"YAA! PARK JISUNG!"
Teriak sohee. Teriakan yang sama seperti yang ia lakukan dirumah sakit tiga tahun yang lalu.
"Kamu gigit pipi hesung lagi?!"
Kesal sohee sambil membawa hesung yang menangis digendongannya.
Park Hesung, putra mereka yang sohee lahirkan tiga tahun lalu. Walaupun jisung memilih sohee, ia merasa beruntung ketika dokter yang menangani sohee kala itu keluar dari ruang operasi dan mengatakan bahwa nyawa ibu dan sang bayi bisa terselamatkan.
Jisung menyengir dengan wajah watados-nya ketika mendengar omelan sang istri.
"Ya habisnya dia nggemesin banget sih"
Ucapan jisung membuat sohee menghela nafasnya kasar. Bukan sekali dua kali jisung menggigit pipi putranya dengan alasan bahwa putranya itu terlalu menggemaskan.
Sohee berjalan mendekati jisung yang berada diruang tengah sambil menonton televisi. Kemudian ia mendudukkan dirinya disamping jisung, lalu menatap putranya yang masih menangis walaupun tak sekencang tadi.
"Udah yah, hesung jangan nangis lagi. Nanti mama yang bakal pukul papa, ok."
Ucap sohee sambil mengelus pipi putranya yang masih memerah. Kemudian mencium kedua pipi putranya dengan gemas,
"Cup cup.."
Lanjutnya sambil memeluk sayang tubuh putranya itu. Hesung langsung mengalungkan tangannya ke leher sohee dengan isakan yang masih keluar dari mulut kecilnya.
Jisung menatap istri dan anaknya dengan senyuman bahagia yang terpatri diwajahnya. Ia berterima kasih pada tuhan karna telah memberikan dua malaikat yang sangat ia sayangi ini kedalam hidupnya.
Jisung ikut memeluk sohee dan hesung dari samping. Kemudian ia mengelus pucuk kepala putranya dengan sayang.
"Maafin papa yah"
Mohon jisung sambil menangkupkan kedua tangannya kearah putranya. Hesung mengusap wajahnya pelan menggunakan tangan mungilnya, lalu merentangkan kedua tangannya kearah sang papa pertanda ingin dipangku oleh sang ayah.
Jisung dengan cepat membawa tubuh putranya dan membawa tubuh mungil itu ke pangkuannya, kemudian mencium kedua pipi tembam milik putranya dengan gemas.
"Nanti anak-anak jadi kesini?"
Jisung membalas dengan menganggukkan kepalanya tanpa menoleh, ia masih sibuk berceloteh dengan putranya.
"Icung ganteng banget sih"
"Anak siapa sih?"
Tanyanya gemas yang tak dibalas oleh hesung. Sohee merolling eyes-nya malas, hampir setiap hari jisung menanyakan pertanyaan ini dan setelah itu ia akan membanggakan dirinya sendiri karna hesung sangat mirip dengan dirinya.
"Anaknya jeno"
Jisung mendelik tak suka ketika mendengar sahutan sohee. Ia kembali menciumi hesung kemudian memeluknya erat, sohee menepuk pelan bahu jisung
"Heh! Hesung-nya nggak bisa nafas!"
Kesal sohee ketika ia melihat putranya dipeluk jisung dengan sangat erat. Jisung memanyunkan bibirnya kesal,
"Kamu sih.. Hesung kan anak aku. Lihat! Dia mirip aku, nggak mirip jeno"
Sohee menghela nafasnya pelan, kemudian mengambil alih hesung yang berada di pangkuan jisung,
"Aku mau mandiin hesung dulu.. Nanti kalo anak-anak dateng panggil aja aku dikamar"
Baru saja sohee mau melangkahkan kakinya, jisung lebih dahulu memegang ujung baju sohee dengan senyum miringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah || Park Jisung[✓]
Ficção Adolescente[End] Kim Sohee yang harus terima di jodohkan dengan anak dari teman papanya yang tak lain adalah musuhnya sendiri, Park Jisung. Di jodohkan hanya karena perjanjian konyol yang kakek mereka buat. Ia mau menolaknya, Tetapi ia juga tak bisa menolaknya...