Jumat malam, Januari 2020
Dikarenakan jarak lokasi yang ia kunjungi sekarang ini cukup jauh dari pusat kota dan rumahnya, itulah yang menjadi salah alasan Taehyung enggan pergi ke villa keluarganya setiap waktu. Mungkin hanya terhitung hampir tiga tahun dirinya tidak pergi kesini.
Alasan malam ini pergi ke villanya karena—pikirannya sedang suntuk. Maksud hati ingin menenangkan diri barangkali berhasil, jadi ia menginap di villa yang sepi pada Jumat malam hingga hari minggu.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan di portal utama, petugas yang menjaga keamanan villa, memberikan izin untuknya masuk ke dalam area hunian yang jumlahnya tidak mencapai sepuluh villa. Hunian khusus keluarga besar Kim saja.
Taehyung mematikan mesin mobil, setelah memarkir mobilnya dengan benar. Keluar dari mobil-menekan tanda kunci pada remote dari kejauhan, Tiba-tiba saja tidak melanjutkan langkah di depan pintu utama, karena agak aneh melihat samar lampu di dalam villanya menyala semua, dan samar-samar alunan tuts piano serta suara wanita yang sedang menyanyi.
Was-was sambil mengedarkan pandangan ke sekitar kiri dan kanan dari posisinya, tidak ada siapa-siapa kecuali pohon cemara dan taman.
"Aku merinding. Apa karena lama tidak kesini, kenapa suasananya jadi menyeramkan." Taehyung bergumam dan kabur, tidak mau diselimuti lebih banyak oleh rasa takut—spontanitas menggosok-gosok tangannya pada kain tebal mantel, meneruskan langkah terburu-buru sambil mengeluarkan kartu akses dan menaruh di depan detektor pintu, lalu sensor hijau mengeluarkan bunyi. Pintu sudah terbuka otomatis.
Sekarang langkahnya harus berhenti untuk kedua kali, kemana suara nyanyian yang ia dengar, tidak ada juga suara alat musik piano, digantikan dengan suara dadakan dari kusen pintu kamar yang dibuka.
"AAAAAAAAA." Pertemuan apa ini. Mereka berdua sama-sama berteriak seperti kelompok paduan suara.
"K-kau kenapa ada disini?" Taehyung tergagap melihat kehadira istrinya sendiri.
"Menemani ibumu membersihkan villa." Rosie tidak kalah ketakutan mengetahui kunjungan sang suami di villa yang tidak ia ketahui sama sekali.
"Apa! menemani ibuku?" Pria itu kalang kabut, "IBUUUUU, KENAPA TIDAK MEMBERI KABAR JIKA PERGI KE VILLA."
Rosie bersembunyi di balik daun pintu, kepalanya saja yang menyembul lucu mengintip. Di luar kamar, suaminya kesana-kemari berkeliling di setiap ruangan sambil berteriak membuat nyalinya ciut.
"Ibu sudah pulang, aku diminta menginap disini. M-maaf aku tidak tahu kau juga kemari. Ibu mertua tidak bilang."
"Huh." Taehyung berhenti berkeliling, ingin mengusir Rosie pergi—tidak mungkin di jam-jam sekarang. Terlebih ini sudah malam, mitos di sekitar villa, seorang wanita penjaga sering muncul dan selalu menyesatkan para pengendara yang melintas, mereka dibuat berputar-putar di area yang sama. Beberapa sahabatnya seperti Daniel, Minhyun pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan ini. Tangan Taehyung menunjuk ke kamar lainnya selain kamar yang Rosie masuki. "Dua kamar lainnya bersih kan?"
"Tidak, kata ibu kuncinya denganmu."
"Yang selalu aku bawa, kartu akses di depan dan kunci kamar-tempat kau keluar tadiiiiii."
PRANG!
Bunyi sendok terjatuh di lantai dapur. Membuyarkan semua perdebatan perkara kunci kamar. Rosie keluar dari balik pintu berlari menghampiri Taehyung langsung memegangi lengan suaminya kuat-kuat.
"Kau tadi ke dapur tidak ada sendok kan, aku tidak menaruh sendok di luar. Tadi ku taruh di dalam lemari."
"Mana aku tahu. Aku mencari ibu bukan mencari sendok." Sungut Taehyung seraya melirik sinis istrinya yang ketakutan karena gemetar tangan Rosie terasa jelas, ditambah menyembunyikan wajah di balik lengannya.
Taehyung justru menyebalkan karena terpikir ide mengerjai istrinya. "Biasanya saat tengah malam juga ada suara gaun panjang yang sengaja diseret di lantai, atau suara lemparan benda keras di depan pintu." Taehyung mengulum senyumnya karena berhasil membuat Rosie tanpa sadar menyelipkan kedua lengan di perutnya—memeluk.
Tiga tahun menikah, mereka bertemu hanya satu kali saja saat melaksanakan prosesi pemberkatan. Setelah itu pulang ke rumah masing-masing menjalani kehidupan masing-masing seperti sebelum pernikahan. Komunikasi secara virtual pun tidak mereka lakukan.
Memang benar seperti kata peramal di keluarga Park dan keluarga Kim...perlahan-lahan luka-luka yang hampir membusuk di tubuh Clare menghilang, bahkan kulitnya semakin bagus. Begitu pula kesehatan Victor yang mulai pulih. Taehyung juga tidak mengalami kesialan lagi.
"Temanku pernah menumpang mandi, katanya melihat nenek rambut panjang di toilet."
"TAEHYYUUUNG." Rosie membentak, mendongakkan wajah bukan karena ketakutan tapi karena emosinya melambung tinggi di atas kepala, malah mendapati senyuman di wajah suaminya. "Lady luck ternyata penakut ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Selimut⚡TaeRosé [END]
Fanfiction[M] Keluarga besar Kim dan keluarga besar Park, merupakan musuh bebuyutan sejak tujuh keturunan yang lalu. Tetapi anehnya terjadi hal buruk menimpa mereka seperti krisis dan seringnya muncul masalah dalam keluarga yang belum pernah terjadi sebelumny...