CHAPTER 9

16 3 0
                                    

• - •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• - •


Luna menatap langit-langit kamar nya, "Gue penasaran banget sama yang punya kalung kayak gue. Tapi mana mungkin?" gumam kecil Luna sambil memilin kalung berbandul kupu-kupu yang berada di lehernya.

Luna bangkit dari tidurannya. Wajahnya menunduk memperhatikan kalung itu dengan amat teliti.

"Gimana mungkin cowok punya kalung kayak gini?" tanya Luna heran sambil memegangi bandul kalung nya.

Luna berpikir sejenak, "Gue harus minta Satria buat ketemu sama dia. Ya! Harus!" gumam penuh tekad lirih Luna dengan mantap.

Akhirnya dengan rasa penasaran yang sangat tinggi, Luna memberanikan diri untuk berbicara langsung dengan Gilang.

Tok... Tok... Tok...

Tengah malam seperti ini apakah Gilang masih melek?

Ceklek!

Gilang membuka pintu dengan wajah bantal. Ia mengucek-ucek kedua matanya dan mendongak siapakah gerangan yang menggangu tidurnya.

"Luna? Ngapain sih? Ini jam berapa coba," keluh Gilang sambil menutup mulutnya kala dirinya menguap.

Luna cekikikan. Ia menatap ragu-ragu Gilang, "Gue boleh ketemu sama temennya Satria gak, Lang?"

Gilang yang sedang memejamkan matanya itu langsung membuka dengan cepat seperti bukan habis bangun tidur. "Apa? Gak! Gak! Ngapain lo ketemu temannya Satria?"

Luna menjawab lirih, "Ya ... gue penasaran aja sama dia. Boleh yaaaa?" mohon Luna pada Gilang sambil mengedipkan mata nya dengan lucu.

Biasanya jika Luna mengeluarkan jurus ini, Gilang akan langsung meng-iyakan permintaannya.

Gilang menggeleng tegas serta menatap Luna tajam, "Gak! Gue bilang gak ya engga, Lun!"

Luna cemberut, "kenapa sih?! Lagian kan cuma ketemu doang sekali!" bantah Luna menatap Gilang yang lebih tinggi darinya.

"Sekali bisa berkali-kali, Lun. Pokoknya gue bilang gak boleh ya jangan. Udah malem. Lo balik ke kamar lo, terus tidur."

Kaki Luna maju menghalangi Gilang yang tengah menatap pintu kamarnya, "Tapi Lang!" panggil Luna dengan mengetuk-ngetuk kencang pintu kamar Gilang.

"Gilang! Gilang! Sekali aja ya, Lang! Please!" mohon Luna dengan sedih. Ia menempelkan wajahnya pada pintu kamar Gilang.

Hening.

"Gilang," panggil lirih Luna yang tidak ditanggapi satu orang pun didalam.

"BALIK KE KAMAR, LUN. JANGAN BERISIK! LO BANGUNIN ANAK PANTI!"

Teriakan Gilang dari dalam pertanda jika Gilang tidak ingin mendengarkan permintaannya serta menuruti dirinya.

Luna berbalik badan dengan posisi menyandar pada pintu kamar Gilang, "Bodoamat. Pokoknya tanpa ijin Gilang, gue harus ketemu sama dia!" gumam kecil Luna.

LUNARA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang