CHAPTER 6

19 2 0
                                    

• - •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• - •

Selepas istirahat, Luna kembali ke kelas lebih dulu daripada Gilang. Tentang Satria, Luna juga bingung. Selepas makan tadi pemuda itu meninggalkannya begitu saja.

Luna tidak sedih. Hanya sedikit kesal, mungkin. Entahlah, rasanya aneh.

"Lun, gue mau nanya. Tapi, gue gak butuh alesan kali ini," ujar Gilang pada Luna yang tengah duduk bersandar di kursinya.

Luna memutar kursinya kearah Gilang, "soal Satria?" tanya Luna tepat sasaran.

Gilang mengangguk.

Luna menghela napasnya. Lalu memandang Gilang, "gue juga bingung. Padahal kemaren dia suka banget gangguin gue, tapi akhir-akhir ini lo tau lah dia kayak gimana. Mungkin gara-gara kejadian di halaman belakang sekolah kali ya," Luna menerawang kejadian beberapa hari yang lalu.

"Kenapa lo diem aja? Harusnya lo lawan Maira tadi," ujar Satria saat sudah berada di halaman belakang sekolah.

Luna duduk di lantai. Ia menelungkupkan kepalanya diatas lutut.

"Luna! Jawab gue!" ujar Satria. Pemuda itu mengangkat wajah Luna yang basah air mata.

"Karena dia bener," Luna terkekeh tapi matanya terus meneteskan airmata.

"Harusnya gue tau diri," lanjut Luna lalu sedetik kemudian, gadis itu menangis kencang.

Satria yang panik, langsung menarik Luna kedalam dekapannya.

"Gak usah didengerin," ujar Satria menenangkan.

"Gak ada yang sayang sama gue, gue bener-bener menyedihkan." ujar Luna sambil menangis di dada Satria.

"Banyak orang yang sayang sama lo Lun," Satria menjeda ucapannya.

"gue salah satunya." lanjut Satria.

Luna hanya memandang Satria.

Luna menggelengkan kepalanya. "Gak mungkin,"

"Apa yang gak mungkin?" tanya Gilang.

Luna memandang Gilang, ahh ia sedang menjelaskan kejadiannya pada Gilang, tapi untuk yang satu ini Luna tidak akan menceritakannya.

" Enggak, kejadian Yang pas gue nangis, kasian kali si Satria mangkanya dia jadi baik." ujar Luna berdalih.

"Yakin?" tanya Gilang tak yakin.

"Gak,  ehh maksud gue iya YAKIN!"

Gilang memandang Luna lekat-lekat.

"Ish! Gak usah ngeliatin! Pak Rudi dateng tuh!"

Gilang melihat kearah pintu, benar Guru bahasanya sudah datang.

LUNARA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang