Sohee sudah mengetuk pintu rumahnya beberapa kali tapi tak kunjung ada yang membukakan pintu untuknya. Ia menatap hesung yang ada digendongannya,"Kayaknya oma, opa sama uncle tae nggak ada di rumah. Kita nginap di apart aunty ara aja yah"
Hesung mengangguk lemas, sohee paham pasti putranya ini mengantuk karna habis menangis.
Ia melangkah menuju mobilnya, setelah masuk ia meletakkan hesung di kursi belakang yang memang sudah di desain khusus untuk hesung.
Sohee menatap lamat-lamat wajah putranya itu, perlahan matanya memanas lagi ketika ia mengingat kejadian tadi. Ia mengecup kepala putranya itu dengan sayang,
"Maafkan mama, maaf jika mama setelah ini memutuskan untuk membesarkanmu sendiri"
Lirihnya, air matanya kembali membasahi wajahnya. Sohee kau tak boleh lemah seperti ini, kau harus kuat demi hesung, pikir sohee. Kemudian ia mulai menyalakan mobil dan pergi ke apart sahabatnya.
-
-
-Sohee sudah memencet bel apart ara, sedangkan hesung sudah tertidur pulas digendongannya. Tak lama pintu apart terbuka menampilkan sahabatnya itu yang kelihatannya baru selesai mandi.
"Kok.. Tumben lo kesini"
Sohee merolling eyes-nya malas, lalu ia menatap datar ara. Ara yang ditatap pun memberikan cengiran dengan wajah watadosnya,
"Ayok masuk"
Sohee memasuki apart ara, baru saja pintu apart ditutup oleh ara,
"Gue sama hesung malam ini nginap disini dulu yah"
"Emm gimana ya so.. Bukannya nggak boleh. Tapi nanti malam bokap sama nyokap gue mau nginap disini."
Ara menatap sahabatnya dengan tatapan tak enak. Sohee tersenyum tipis melihatnya,
"Nggak papa deh nanti gue pulang aja. Tapi biarin gue disini sampek sore ini aja yah"
Pinta sohee yang diangguki ara. Sekarang mereka sedang berada dikamar ara, hesung sudah sohee baringkan diranjang ara. Kini ia sudah duduk di sofa dengan ara disampingnya,
"Lo lagi ada masalah?"
Sohee menghela nafasnya kasar, memang ara adalah sahabatnya yang paling peka.
Tanpa izin air mata sohee keluar untuk yang kesekian kalinya hari ini, ara yang melihat sahabatnya menangis dengan cepat membawa tubuh sohee kedalam dekapannya. Ia menepuk pelan punggung sohee berniat menenangkan sahabatnya itu.
"Ada apa?"
Tanya ara lembut. Sohee menggelengkan kepalanya dalam dekapan ara, ia tak ingin menceritakan itu sekarang.
"Nggak papa kalo lo masih nggak mau cerita, nanti kalo lo udah siap.. Cerita sama gue"
Ujar ara sambil menghapus air mata yang ada dipipi sohee. Sohee menganggukkan kepalanya pelan, kemudian ia menatap putranya yang tertidur pulas diranjang sahabatnya.
Kenapa jisung menyelingkuhinya? Apa karna sohee tak secantik dulu lagi? Atau memang karna jisung tak mencintainya?
Jika jisung tak mencintainya, kenapa jisung malah menolak untuk menceraikannya empat tahun yang lalu? Kenapa jisung malah mengatakan bahwa dia mencintainya? Arghh sohee pusing memikirkannya.
Tapi tidak untuk kali ini, malam ini ia harus mengungkapkan keputusannya pada jisung.
-
-
-"Ma katanya kita mau nginap di apalt-nya aunty ala"
Tanya hesung pada mamanya. Sohee mengelus lembut rambut putranya sambil tersenyum tipis,
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah || Park Jisung[✓]
Novela Juvenil[End] Kim Sohee yang harus terima di jodohkan dengan anak dari teman papanya yang tak lain adalah musuhnya sendiri, Park Jisung. Di jodohkan hanya karena perjanjian konyol yang kakek mereka buat. Ia mau menolaknya, Tetapi ia juga tak bisa menolaknya...