CHAPTER 7

14 3 0
                                    

• - •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• - •

Kamu harus tau, nak. Ibu sangat menyayangimu mu.

- S -
Ibu mu

Luna meremas kertas yang ada di tangannya sekarang. Ia semakin membenci ibunya.

"Sebenarnya ibu sayang sama gue gak sih?!" tanya Luna pada diri sendiri sambil menghapus air mata yang mengalir dari sudut mata nya.

"Tapi, Bu Patmi bilang gue ditinggalin pas hujan? Terus kenapa kasih surat dan nyesel?" lanjut tanya Luna yang dibalas keheningan.

Luna menggeleng lirih, "gue harus tanya Gilang," ia pun mengangguk-anggukan kepalanya seakan membenarkan ucapannya sendiri.

Luna mulai bangkit dari atas kasur dan menuju pintu lalu tak lupa menutup kembali pintu kamarnya.

Luna berjalan mencari keberadaan Gilang. Kepalanya celingukan sana sini mencari Gilang. Tidak sadar di depan sana terdapat Bu Patmi yang tengah mencari-cari sesuatu.

DUK!

"Astagfirullah!" ucap Bu Patmi terkejut mendapati dirinya ditabrak oleh Luna.

Luna yang tidak sadar, masih asik mencari Gilang pun menoleh ke kanan lalu menunduk. "Bbu-bu Patmi? Sejak kapan ibu disitu?" tanya gugup sekaligus kaget Luna.

Bu Patmi pun bangun dari posisi tubuhnya yang menunduk. Ia berkacak pinggang pada Luna sambil memasang ekspresi marah, "ibu dari tadi disini. Kamu? Ngapain nabrak ibu?" mendengar nada marah dari Bu Patmi, Luna pun menundukkan kepalanya merasa bersalah, "maafin Luna ya, Bu. Luna gak sengaja," nada lirih penuh penyesalan pun terdengar dari mulut Luna.

Bu Patmi tersenyum. Ia mengelus puncak kepala Luna, "ibu bercanda sayang. Jangan sedih gitu dong," spontan, Luna mendongak pada Bu Patmi yang tengah tersenyum pada dirinya yang berbeda tadi.

Luna tersenyum kecil, "beneran?" Bu Patmi mengangguk yakin. Ia memegangi lengan kanan Luna, "kamu cari siapa, Lun?" Luna yang mendapat pertanyaan itu, mulai berperang dengan otak dan hatinya.

'Apa gue jujur aja? Tapi nanti dikira gue gak percaya sama Bu Patmi.'

"Luna lagi cari gelang Luna, Bu."

Bohong.

Maafin Luna, Bu. Janji ini yang terakhir kali.

Bu Patmi mengerutkan keningnya, "gelang? Gelang yang di kasih Satria ke kamu itu?" tak yakin, Luna mengangguk kecil sambil memperhatikan Bu Patmi.

"Lagian kamu di ilangin. Cari sana," suruh Bu Patmi yang langsung diangguki Luna.

Luna menghindari tatapan Bu Patmi, "yaudah. Luna cari dulu ya, Bu. Ibu hati-hati," peringat Luna sambil berjalan kembali mencari Gilang.

LUNARA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang