"Sohee.. udah mama bilang kamu nggak perlu bantu beresin"
Nasehat rose kepada menantunya, sohee dengan cepat membawa piring kotor yang ada dimeja makan menuju dapur. Rose kemudian menggelengkan kepalanya pelan, betapa keras kepala menantunya, pikirnya.
"Nggak papa kok ma.. Habisnya sohee bosen dari tadi duduk terus"
Ujar sohee diakhiri cengirannya. Kemudian mereka melangkahkan kaki mereka menuju ruang keluarga untuk menemui chanyeol dan jisung yang tengah bermain game.
Sohee perlahan mendudukkan dirinya di sofa yang berada disamping jisung. Kemudian ia mengelus bahu suaminya lembut, jisung sontak mengalihkan pandangannya kearah sohee lalu tersenyum manis sambil mengecup perut sohee yang sudah membesar. Mereka sekarang berada dirumah orang tua jisung hanya untuk sekedar menginap.
Kandungan sohee sekarang sudah menginjak usia sembilan bulan, mereka juga sudah lulus sekolah dan juga banyak yang terjadi selama sembilan bulan belakangan ini. Sohee memang tak sering mengidam selama sembilan bulan belakangan ini, tetapi sekalinya ngidam itu membuat jisung kesal setengah mati.
Seperti ketika kandungan sohee baru menginjak usia tiga bulan, ia menangis tersedu-sedu karna jisung tak memperbolehkannya untuk memeluk jeno. Dan pada akhirnya ia menuruti keinginan istrinya itu, jam setengah dua belas malam ia menyuruh jeno untuk datang ke apart-nya.
Seminggu kemudian sohee ngidam ingin mencium mark, jisung dengan cepat menolak keinginan sohee. Ia tak mau istrinya mencium pria lain selain dirinya, beruntung sohee setuju. Tetapi sebagai gantinya sohee ingin melihat senyum manis jaemin ketika jaemin memasak, jisung menuruti keinginan sohee. Ia menyuruh jaemin untuk datang ke apart-nya saat itu juga, anaknya sungguh tau pria-pria tampan disekitarnya, pikir jisung.
Beruntung ketika kandungan sohee sudah memasuki bulan ke tujuh ia tak mengidam yang tidak-tidak lagi. Dan sekarang tinggal menunggu hari untuk menanti keluarnya baby J, mereka tak sabar untuk melihat jagoan mereka. Jagoan? Yah anak mereka berjenis kelamin laki-laki.
"Kamu kalo ngantuk tidur duluan aja dikamar nanti aku nyusul, habis ini selesai kok game-nya"
Ucap jisung sambil mengecup kembali perut sohee. Sohee menggelengkan kepalanya pelan
"Aku nunggu kamu aja"
Putus sohee, jisung tersenyum mendengarnya. Rose yang melihat interaksi anak dan menantunya merasa bahagia, ia bahagia ketika anaknya juga bahagia.
"Yess! Jisung menang!"
Histeris jisung, lalu ia menjulurkan lidahnya kearah chanyeol. Chanyeol mendengus pelan sambil membereskan bungkus-bungkus camilan yang ia dan anaknya makan tadi.
"Papa emang sengaja ngalah, soalnya papa kasian liat kamu kalah terus" Sanggah chanyeol
"Yaudahlah pa.. Kalau kalah ya kalah aja, jangan pakek alesan segala"
Ucap jisung sambil tertawa kecil. Chanyeol dengan cepat menepuk pantat jisung dengan lumayan keras, membuat sang empu meringis kesakitan. Sohee dan rose tertawa melihat tingkah anak dan ayah dihadapan mereka yang sama-sama tak mau mengalah.
"Kita istirahat sekarang aja yuk, udah lumayan malem juga"
Ajak jisung yang langsung dibalas anggukan oleh sohee. Jisung membantu sohee untuk berdiri, karna sohee sedikit kesusahan karna perutnya.
"Mah pah kita ke atas dulu yah"
Pamit sohee kepada mertuanya. Rose kemudian mengelus perut sohee sambil tersenyum
"Hmm.. Kasian cucu mama pasti sekarang capek pengen tidur"
Ucapan rose membuat semua orang terkekeh, sohee lantas menganggukkan kepalanya kemudian ia dan jisung perlahan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/204654285-288-k960456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah || Park Jisung[✓]
Fiksi Remaja[End] Kim Sohee yang harus terima di jodohkan dengan anak dari teman papanya yang tak lain adalah musuhnya sendiri, Park Jisung. Di jodohkan hanya karena perjanjian konyol yang kakek mereka buat. Ia mau menolaknya, Tetapi ia juga tak bisa menolaknya...