Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Kendaraan Daihatsu Taruna hitam milik Paul melambat di depan lobi rumah sakit. Angelina pun tanpa sadar mengerang pelan ketika harus kembali ke tempat itu.
Kenapa hari Senin cepat banget.
"Paul, apa enggak bisa kita ke rumah sakit lain lalu buat surat izin?" bujuk Angelina tanpa berniat turun meski mobil sudah berhenti sepenuhnya. Bayangan para psikopat yang sudah menunggunya di dalam sana membuat perut wanita itu terasa mulas. "Aku sepertinya terkena asam lambung."
Akan tetapi, Paul malah memberikan tatapan menggurui. Dia memijat pelan hidung istrinya sambil menjawab, "Angel, enggak baik bolos kerja, apalagi kamu, kan, enggak sakit."
Angelina menelengkan kepala untuk melepaskan cubitan Paul. jantung wanita itu berdebar tidak nyaman.
Mungkin seharusnya aku ke kantor polisi kemarin, tapi gimana kalau ketauan mereka?
"Jangan cemberut, Angel." Paul memberikan senyumnya. "Sabtu pagi aku jemput, ya."
Pintu mobil tiba-tiba terbuka dari luar. Nixon berdiri di sana dengan senyum ceria. Kening pria itu tidak lagi ditempeli plester meski masih terlihat kebiruan. "Selamat pagi, Dokter. Senang Anda dapat datang tepat waktu."
Sebuah kecupan ringan dari Paul sontak mendarat pada pipi kanan Angelina. "Angel, nanti malam aku telepon, ya."
"Iya," balas Angelina sambil keluar dari mobil. Namun, sebelum menutup pintu, wanita itu berkata, "Paul, kalau Dokter Sandi atau pihak kebun binatang ada yang telepon soal Bowo, bilang aja Bowo cukup dikasih dosis biasa, dari laporan kemarin dia enggak kenapa-kenapa kok. Dokter Sandi aja yang terlalu panik."
"Seharusnya mereka enggak lagi ganggu kamu sama kerjaan mereka," keluh Paul. "Tapi, nanti kubilangin."
Pintu tertutup. Angelina menunggu mobil Paul keluar gedung saat suara Nixon mengganggunya. "Sudah siap, Dokter? Dokter Fonda sudah menunggu."
"Dokter Fonda?" Angelina menoleh ke arah pria besar yang sedari tadi tersenyum lebar. Suasana lobi rumah sakit dari luar terlihat sepi. Bahkan, wanita itu menduga kalau belum ada satu pasien pun yang datang.
"Dia sepertinya tidak puas dengan tindakan Dokter terhadap manusia kucing itu," jawab Nixon sambil mengayunkan tangan ke dalam gedung, meminta Angelina melangkah masuk terlebih dahulu. "Dan, saya sependapat dengannya. Hasil kerja Dokter luar biasa buruk dan sangat mengecewakan."
*****
"Kandang kotor, barang-barang berantakan, penampilan Inyiak malah lebih buruk dibandingkan sebelumnya, dan yang terparah Dokter meninggalkan dia dalam keadaan penuh potongan rambut!"
Deretan kata-kata bernada ketus dan tinggi meluncur keluar dari bibir merah Fonda dilatari ketukan stilleto wanita itu. Suasana kebun binatang rahasia Genma sama seperti biasa, ngeongan dan auman kadang terdengar kandang-kandang kaca yang berderet menuju tempat Ramaik berada.
"Saya bahkan merasa kalau Anda jauh lebih layak dijadikan makanan tigon dibandingkan menjadi dokter hewan!"
"Berhenti mengancam saya!" Angelina mengimitasi tatapan marah Fonda sambil mengepalkan kedua tangannya yang gemetar. "Sudah saya bilang sejak awal kalau saya tidak memiliki keahlian dalam bidang memotong rambut atau mencukur janggut, tetapi Anda sendiri yang memaksanya!"
Terlebih rambut dan janggut manusia! tambah Angelina dalam hati. Dia sudah mencoba berlatih di rumah dan berakhir dengan pisau cukurnya direbut oleh Paul akibat pria itu merasa jengkel dengan keamatirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjinakkan Inyiak [ Genma Series #1 ] Telah Terbit
FantasyAngelina tidak menyangka bahwa profesinya sebagai dokter hewan di kebun binatang menyebabkan dirinya diculik di siang bolong oleh Genma Corporation, organisasi rahasia yang melakukan rekayasa genetik untuk menciptakan makhluk-makhluk mitologi. Angel...