Chapter 11 : Manusia Ajaib

96 17 2
                                    


"Yang Mulia, terima kasih sudah menyelamatkanku" Plan berkata lirih pada Mean. Mean menatap Plan sebentar sebelum membuka suaranya.

"Plan, aku akan memberikanmu waktu seminggu untuk memikirkan ajakan ku" Plan mengerti apa yang dimaksud ajakan oleh Mean. Plan juga tahu Mean hanya ingin mendengarkan kata iya dari mulutnya dan pastinya tidak menerima penolakan.

"Tapi Yang Mulia, aku mohon Yang Mulia tidak menggangguku selama jangka waktu tersebut" Mean menatap tajam pada Plan. Namun sebelum Mean meluncurkan beberapa pertanyaan Plan membuka suaranya kembali.

"Aku tidak akan kabur lagi, aku berjanji. Hanya saja biarkan aku menjernihkan pikiranku Yang Mulia" Mean menghela nafas berat, dengan terpaksa ia mengiyakan permintaan Plan tersebut, lagipula ia masih bisa menyuruh pengawalnya untuk mengawasi pergerakan Plan.

"Baiklah, selagi aku menunggu jawabanmu aku akan mengurus undang undang pernikahan sesama jenis di kerajaan Hedestad"

Plan membelalakan matanya, ia tidak berpikir bahwa Mean sudah merencanakan untuk mengesahkan undang undangnya. Plan jadi sadar apapun jawabannya tidak akan mengubah keputusan pangeran Hedestad tersebut.

Dirasa sudah cukup pembicaraannya dengan Plan, Mean berjalan keluar dari ruangan tempat Plan dirawat. Diluar ruangan ia menemukan Perth dan ibu Han yang menunggu di kursi tunggu.

"Aku sudah memberikan waktu pada Plan. Tapi kau juga tahu bahwa ajakanku ini bersifat mutlak" Perth memutar kedua bola matanya sambil berbatin betapa straight forwardnya pangeran Hedestad tersebut, dan Perth hanya mengangguk mengiyakan.

"Untuk biaya rumah sakit sudah aku urus, jangan bertanya apa apa lagi" Perth bungkam, memang tidak ada yang perlu ia katakan pada Mean, karena ia tidak ingin ikut campur dalam masalah Mean dan Plan yang sepertinya agak rumit itu. Hidupnya sudah rumit, ia tidak mau mengurus hal yang bukan urusannya tersebut. Setelah Mean menghilang dari pandangan Perth, Perth masuk kedalam ruang rawat Plan untuk memastikan keadaan adiknya tersebut.

"Maafkan aku kak, karena menghindarimu aku malah tertangkap oleh sekutu" Plan mengeluarkan jurusnya yakni mata berkaca kaca dengan nada suara yang dilembutkan, tidak lupa untuk memanggil Perth dengan sebutan kakak yang jarang sekali Plan gunakan kalau tidak ada maksud tertentu.

"Kenapa sampai kabur begitu Plan? Ibu, Perth dan yang Mulia sangat menghawatirkanmu"

"Panjang ceritanya bu" Plan menguap sebentar menandakan bahwa ia mengantuk, sementara Perth yang mengerti gelagat Plan yang ingin menghindar dari pertanyaannya mendengus malas.

"Kau bisa menghindar hari ini Plan, tapi besok aku akan menanyakan hal tersebut kembali"

Ibu Han menggeplak lengan Perth. "Astaga Perth sudahi keingintahuan mu itu, kau sudah membuatnya kabur karena menanyakan hal yang tidak ingin dijawab Plan. Nak jangan dengarkan Perth, kau bebas mau cerita atau tidak"

Perth misuh misuh, Perth mengkode Plan bahwa Plan tidak akan bisa menghindar lagi darinya besok. Sementara Plan malah mengadu pada ibu Han kalau dia diancam oleh Perth, dan sekali lagi Perth digeplak oleh ibu Han membuat Perth meringis.

"Aku akan mengawasi mu Plan" Perth memberi isyarat lagi agar Plan berhati hati padanya.

"Perth berhenti menjahili adikmu, kalian sudah besar masih saja bertengkar karena hal hal kecil" Perth hanya mendelikkan matanya tajam pada Plan tak terima.

"Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Pangeran, tapi aku harap kau pikirkan kembali ajakannya" Plan mengerucutkan bibirnya tetapi kepalanya tetap mengangguk mengiyakan nasehat dari Perth.

Be My Husband [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang