Di Bawah Selimut⚡TaeRosé [END]

Chapter 2

SAYA PERKENALKAN TERLEBIH DAHULU...

Jung Hoseok merupakan keturunan peramal terakhir dari keluarga Jung yang sekarang memegang peranan penting dalam membantu segala hal (internal dan eksternal) keluarga Kim. Pendapatnya sangat mempengaruhi keputusan final yang akan dilakukan oleh keluarga Kim.

______

Jackson Wang merupakan keturunan peramal terakhir dari keluarga Wang yang juga sama seperti Hoseok, ia mewarisi bakat luar biasa juga abstrak di dalam DNA nya, membantu memberikan masukan-masukan penting terkait semua aspek yang dilakukan oleh pihak keluarga Park, sekaligus penasihat utama dalam keluarga Park.

***

Pertemuan rahasia ini berlangsung sebelum insiden Rosie dan Taehyung terjebak di villa.

       Kedua keluarga diminta pergi ke kuil Guinsa, kabarnya pun dadakan diberitahukan. Baru kemarin pada pukul sembilan malam.

       Alhasil, sebelum terbit fajar mereka pergi dari masing-masing kediaman, menggila di jalanan seperti sedang mengikuti ajang di arena balap agar tiba tepat waktu di kuil.

       Ketetapan lain, harus berhadir tanpa putra-putri dari kedua belah pihak a.k.a Kim Taehyung dan Roseanne Park karena suatu keharusan dari kedua peramal.

       "Ada apa ini?" Tanya Clare yang menggosok-gosokkan kedua telapak tangan, dingin sekali setelah keluar dari mobil.

       Kim Runa, ibunda Taehyung sama tidak tahu menahu seperti Clare yang mengangkat kedua bahu.

       "Aku takut ada sesuatu yang buruk lagi." Timpal Runa.

       Begitu lah para ibu-ibu, sedangkan untuk pertemuan besan laki-laki justru saling menyapa saja, lalu menanyakan kabar masih terasa canggungnya karena tidak pernah melakukan pertemuan keluarga secara langsung seperti hari ini, selain pada saat hari pernikahan saja.

       Dan, pertemuan lainnya biasanya mereka lakukan hanya melalui perantara peramal Jung dan perama Wang. Masing-masing pihak membangun pembatas diri yang tinggi.

       Semua kaki beriringan melintasi pintu masuk kuil yang lengang dan sepi. Sudah nampak presensi kedua pria, di dalam kuil yang baru selesai beribadah.

       Dan langsung turun ke jalan setapak, sama-sama melambaikan tangan singkat kepada kedua pihak keluarga. Anehnya tampilan wajah Jackson dan Hoseok super serius.

       Semua orang akhirnya berkerumun dan membentuk lingkaran di depan kolam ikan koi.

      "Dewa tidak menyukai niatan buruk kalian."

       Clare dan Mason menelan salivanya bersamaan, begitu pula dengan Runa dan Victor.

       Kepala Jackson mengangguk setuju pada ucapan Hoseok, sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Wajahnya super serius.

       "Pernikahan itu ikatan yang suci, dimana dari ikatan itu akan menghasilkan keturunan yang kelak akan memberikan kebahagian untuk kedua belah pihak." Jelas Jackson sambil menunjukkan tangannya kepada empat orang di depannya.

       "Maksudnya bagaimana peramal Jung?" Tanya Runa yang tidak mengerti, gugup sampai tak menyadari kakinya bergerak-gerak sendiri.

       "Jangan sampai melewati batas waktu untuk memperoleh keturunan. Harus dalam tahun ini juga. Taehyung dan Roseanne harus melakukan hubungan suami-istri. Dan dalam tahun ini juga Roseanne sudah harus hamil."

      Tiba-tiba saja kedua keluarga saling melempar atensi, lalu... sama-sama menjauh dan membuat jarak satu sama lain.

       "Katanya menikah saja sudah cukup kan, kenapa harus ada anak?"

       "Iya peramal Wang, lagi pula semua keadaan sudah kembali seperti sedia kala, jika bercerai juga tidak masalah."

       "Benar..."

       "Tidak mungkin, kami pihak Park keberatan dan tak menginginkan anak yang Rosie kandung adalah anak Taehyung.

DUAARRR

DUAARRR

        Kilat cahaya petir ke-emasan tiba-tiba menyala di langit, bentuknya seperti panah jelas membuat kaget. Clare, Mason, Victor dan Runa panik mencari tempat berlindung. Sedangkan Jackson dan Hoseok yang tetap di tempat mereka, sedikit terkejut kemudian berjongkok seraya menutupi kepala dengan kedua lengan sambil mengintip langit-langit di atas mereka. Cahaya kilatnya bercabang-cabang seperti ranting pohon.

       Semula ada gumpalan-gumpalan kapas awan putih, perlahan menjadi abu-abu hampir berwarna gelap.

      "Sudah saya katakan jangan membantah." Keluh Jackson.

      "Jika terus mengelak, kalian yang rugi, dan kerugian juga bisa merembet ke pihak lainnya termasuk kami berdua." Sambung Hoseok.

      Sekarang semua kepala saling mencuri pandang satu sama lain. Bunyi petir yang nyaring itu masih memekik telinga dan membuat takut.

Penjelasan petir ada di chapter 25