Bab 2

1K 157 16
                                    

Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta no. 28 tahun 2014, bagi siapa yang melanggar akan dikenakan tuntutan pidana  dan perdata dengan penjara maksimal 10 tahun dan denda 1 miliar rupiah, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta @Wulanbenitobonita

Lapar ...

Letih ....

Dan, sangat kesal!

Merupakan perasaan Angelina saat ini. Wanita itu mengikuti kendaraan yang menabraknya dengan emosi yang menjadi-jadi. Mereka baru saja melewati sebuah mini market dengan tulisan ATM terpampang secara jelas di dindingnya. Namun, si Fortuner masih saja terus melaju.

Angelina langsung menekan klakson sambil membuka jendela ketika kendaraan yang dia ikuti kini malah mengambil jalur khusus masuk tol Pasar Minggu. Wanita itu bahkan melupakan rasa malu dan berteriak sekuat tenaga. "Hei! Berhenti!"

Usaha Angelina tidak sia-sia. Kaca jendela supir Fortuner terbuka sebelum kepala pengemudinya menyembul keluar dan balas berteriak ke arah Angelina. "Maaf, Sis! Kita langsung ke bengkel saja, ya! Di dekat tempat kerja saya ada bengkel bagus dan murah! Biar semua saya yang tanggung!"

"Bengkel mana yang masih buka?! Ini sudah ham-" Protes Angelina terpotong ketika kepala si pengemudi Fortuner kembali menghilang dan kendaraan besar itu kini masuk ke antrian mobil yang akan membayar tiket tol.

"Dasar, Kadal Bermake up Dempul!" Angelina memekikkan sumpah serapah setelah dia menutup jendelanya. Langit sudah semakin gelap. Pilihannya hanya dua: terus mengejar si Menor atau pulang dan merengek ke Paul agar suaminya itu bersedia membantu membayar biaya perbaikan kendaraan.

Namun, tiba-tiba dari ponselnya, terdengar nada khas bahwa dia telah mendapatkan sebuah pesan. Angelina secara refleks mengambil telepon genggam itu dan membacanya.

Go, Tiger! Aku yakin kamu pasti bisa!

Napas Angelina sontak tertahan. Pesan singkat dari Paul membuat pipi wanita itu menghangat. Suara klakson dari kendaraan yang merasa terganggu dengan posisi "mendua jalurnya" mobil Angelina, menyadarkan dirinya untuk memutuskan pilihan.

Angelina menggigit bibir bawahnya dengan wajah penuh tekad. Wanita itu memantapkan diri menyusul Fortuner yang kini telah masuk ke dalam jalur bebas hambatan.

******

Lima belas menit dihabisi Angelina untuk mengikuti Fortuner yang berjalan dengan kecepatan sedang di depannya. Perut wanita itu terasa semakin perih karena keroncongan dan melihat jalan tol yang cukup ramai tidak membantu meningkatkan suasana hatinya.

Mendadak lampu seins kiri si Fortuner berkedip ke arah kiri. Tulisan berwarna putih BSD City terlihat di plang kotak hijau, penanda bahwa mereka akan menuju daerah itu.

"Akhirnya ...." Angelina menghela napas lega. Wanita itu sesungguhnya khawatir kalau si Fortuner akan membawanya hingga ke Merak. Dia langsung memutar setir untuk menyusul kendaraan tersebut.

Mereka terus melaju, melewati mal Aeon, sebuah mall baru yang dikelola perusahaan dari Jepang. Angelina menyukai tempat itu karena di sanalah dia pertama kali bertemu dengan Paul dan di sana juga Paul melamarnya.

Angelina tersenyum kecil, teringat kenangan termanis dalam hidupnya. Saat itu malam hari. Diterangi lampu taman Aeon yang memancarkan cahaya warna-warni, Paul tiba-tiba bersujud di hadapannya sambil membuka kotak cincin dan meminta Angelina agar bersedia menjadi pendamping hidupnya.

Namun, senyum Angelina menguap ketika dirinya menyadari bahwa mereka semakin menjauhi keramaian. Bangunan-bangunan bertingkat sudah tidak lagi terlihat dan sejauh mata memandang hanyalah jalanan kosong yang diapit oleh lahan kosong.

Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang