Bab 4

903 151 9
                                    

Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta no. 28 tahun 2014, bagi siapa yang melanggar akan dikenakan tuntutan pidana dan perdata dengan penjara maksimal 10 tahun dan denda 1 miliar rupiah, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta @Wulanbenitobonita

"Jadi, selain mengganti rugi kerusakan, mereka juga menawari pekerjaan?" Pertanyaan Paul yang dilatari oleh laporan berita pagi hari, memecah konsentrasi Angelina. Telur mata sapi bulat sempurna yang wanita itu harapkan untuk sarapan mereka, berubah seketika menjadi telur orak-arik.

"Iya, begitulah ....," jawab Angelina sambil menatap nasib akhir sang telur dengan pasrah. Dia memang tidak pernah jago dalam memasak. "Pakai kecap?"

Angelina memutar tubuh untuk menghadap suaminya. Paul terlihat sudah berpenampilan rapi khas orang kantoran dan sedang duduk di ruang makan yang hanya dibatasi konter minimalis dengan area dapur. Rambut belah pinggir pria itu sedikit berkilat, memantulkan sinar mentari dari deretan jendela dibaliknya.

"Boleh ....," jawab Paul sambil meraih cangkir kopi yang isinya tinggal setengah, lalu kembali menyesap cairan hitam itu. "Mungkin lain kali kamu bisa coba resep dari internet ....."

"Eng, iya ....." Angelina menanggapi usul suaminya sambil tersenyum jengah. Wanita itu memutuskan untuk menyelesaikan acara memasaknya dengan melumuri nasi telur mereka memakai kecap manis.

Aroma segar parfum Hugo Boss juga bau minyak rambut milik Paul sempat terhirup Angelina ketika menyorongkan sarapan suaminya. Mereka duduk berseberangan sehingga dia juga dapat menikmati pemandangan luar jendela.

Indah Dua kata yang selalu terngiang dalam benak Angelina ketika wanita itu menatap taman kecil buatannya melalui kaca jendela raksasa berbingkai kusen aluminium bercat putih: Sebuah air mancur bertingkat tiga dan berakhir pada kolam ikan air tawar, dikelilingi oleh beberapa tanaman hijau juga bunga lili putih.

Hati Angelina merasa nyaman dengan apa yang dia lihat dan sekarang waktunya untuk menikmati sarapan. Namun ketika wanita itu hendak menyuap nasi untuk mengisi perut kosongnya, pertanyaan lain kembali dia dengar.

"Jadi, kapan kamu pindah kerja?"

"Aku belum memutuskan ....." Ekspresi bimbang tergurat jelas pada wajah Angelina. "Aku menyukai pekerjaanku yang sekarang ...."

"Pekerjaan mengurus hewan berbahaya dengan bayaran hanya sedikit lebih besar dari UMR?"

Angelina sontak melemparkan tatapan jengkel ke arah suaminya. "Mereka tidak berbahaya .... Mereka manis dan penurut."

Namun, Paul tidak terlihat terkesan. Mata hitam pria berumur tiga puluh lima tahun itu malah menyipit ketika dia membantah mentah-mentah ucapan Angelina. "Manis yang kamu maksud itu ketika si gorila tiba-tiba nyolek tangan kamu sampai lebam atau pas si piton mutusin buat coba kabur dari kandang karena bosan?"

Bibir Angelina yang tanpa lipstik seketika mengerucut masam. "Namanya juga risiko pekerjaan. Wajar kalau ada sedikit kecelakaan ...."

"Angel ..., kamu tahu kalau aku sebetulnya tidak suka kamu kerja di kebun binatang, terlalu berbahaya. Kemarin pun kamu bilang si harimau hampir bunuh pasangannya sendiri, 'kan?" Paul kembali mengungkapkan rasa keberatannya. "Nah, sekarang ada tawaran kerja di rumah sakit manusia, gaji jauh lebih besar, dan kamu di sana hanya ditugaskan untuk membantu para peneliti. Kamu mikir apa lagi?"

"Iya, aku enggak bisa main berhenti juga, 'kan? Selain itu ...."

"Selain itu?"

"Aku tidak tahu ....." Beberapa kerutan kecil menodai kening Angelina. "Aku merasa ada yang aneh."

Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang