Semenjak pulang dari rumah sakit, sohee tak henti-hentinya melamun. Apa ia harus memberitahu sahabat-sahabatnya kalau ia tengah hamil?. Pintu kamar terbuka menampilkan jisung dengan senyum manisnya sambil membawa segelas susu ditangannya. Jisung melangkah mendekati sohee yang sedang melamun di sofa kamar mereka. Ia tahu apa yang sedang sohee pikirkan, dengan perlahan ia menggenggam lembut tangan sohee. Sohee langsung tersadar dari lamunannya, ia membalas senyum manis jisung tak kalah manis.
"Aku tau apa yang lagi kamu khawatirin. Tenang aja, kamu nggak sendirian. Ada aku yang selalu ada disamping kamu"
Sohee sedikit tenang setelah mendengar ucapan jisung. Benar, ia tak sendiri, jisung ada bersamanya. Ia menghela nafas pelan, kemudian membalas genggaman tangan jisung dengan erat.
"Aku nanti mau ketemu sama yeri dan ara di cafe depan apart"
Izin sohee. Jisung mengernyitkan keningnya, apa sohee ingin memberitahu sahabatnya?.
"Kamu mau ngomong soal ini sama mereka?"
Pertanyaan jisung dibalas anggukan oleh sohee. Ia sudah memutuskan untuk memberitahu ini pada sahabatnya.
"Iya, aku nggak mau nyembunyiin apa-apa dari mereka"
"Yaudah. Aku juga nanti mau ngomong perihal ini sama anak-anak"
Ucap jisung. Sohee mulai menyandarkan badannya di dada bidang jisung, kemudian tangannya beralih untuk mengelus perutnya yang masih rata itu. Jisung mengecup pucuk kepala sohee berkali-kali dengan sayang, tangannya sudah ia gunakan untuk memeluk sohee dari belakang.
"Aku nggak nyangka kalo bentar lagi aku akan jadi seorang ibu"
Ucap sohee tiba-tiba. Pandangannya masih menatap lurus kedepan, jisung kemudian meletakkan dagunya di bahu sohee.
"Aku juga nggak nyangka kalo bentar lagi aku akan jadi seorang ayah"
Sahut jisung. Ia mulai melepaskan pelukannya dan mengambil susu yang ia bawa tadi, Kemudian menyerahkannya pada sohee.
"Nih minum dulu susunya. Biar ibu sama baby-nya sehat"
Sohee dengan senang hati menerima susu yang jisung buat. Lalu ia mulai meminum susu tersebut hingga habis, kemudian meletakkan gelas kosong itu di atas meja yang berada dihadapannya. Jisung kembali membawa tubuh sohee kedalam dekapannya sambil tersenyum bahagia. Aah dia masih tak percaya dengan ini semua, ia dan sohee sebentar lagi akan menjadi orang tua. Ia sungguh merasa sangat bahagia sekarang.
-
-
-Sohee sudah berada di cafe sejak sepuluh menit yang lalu. Dihadapannya ada kedua sahabatnya yang sedang meminum minuman pesanan mereka sambil memandang bingung sohee. Sohee menghembuskan nafasnya pelan,
"Gue mau ngeberitahu sesuatu sama kalian" ucap sohee. Yeri dan ara kembali memfokuskan pandangannya kearah sohee.
"G-gue.."
Sohee menghentikan ucapannya, membuat yeri dan ara semakin penasaran dengan apa yang akan sohee katakan.
"Gue hamil"
Ucap sohee pelan sambil memejamkan matanya. Tapi tunggu, kenapa ia tak kunjung mendengar suara kedua sahabatnya? Perlahan ia membuka kedua matanya, yang ia lihat pertama kali adalah wajah terkejut yeri dan ara. Yeri dengan mulut menganga lebar dan ara yang menutup mulutnya dengan tatapan berbinar.
"Gila! Gue bentar lagi bakal punya ponakan!"
"Huaaa bentar lagi bakalan ada yang manggil gue aunty cantik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah || Park Jisung[✓]
Novela Juvenil[End] Kim Sohee yang harus terima di jodohkan dengan anak dari teman papanya yang tak lain adalah musuhnya sendiri, Park Jisung. Di jodohkan hanya karena perjanjian konyol yang kakek mereka buat. Ia mau menolaknya, Tetapi ia juga tak bisa menolaknya...