Chapter 4

2.6K 447 44
                                    

        Biasanya malam akan cepat berlalu, bagi kita yang kelelahan karena aktifitas pekerjaan, Taehyung salah satunya, yang sudah tertidur dan sempat singgah ke alam mimpi. Sayangnya harus kembali ke dunia nyata karena kasurnya, bergetar dan bergerak-gerak.

       Tubuh istrinya tidak mau dia–sebentar ke kiri, lalu balik ke kanan, berulang setiap beberapa menit sekali.

        Mata Taehyung seperti diberi lem perekat dan lengket, sekarang bisa terbuka perlahan, dan rasa kantuknya sirna detik ini. Langsung mengubah menjadi posisi duduk, melipat kakinya di bawah selimut, menoleh memandangi punggung Rosie yang walaupun sekilas terpejam, pikiran dan gerakan jelas menunjukkan tubuh masih tidak bisa tidur.

Jika Rosie tidak ditakut-takuti mungkin kejadiannya tidak akan begini...

Berarti yang menjadi pelaku adalah dirinya...

        "Hei." Tangan Taehyung mengusap lengan Rosie yang dingin dan mengelus puncak kepala istrinya sambil menunggu reaksi balasan.

        Kepala Rosie tiba-tiba bergerak, dan lehernya sedikit memanjang menoleh ke belakangnya, Taehyung sudah dalam posisi duduk menghadap padanya.

       "Ikut aku ke dapur, aku buatkan susu hangat. Setelahnya kita tidur di ruang tamu sambil menonton televisi saja."

        "Maaf ya." Rosie mengucek matanya yang panas, dan perih, merasa bersalah karena menyulitkan Taehyung.

        Tapi bukannya marah, kali ini suaminya tersenyum dan menggandeng pergelangan tangannya, jadi mereka keluar dari selimut secara bersama-sama.

        Di dapur, Taehyung mengawasi setiap sudut, "duduk di meja counter dekat bumbu dapur, aku tidak jauh-jauh, disitu ada gelas dan susu kemasannya ada di meja itu juga."

       "Iya." Sahut Rosie lemah.

        Mereka sama-sama ke meja counter, Rosie tidak banyak bicara, sebetulnya ia mengantuk. Tapi bagaimana ya, matanya tidak bisa diajak kompromi. Melihat dari awal proses Taehyung membuatkan susu aroma vanilla sampai wanginya menguar dari minuman itu setelah jadi, mengaduk searah jarum jam sampai bubuk dan air menyatu dan menghasilkan warna putih perpaduan krem yang cantik.

        Dari tangan suaminya, ia menerima minuman susu itu, yang suhu panasnya sudah diatur Taehyung. "tidak terlalu panas, diminum sekarang saja."

        "Kau tidak minum?"

        "Minum saja, jangan bertanya-tanya."

        "Oke." Bibir Rosie perlahan menempel dengan diameter lingkar gelas, dan teguk demi teguk cairannya berkurang, lalu habis. Ia menaruh gelas di atas meja counter, melihat takut-takut ke westafel yang lumayan jauh. Ragu-ragu menaruh gelas kotor disana.

        "Besok pagi saja dicuci gelasnya." Kata Taehyung yang langsung paham juga mengerti arti di balik tatapan ketakutan istrinya. Sudah begini, ia tidak ingin ingin menakuti Rosie lagi. Pada akhirnya berdampak juga padanya.

        "Mau nonton siaran apa?" Tanya Taehyung yang lengannya langsung dipeluk oleh istrinya seperti koala.

        "Terserah saja, kalau ada Barbie, Barbie saja."

        Taehyung berdecak heran mendengar permintaan istrinya, konyol sekali. Tapi ini menghiburnya, tersenyum cenderung tertawa sampai mereka masuk ke ruang tamu atau ruang keluarga, memilih acak siaran televisi ketika mereka duduk menghadap televisi.

        Matanya sudah mulai mengantuk lagi, langsung merebahkan diri, ke sandaran tangan di sofa, menaruh kepalanya disana. Rosie masih dalam posisi duduk, "Sini, tidur di lenganku." Tawarnya sambil menepuk sisi kosong di depan.

        Awalnya Rosie menggeleng, yakin dengan posisi duduknya, tapi entah kenapa selalu saja, hawa-hawa aneh datang lagi, bayang-bayang asumsi misalkan nenek tua atau wanita bergaun panjang yang Taehyung ceritakan tiba-tiba menampakkan diri. 'Huaaa.' Memekik dalam hati saja.

        Kepalanya langsung di rebahkan di lengan kanan Taehyung, dan suaminya memeluk perutnya menggunakan lengan kiri.

       Nafas Taehyung yang memburu panas di tengkuknya, posisi sangat dekat seperti ini bersentuhan kulit membuat Rosie merasakan gejolak berbeda.

        "Ku pikir kau sangat menyebalkan." Sindirnya pada Taehyung yang saat itu terdengar suara tawa ringan di belakang punggungnya.

        "Aku lebih sering disebut tampan ketimbang disebut menyebalkan."

        "Pasti dari para wanita."

        "Hmmm, tapi mereka diam setelah melihat cincin di tanganku, ku katakan aku sudah menikah." Taehyung mengangkat jari manisnya yang tersemat cincin putih. "Tidak pernah ku lepas, hanya saat mandi saja. Setelahnya, ku pasang lagi."

        Tanpa sadar, tangan Rosie memegang dan ingin melihat jari manis beserta cincin Taehyung. "Iya sih. Aku juga selalu memakainya."

       Tubuh Rosie tiba-tiba berbalik dan membuat Taehyung membuka kedua mata terkejut, rambut panjang Rosie mengusik mengenai wajahnya. Senyuman istrinya manis sekali dilihat dari jarak sedekat ini dan cincin yang melingkar di jari ditunjukkan ke depan wajahnya.

       "Cantik, cocok di jarimu." Komentar Taehyung tanp canggung.

        "Hehe, thanks. Siapa yang memilih cincinnya. Kita tidak membahas apa-apa setelah menikah."

        "Aku yang memilihnya. Maaf jika tidak sesuai dengan seleramu."

        "Sesuai kok, katamu cantik kan. Teman-temanku juga mengatakan ini cantik."

        Taehyung tersenyum, "besok mau jalan-jalan di sekitar villa. Olahraga, ada beberapa fasilitas outdoor yang disediakan. Setelah itu kita bisa makan di depan persimpangan sebelum ke villa."

        "Oke."

        "Lihat siaran televisinya, supaya bisa tidur." Taehyung tiba-tiba mendaratkan kecupan ringan di kening istrinya yang sontak membuat syok.

Aku up beberapa chapter

Di Bawah Selimut⚡TaeRosé [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang