Jaemin dan yang lainnya hanya bisa menahan tawa bercampur kasihan ketika Jeno menggelitiki Myeongi hingga ia menangis sambil tertawa tanpa bersuara.









Jaemin dan yang lainnya hanya bisa menahan tawa bercampur kasihan ketika Jeno menggelitiki Myeongi hingga ia menangis sambil tertawa tanpa bersuara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Satu hari sebelum Natal.


"Sudah selesai?" tanya Jeno pada Jaemin, yang sedari tadi sibuk mengepak barang-barang yang akan dibawanya pulang ke rumah siang ini.


Jaemin mengangguk. Lalu ia berbalik dan menatap lurus pada Jeno yang baru saja selesai mandi, terduduk di kursi belajarnya sembari memainkan ponselnya yang baru.


"Nojam?"


"Mn?"


Jaemin terdiam sejenak, ia sebenarnya ingin bertanya kenapa Jeno memilih untuk tetap tinggal di asrama dari pada pulang ke rumah. Namun kata-kata Jeno sewaktu di atap kembali terngiang.


NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang