• - •
"Ajak gue ketemu temen lo itu ya,"
"Luna!"
Otomatis kepala Luna langsung menoleh ke asal suara yang memanggilnya.
"Gilang?" tanya heran Luna karena melihat wajah Gilang seperti emosi.
"Ikut gue!" Gilang pun tanpa basa-basi langsung menarik lengan kiri Luna dengan cepat.
Luna yang mendapat serangan itu jelas terkejut bukan main, "Gilang? Ada apa sih? Lepasin! Sakit, Lang!" tanya Luna sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Gilang yang berada di tangannya.
Keras sekali.
Gilang tidak menjawab pertanyaan Luna. Ia tetap membawa paksa Luna entah kemana.
Satria yang melihat Luna ditarik paksa oleh Gilang pun jelas tak terima. Ia ingin mengikuti namun terhenti karena perkataan pedas Gilang tadi.
"Gak usah ngikutin, sialan!"
Sebenarnya tanpa perkataan Gilang tadi, bisa saja Satria langsung mengikutinya. Namun, melihat wajah emosi Gilang membuat Satria sedikit mengurungkan niatnya.
"Mereka kenapa?"
***
BRAK!!
Dorongan pintu UKS terdengar sangat keras. Tanpa ampun, Gilang mendorong Luna ke tembok.
Gilang menatap manik mata Luna dengan tajam serta rahangnya yang mengeras.
Luna balas menatap teduh manik mata tajam Gilang.
"Lo kenapa sih, Lang?"
Rahang Gilang mengeras, "Harusnya gue yang tanya itu sama lo, Lun. Ngapain lo sama Satria lagi di kantin?"
Dahi Luna bergelombang, "Ya makan. Emang ngapain lagi?"
"Harus banget sama Satria?!"
Luna menoleh ke pintu keluar UKS, "Awas, Lang. Gak enak diliatin anak lain," ujar Luna mengabaikan pertanyaan Gilang barusan.
Sedangkan Gilang yang diabaikan Luna bertambah mengeraskan rahangnya, "Lo suka sama Satria?"
Refleks, kepala Luna menoleh ke Gilang, "Lo apaan sih, Lang? Pertanyaan lo gak lucu banget," ujar Luna dengan diiringi kekehan kecil.
Gilang makin merapatkan tubuhnya pada Luna, "Gue serius, Luna. Lo suka kan sama Satria?" bisik Gilang di depan wajah Luna.
Luna menggelengkan kepalanya menghindari tatapan Gilang, "Gak! Siapa bilang sih? Kalo ngomong sembarangan aja,"
"Lang! Awas! Munduran nap--"
Gilang memotong ucapan Luna, "Terus ngapain lo ngajak Satria buat ketemu temen nya itu? Bukannya semalem gak gue ijinin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNARA STORY
Teen FictionMemiliki keluarga yang utuh mungkin adalah keinginan setiap anak. Tetapi tidak bagi Luna. Baginya kehadiran orangtua tidak berarti apa-apa, karena ia masih bisa hidup tanpa kedua orangtuanya. Hanya bersama Bu Patmi dan anak-anak panti lain, ia suda...