Chapter 33 [THE END]

2.8K 292 206
                                    

Rumah

Pada akhirnya yang kau butuhkan dari pasangan bukanlah yang sepemikiran, sepaham, ataupun yang memiliki ketertarikan yang sama. Bukan itu.

Tetapi ia yang dapat meredakan lelahmu, penatmu dan mampu melihat hal-hal yang kau anggap rumit menjadi lebih sederhana. Hingga ketika duniamu terasa begitu riuh dan menyesak, tidak ada alasan lagi selain pulang.

Sebab tidak ada lagi kesenangan yang menenangkan, kecuali rumah. Maka mereka yang mencari kesenangannya di luar, ialah yang tidak menemukan kenyamanan di rumahnya sendiri.

Dan rumah itu; semestinya kau

-ibnufir-

❄️❄️❄️

Lokasi: Pusara Jungkook

        Taehyung menutupi wajah senangnya dan mengganti dengan kesedihan. Menyaksikan secara langsung kondisi pilu orang-orang di rumah duka dan di area pemakaman ketika prosesi pemakaman berlangsung.

          Seokjin dan Suga yang menggaungkan tidak mau berurusan dengan Jungkook lagi ternyata masih memiliki hati dan bersedia hadir.

        Sedangkan Namjoon bersikap sedikit berbeda dari ketiga pria yang berjejer rapi di sebelah kiri dan kanan tubuhnya. Namjoon menunjukkan gestur gelisah.

         Tidak dengan Taehyung, pikirannya sedang mengada-ada membuat perumpaan. Seandainya yang berada di bawah tanah ini Minhyun atau Daniel mungkin akan ada rasa kehilangan teramat yang dirasakan oleh Taehyung. Untungnya itu tidak terjadi pada kedua sahabatnya.

         Terik tidak menghalangi kepala Taehyung yang mendongak lurus ke langit-langit sore.

        "Tzuyu dipindahkan ke The Royal Jangmi Hospital (RSJ)." Namjoon memecah sunyi dan sukses membuat Suga, Seokjin dan Taehyung menoleh bersamaan.

         Mendapat tatapan sekaligus dari ketiganya, Namjoon menenangkan hatinya terlebih dahulu sebelum bersuara lagi, sambil menyugar ulang tataan rambutnya yang sudah terbelah menjadi dua sisi.

         "Dia mengamuk dan berteriak-teriak, menghancurkan inventaris di dalam kamar intensifnya. Menjadi ketakutan sampai meringkuk dan menghindari perawat yang bertugas mengurusnya, untuk memberikan suntikan obat tidur."

        "Kau memberitahukan kematian Jungkook padanya Joon?" Suga menebak asal karena aneh saja, Namjoon mengetahui detail peristiwa kejadian pada Tzuyu.

        "Hmmm."

        Wajah Taehyung datar tidak menyiratkan terkejut dengan berita yang Namjoon bawa, karena Taehyung sudah mengetahui kemana Tzuyu akan berakhir. Struktur wajahnya bisa menyesuaikan dengan keadaannya.

       "Semoga Tzuyu cepat pulih." Harapan Taehyung yang membuat semua temannya mengangguk setuju.

'Semoga kau cepat menyusul Jungkook  menghadap Tuhan.'

❄️❄️❄️

Hotel, pukul 20.00 P.M

         Sekeliling tubuh Rosie sengaja diletakan lebih dari satu macam cemilan pemberian suaminya, karena tempat penyimpanan khusus kudapan ringan di ruang kerjanya sudah diambang batas untuk menyimpan makanan.

       Terpaksa sebagian di bawa pulang ke hotel, menikmati kesendirian dalam posisi setengah tubuhnya terbungkus selimut, jari tangannya asik menekan angka di remote televisi karena iklan muncul dari channel yang ia tonton. Mulut Rosie terus mengunyah kudapan ringan yang sudah dibuka dan ditaruh di atas perutnya.

BIP...

       Telinganya samar mendengar sensor pintu kamar berbunyi, setengah pintu kamar terbuka, Taehyung berdiri di tengah-tengah pintu lalu masuk ke dalam. Rosie menoleh, Taehyung malah syok dengan yang istrinya lakukan.

        "Kenapa tempat tidur jadi penuh?"

        "Hehe. Tidak muat di ruangan, jadi aku bawa ke hotel."

        Sambil melepaskan sepatu, dan memakai sandal hotel, Taehyung berjalan ke sisi ranjang. "Besok kita pulang ke rumah baru. Tapi tidak ada pesta kepindahan di rumah baru."

        Rosie yang tiba-tiba dihampiri oleh suaminya, mendadak berbuat onar karena menjatuhkan tubuhnya yang masih berpakaian kerja di atas tubuhnya hingga sulit bergerak. Tubuh Taehyung semakin berat dari hari ke hari karena sang suami yang mulai rutin pergi ke gym.

        "Kenapa kita tiba-tiba pindah rumah. Kau ada masalah dengan ayah dan ibumu?"

        "Hanya ingin pindah ke lingkungan baru. Aku ingin lebih banyak waktu untuk kita berdua."

        Rosie menyetarakan pegangannya di pinggang suaminya, mendorong-dorong tubuh Taehyung supaya segera berdiri dari atas tubuhnya.

        "Mandi dulu sayang, baru tiduran."

        "Hemmm."

         Ditunggu selama tiga detik, tubuh Taehyung tidak kunjung bergerak.

        "Jangan hemm–hemm saja. Langsung bangun sana, pergi ke kamar mandi. Parfum mu campur keringat. Baunya aneh."

        "Kita mandi berdua." Taehyung mengangkat wajahnya supaya bisa melihat raut wajah istrinya.

        "Hah, aku sudah mandi. Dingin. tidak mau."

        "Mandi lagi."

        "Dingin sayang. Kenapa memaksa harus mandi lagi..."

        "Kita mandi pakai air hangat."

        "Tidak mau Tae..."

        "Harus mau." Taehyung langsung menurunkan kedua kakinya, tangannya menarik pergelangan tangan istrinya yang masih kekeuh menolak. Rosie berubah menjadi mannequin karena langsung terseret arus. "Mandi sendiri sajaaaaa."

        "Aku lebih suka mandi berdua." Intinasi rendah suara Taehyung mengudara sekali lagi. Sebelum akhirnya pintu kamar mandi dikunci dari dalam.

❄️❄️❄️

Lokasi: Rumah dan Laboratorium Kang Daniel

        Tangan Daniel menggerakkan mouse iMac dan mengarahkan kursor ke menit yang menjadi bahan pertimbangan atas dugaan kecurigaan terhadap perilaku tidak wajar dari Taehyung.

       Wajahnya cukup serius di depan layar monitor memperhatikan rangkaian kegiatan apa saja yang dilakukan Taehyung di luar pengawasannya, sambil bertopang dagu sebelah kiri.

        Dua kali Daniel mengulang di menit dan detik yang sama, memastikam gerak-gerik Taehyung sudah memang mencurigakan, sudut mata Daniel melebar terkejut setelah semuanya terbukti. Namun masih terlihat bisa bersikap seperlunya.

        Ditarik mundur ponselnya terburu-buru, dengan tujuan panggilan satu-satunya kepada seseorang.

Daniel: "Apa yang aku khawatirkan benar-benar terjadi bro."

Minhyun: "Akan ku urus sisanya.  Langsung temui aku jika sudah ku selesaikan. Aku tidak perduli sekalipun Taehyung sahabatku. Jika dia berbuat sesuatu yang membahayakan orang lain. Dia harus menerima konsekuensinya Niel."



S E L E S A I

Terima kasih atas perhatian rekan-rekan semuanya. Terima kasih supportnya (vote dan komen) kepada saya dan kepada para tokoh-tokoh visualisasi di dalam work ini. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini yang masih banyak kekurangannya.

Di Bawah Selimut ada sekuelnya. Saya coba publish secepatnya. Kalau belum saya publish juga. Tolong diingatkan kembali.

Salam sayang

Liu 💙

Di Bawah Selimut⚡TaeRosé [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang