Bab 6

844 147 7
                                    

Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta no. 28 tahun 2014, bagi siapa yang melanggar akan dikenakan tuntutan pidana dan perdata dengan penjara maksimal 10 tahun dan denda 1 miliar rupiah, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta @Wulanbenitobonita

Rabu, minggu pertama

Jam dinding Angelina menunjukkan pukul delapan pagi tepat ketika Fonda melangkah masuk. Riasan rekannya hari ini sepertinya bertema gotik, di mana sepasang matanya dikurung oleh warna hitam dan ungu, belum lagi kuteks dan lipstiknya yang memakai warna merah gelap, sedangkan tubuhnya, yang terbalut setelan ketat berwarna hitam dirangkap dengan jas dokter, menyebarkan wangi manis menyengat.

"Sudah selesai sarapan, Dok?" tanya Fonda sambil melihat tumpukan piring basah yang baru saja dicuci oleh Angelina. Dia kemudian melirik ke arah tepi pakaian rekannya yang agak lembab sebelum menoleh ke arah lain.

Pipi Angelina seketika terasa hangat akibat malu. Fonda seakan sedang mengkritik kebiasaannya yang mengeringkan tangan dengan ujung baju dan kali ini korbannya adalah kemeja gombrong biru lengan pendek yang dipadu dengan celana kain hitam. Wanita itu cepat-cepat memakai jas dokternya yang tergeletak di atas ranjang dan berjalan ke arah luar kamar sambil berkata, "Sudah, mari kita mulai orientasinya."

Angelina sempat mendengar helaan napas pasrah dari rekannya. Namun, dia memutuskan untuk mengabaikan penghinaan itu dan berbicara dengan nada cukup keras ketika Fonda menutup juga mengunci pintu kamarnya.

"Dokter Fonda, di mana kamar An ...."

Kalimat Angelina seketika terhenti ketika dia mendapatkan tatapan tajam dari perempuan berlensa kontak itu. Fonda hanya mendengkus malas dan berjalan mendahului rekan kerjanya. "Ayo ...."

Bibir Angelina seketika mengerucut, usahanya untuk bersikap ramah tidak dihargai sama sekali. Dia memutuskan menduplikat ekspresi beku Fonda dan mereka berjalan menyusuri lorong beralasan karpet merah gelap, menuju lift yang merupakan sentral lantai itu.

Lima menit berlalu ketika keduanya sampai di depan lift khusus karyawan yang terbuka lebar. Seorang pria berpakaian serba cokelat menyerupai daun kering, berdiri di sana. Dari warna kulitnya yang cokelat gelap dan rambut hitam pekat, dikuncir membentuk ekor kecil, sudah pasti dia orang Indonesia. Namun, laki-laki itu sangat besar dan tinggi, mungkin 180 sentimeter.

Apa dia campuran? Angelina membatin. Dia bahkan tidak sadar kalau terlalu lama mengamati otot-otot tubuh pria itu tanpa berkedip, sampai akhirnya mendapatkan seringai jenaka dari laki-laki tersebut.

"Selamat pagi."

Suara berat seakan menahan tawa benar-benar membuat harga diri Angelina jatuh ke titik terendah. Dia bahkan berencana untuk pura-pura terkena epilepsi saat itu juga. Untung sekali, ucapan Fonda berikutnya menyelamatkan keadaan dan bahkan membuat wanita itu terkejut.

"Pak Nixon, ini Dokter Angelina yang akan menggantikan saya."

"Eh? Dokter Fonda akan pergi ke mana?" ceplos Angelina begitu saja. Walau perempuan di sampingnya memiliki wangi menyengat dan wajah jutek penuh dempul, tetapi tetap saja dia adalah teman pertama Angelina di tempat baru ini.

Akan tetapi, sebelum Fonda menjawab, pria yang bernama Nixon itu sudah keburu merespons. "Baik, Dok, selamat atas promosinya."

Kedutan kecil, menandakan sebuah senyum terlihat sekilas pada bibir merah Fonda. Perempuan itu kemudian melangkah masuk, mengabaikan keingintahuan Angelina yang belum terjawab dan berkata dengan nada memerintah ke arah keduanya. "Ayo, kita sudah terlalu banyak membuang waktu."

"Silakan, Dok." Ucapan Nixon disertai gesture tangan seperti menghela ke arah lift membuat Angeline bergegas masuk ke sangkar besi berbentuk empat itu dan berdiri di sisi kanan Fonda yang mengambil posisi di tengah.

Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang