Bab 14

745 147 8
                                    


Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta no. 28 tahun 2014, bagi siapa yang melanggar akan dikenakan tuntutan perdata dan pidana dengan penjara maksimal 10 tahun dan denda 4 miliar rupiah, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta Wulan benitobonita

Suasana pukul setengah sepuluh di ruang latihan tidak terlalu berbeda dengan sebelumnya. Angelina duduk di dekat Fonda, sedangkan Nixon dan pengawal satunya berdiri di dekat pintu keluar.

"So, Doctors, what is your request?" tanya Mrs. Galina sambil menggerakkan kesepuluh jari di atas keyboard. "I suggest we focus on his agility."

Fonda terlihat berpikir setelah memberikan begitu saja berkas Ramaik ke Angelina, bahkan tanpa menoleh. Perempuan itu memiringkan kepala kemudian menjawab, "Let him dive."

"As you wish." Mrs. Galina mengetik cepat dan menekan enter.

"Mentaya River, Kalimantan, Indonesia."

Angelina menahan napas saat menyaksikan penampilan dalam kubah yang sebelumnya berlantai marmer dengan dinding kaca berubah secara perlahan. Pemandangan kali ini didominasi oleh air. Beberapa kapal kayu terlihat berjajar di tepian sungai dengan jarak antar kapal sekitar satu meter.

"This time, Inyiak will fight Man Eater Crocodile," jelas Mrs. Galina.

Buaya Muara. Jenis terbesar dari buaya yang ada.

Angelina langsung mengenali binatang yang disebutkan oleh operator mesin. Di kebun binatang terdahulu ada lima ekor buaya muara, di mana salah satunya memiliki berat 800 kilogram dengan panjang enam meter.

Punya rahang kuat, tetapi sekalinya mengatup, susah dibuka. Kelemahan pada mata, pilihan kedua telinga, dan hidung.

Angelina berusaha tidak terlalu memikirkan adegan yang akan berlangsung, selain latihan ini hanya merupakan hologram, harimau memang dikabarkan lebih unggul dibandingkan buaya.

  

Prosedur berikutnya pun dijalankan. Mrs. Galina menekan tombol dan kapsul yang membawa Ramaik naik secara perlahan dari permukaan dan makhluk itu berjalan keluar di atas perahu kayu bercat merah yang bergoyang pelan mengikuti gelombang air.

Rantai terlepas saat peneliti bule itu menekan tombol lain. Namun, Ramaik sama seperti biasa. Dia tidak langsung bergerak dan melihat sekeliling dengan waspada.

"Dokter Angelina, mengapa binatang itu tampak seperti gembel?" tanya Fonda sambil bersedekap. Perempuan itu mengamati penampilan Ramaik yang kini menelengkan kepala, untuk mendengarkan sekitar, dengan ekspresi tidak puas. "Saya rasa Dokter baru saja melalaikan tugas."

 "Tadi ada kecelakaan kecil," kilah Angelina sambil melirik Nixon yang berdiri dengan dada terbusung, mengabaikan ekspresi menahan tawa dari rekan pengawal satunya. Pria besar itu terpaksa diplester pada bagian dahi akibat kulitnya sedikit robek. "Pak Nixon luka. Saya harus mengobatinya."

Gemericik air terdengar dan membuat percakapan kedua perempuan itu terhenti. Mereka melihat ke dalam kubah saat Ramaik yang masih berdiri pada atap kapal kini menunduk.

Inyiak mengamati permukaan sungai yang beriak tanpa bergerak sama sekali. Perasaan Angelina pun menjadi gelisah.

Apa dia sedang berkaca? Tapi, kan, dia sendiri yang ngelempar cukurannya.

Poni Ramaik menjuntai turun, menutupi sisi wajah, sedangkan pinggang ke atas makhluk itu bermandikan cahaya matahari, menyebabkan kulitnya menjadi cokelat keemasan.

Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang