Bab 8

883 166 20
                                    

Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta no. 28 tahun 2014, bagi siapa yang melanggar akan dikenakan tuntutan pidana dan perdata dengan penjara maksimal 10 tahun dan denda 1 miliar rupiah, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta @Wulanbenitobonita

Apa aku harus menggunakan sumpitan saat ini? Angelina berjongkok di depan kandang sambil mencari posisi terbaik untuk menembak panah bius ke bahu pasiennya yang tengkurap.

Sayangnya, bola mata Ramaik yang persis seperti seekor predator yang mengawasi mangsanya membuat Angelina menelan ludah. Keringat dingin mengalir pada punggungnya. Walau wanita itu telah menangani berbagai jenis hewan buas, tetapi tetap saja gentar merajai perasaannya.

"Jangan takut," ucap Fonda dengan mata berbinar seakan geli akan tingkah Angelina. "Dia tidak pernah melukai perempuan."

Angelina melihat ke arah manusia harimau itu dengan ragu. Meski Ramaik merupakan sosok yang aneh. Namun, dia sepertinya tidak berbahaya, terlebih kini kondisinya memang sedang terluka.

Fonda yang sedari tadi berdiri di sisi dinding dekat pintu jeruji tiba-tiba melekatkan ibu jari pada mesin kecil yang menyerupai saklar lampu. Suara besi beradu seketika terdengar, bersamaan pijar merah pada lampu mini yang berada di gagang pintu besi itu berubah menjadi hijau.

Kening Angelina berkerut kebingungan. Apa mereka akan membawa Ramaik ke meja operasi? Tetapi, di mana ranjang dorongnya? Bukankah akan lebih efektif kalau Nixon membantu mereka? Bagaimanapun pengawal bertubuh besar itu jauh lebih kuat dibanding tenaga dua perempuan disatukan.

"Masuk," perintah Fonda kepada rekannya.

"Apa?" Mata Angelina seketika melebar akibat terkejut. Apa perempuan gila itu ingin mengurungnya di sana? Bersama ... makhluk aneh itu?

"Masuk atau saya akan menembakmu."

Angelina menarik napas cepat ketika dia melihat sebuah pistol kecil diarahkan ke perutnya. "A-apa maksudnya?"

Fonda menelengkan kepala ke arah jeruji yang terbuka. "Cara ini lebih efektif. Saya tidak akan mengurung Anda di sana kalau itu yang Dokter khawatirkan. Namun, saya pasti akan menembak Dokter apabila dalam waktu sepuluh detik lagi Anda belum juga masuk."

Tingkah tidak normal Fonda menunjukkan bahwa otaknya korsleting, tetapi bukan itu yang dikhawatirkan Angelina. Dia memekik ketakutan dan masuk terbirit-birit ke dalam kandang sambil menjinjing seluruh perlengkapan juga peralatan pengobatan ketika si Sakit Jiwa meletuskan isi senjata hanya beberapa inci dari lengan kirinya.

Bau mesiu yang bercampur anyir darah terhirup Angelina. Wanita itu baru saja mencoba mencari di manakah peluru itu bersarang ketika suara besi tertutup mengejutkannya.

"Ke-kenapa Anda menutupnya?! Buka!" seru Angelina panik. Wanita itu langsung meletakkan barang-barang di tangannya ke atas lantai dan mencoba mendorong pintu jeruji itu sekuat tenaga. Dia bahkan belum membius makhluk itu!

Bayangan saat Bowo menghajar pasangannya di dalam kandang mendadak berkelebat di dalam benak Angelina dan meningkatkan rasa panik yang membuat jantungnya berdebar sangat hebat. Aku akan tewas dalam hitungan detik. "Buka pintu ini!"

"Berhenti membuat gaduh!" omel Fonda sambil melotot kesal. "Ini hanya prosedur standar agar binatang itu tidak mengambil kesempatan untuk melarikan diri."

Fonda menyimpan pistolnya ke dalam saku. Dia lalu berjalan menuju lemari, mengambil sebuah fail dari sana dan duduk di kursi plastik sambil menyilangkan kaki. "Cepat selesaikan pekerjaan Anda."

"Ta-tapi, saya belum membiusnya!" Angelina memekik frustrasi. Dia refleks menoleh ke arah Ramaik yang masih mengamatinya dengan posisi perut menempel pada lantai. Bulu kuduk wanita itu seketika meremang.

Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang