Bab 5

1K 152 12
                                    

Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta no. 28 tahun 2014, bagi siapa yang melanggar akan dikenakan tuntutan pidana dan perdata dengan penjara maksimal 10 tahun dan denda 1 miliar rupiah, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta @Wulanbenitobonita

Selasa, minggu pertama.

Angelina ditemani Paul berjalan memasuki Rumah Sakit Genma dengan perasaan berkecamuk, antara kagum dan resah. Kepala wanita itu terus-menerus menoleh ke berbagai arah untuk mengamati sekeliling.

Dua buah lift berukuran besar, berhadapan langsung dengan pintu kaca yang bergeser otomatis seakan mempersilakan mereka masuk. Stiker khusus pasien berada di lift kiri, sedangkan tulisan khusus karyawan ditempelkan pada pintu kotak besi kanan.

"Kayanya ke lorong kanan," ucap Angelina ragu. Wanita itu mendongak dan membaca tulisan ADMISSION yang tergantung di langit-langitnya, di mana koridor sebaliknya tertulis RUANG PRAKTIK.

Paul tidak membantah. Dia menyeret koper istrinya sambil ikut mengamati sekitar. Siulan pendek bernada memuji terdengar dari bibir tipis pria itu saat dirinya mengamati interior rumah sakit.

"Tempat ini luar biasa keren, Angel."

Paul berbisik saat sebuah robot pembersih mini berukuran bayi manusia dengan kedua kaki menyerupai kain pel yang terus berputar 360 derajat dengan laju pelan melintasi mereka. Angelina sendiri tidak dapat membantah, tetapi bukan karena mesin kudapan hingga minuman ringan yang berderet di sisi kanan ruang tunggu, ataupun televisi raksasa yang menampilkan nomor tiket antrian pada tiap ruang praktik. Namun, karena penampilan fisik para pasien yang menunggu santai di sofa-sofa biru gelap yang disusun saling berhadap-hadapan.

"Rumah Sakit Genma adalah rumah sakit yang dikhususkan untuk menangani para penderita kelainan genetik dan penyakit lainnya yang belum ditemukan obatnya."

Ucapan Dokter Reiner kembali terngiang di pendengaran saat Angelina melihat seorang gadis remaja berumur sekitar tiga belas tahun yang memiliki wajah tidak simetris dengan bagian telinga seakan dijahit asal, juga bentuk hidung tidak sempurna ataupun ketika mereka melewati dua orang pria dewasa dengan tubuh ditumbuhi bulu lebat sehingga penampilan keduanya lebih mirip serigala hitam, dibandingkan manusia.

Treacher Collins dan Hipertrikosis, simpul Angelina secara cepat. Sedikit banyak wanita itu juga tahu beberapa penyakit aneh pada manusia meski tidak secara mendalam.

Akan tetapi, jumlah pasien sepertinya tidak terlalu banyak, sebab lebih banyak sofa yang menganggur dibandingkan yang terisi. Satu dua suster berseragam gaun terusan putih dengan lis hijau dan topi putih dengan logo emas Genma Hospital pada bagian dada kanan pun terlihat melintas dengan santai sambil mengepit berkas pasien yang hendak dibawa ke ruang praktik di lorong sebaliknya.

"Permisi, kami tamu Dokter Fonda," ucap Paul saat keduanya sampai di meja panjang marmer putih di mana seorang perempuan berblazer abu-abu umur dua puluhan baru saja menutup telepon. Pria itu pun menunjuk ke arah istrinya yang masih mendongak dan mengamati langit-langit dengan terheran-heran. "Tolong beritahu, Dokter Angelina sudah sampai."

Kenapa banyak banget CCTV-nya?

"Oh, sudah sampai?"

Suara familier sontak masuk ke pendengaran Angelina. Wanita itu pun menoleh ke belakang dan menemukan perempuan yang telah menabrak mobilnya hingga penyok sudah berdiri di sana.

Dokter Fonda hari ini mengenakan blus ketat cokelat gelap dengan rok hitam di atas lutut dan dirangkap dengan jas putih khas dokter. Wajah perempuan itu dihias maskara, bedak, dan lipstik merah menyala, berbanding terbalik dengan juniornya yang hanya mengikat rambut memakai karet gelang juga kemeja hitam yang sedikit kebesaran hingga menyembunyikan bentuk tubuhnya.

Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang