Memiliki keluarga yang utuh mungkin adalah keinginan setiap anak. Tetapi tidak bagi Luna. Baginya kehadiran orangtua tidak berarti apa-apa, karena ia masih bisa hidup tanpa kedua orangtuanya.
Hanya bersama Bu Patmi dan anak-anak panti lain, ia suda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• - •
Luna menutup pintu kamarnya. Gadis itu memegang dadanya yang berdegup kencang. "Huh! Satria ngeselin! Aduh, gue harus ngomong apa sama Gilang?!" Gadis itu mengacak-acak rambutnya frustasi.
Luna mengatur nafasnya perlahan. Setelah tenang ia memutuskan untuk mandi. Seusai mandi Bu Patmi memanggilnya untuk makan malam bersama. Karena menghindari Gilang, Luna berkata jika ia sudah makan bersama Satria tadi.
Beberapa menit kemudian seseorang mengetuk pintu kamarnya, "Kamelia? Loh? Kenapa gak makan?"
"Udah. Kakak yang kenapa gak makan?" tanya balik gadis kecil itu sambil mendongakkan kepalanya ke Luna.
"Kakak bohong. Makan aja ini," Kamelia memberikan piring itu pada Luna.
"Kak Gilang yang nyuruh kamu?" tanya Luna.
Kamelia hanya mengangguk.
"Yaudah kakak makan,"
Kamelia tersenyum. Sambil memperhatikan Luna, Kamelia bertanya, "kak, katanya temen sekolah Kak Gilang ada yang pesan kue banyak ya?"
"Hah?"
"Kakak gak tau? Itu Bu Patmi lagi bikin dibantuin Kak Gilang,"
Setelah tahu, Luna mulai menghabiskan makanannya dengan cepat.
Setelah itu ia pergi ke dapur dan membantu Bu Patmi. Ada Gilang disana, namun Luna tidak berniat menghampiri Gilang. Ia belum punya alasan untuk menjawab pertanyaan Gilang nanti.
***
"Ibu ... Luna tidur duluan ya," pamit Luna. Setelah mendapat anggukkan dari Bu Patmi, Luna pamit meninggalkan dapur.
Bu Patmi memandang Gilang tengah menatap Luna yang mulai menjauh.
"Kalian berantem?" tanya Bu Patmi.
"Besok juga baikan Bu. Gakpapa," jawab Gilang mencoba menenangkan Bu Patmi yang tampak khawatir.
"Yaudah. Besok dibujuk Luna nya biar ga marah, oke?" ujar Bu Patmi.
Gilang mengangguk.
Setelah selesai dengan pesanannya Gilang masuk ke kamarnya. Disana anak laki-laki yang sudah tidur semua.
Di kamar Gilang ada 4 ranjang tingkat 2. Jadi setiap orang tidak ada yang memiliki kamar sendiri, kecuali Luna.
Gadis itu mendapatkan kamarnya diusia 15 tahun. Gadis itu memiliki phobia terhadap gelap.
Gilang merebahkan tubuhnya di ranjang. Sepertinya besok ia harus mengajak Luna jalan-jalan.
Gilang tersenyum ketika mengingat Luna yang girang saat ia mengajaknya keliling kota.