"Ayaaang!"
Haechan dengan tengilnya melambaikan tangannya dengan ceria ke arah Yangyang yang sedang memantulkan bola basket bersama Jeno.
Jaemin yang sedang bersender di bawah ring basket dengan satu kakinya yang ditekuk ke atas itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil membuat gerakan ibu jari yang mengusap layar ponselnya ke atas terus menerus.
"Winteria Winata? Cantik Yang, sekelas sama lo kan," celetuk Jaemin yang membuat Yangyang sekarang melemparkan bola basket ke arahnya.
"Ayang! Tega bener!" Jaemin mengaduh sambil mengusap-usap lengannya yang kesakitan.
Jeno yang melihat ponsel Jaemin yang tergeletak menampilkan akun instagram Winter tersebut pun memungutnya,
"Cantik sih Yang, tapi pacar gue lebih cantik," komentar Jeno yang sekarang memperhatikan satu foto Winter menggunakan ponsel Jaemin, padahal cowok itu juga sekelas dengan Yangyang dan Winter.
Haechan cekikikan, ia tau sekali Yangyang tidak suka digoda seperti ini, apalagi mengenai rivalnya. "Matematikanya jago banget 'kan Yang?" tanya Haechan, dan kali ini dihadiahi lemparan kaleng minuman isotonik kosong dari Yangyang.
"Gue nggak peduli dia cantik kek jelek kek, gue mau dia enyah dari sini," Yangyang sekarang merebut ponsel Jaemin dari tangan Jeno dan membantingnya.
"ANJIR! HAPE GUE!" teriak Jaemin panik yang sekarang ikut menyapu lantai lapangan basket dengan lututnya bersamaan dengan gerak ponselnya.
Cowok itu lalu mendramatisirnya dengan seolah meratapi nasib ponselnya yang padahal baik-baik saja.
"Dia pinter biologi sama sejarah sementara gue biasa aja, gue nggak terima, gue lemah banget pelajaran hapalan," keluh Yangyang frustasi.
"Ya minta ajarin dong Yang, kan lucu ntar tiba-tiba jadian," Jeno kali ini berhasil menghindar dari pukulan Yangyang.
"Gue nggak peduli mau dia cantik kek, dia tetep ngancem posisi gue," ujar Yangyang lagi kemudian cowok itu melihat ke arah jam tangannya. "Eh, udah jam 5, cewek lo pada udah selesai eskul tuh, gue pulang duluan,"
Yangyang mengemasi barangnya sementara Haechan, Jeno, dan Jaemin saling bertatapan dengan usil,
"Klub debat bahasa inggris juga selesai loh Yang, anterin pulang kek Winter-nya,"
Yangyang berhenti sebentar, dia join debate? pikirnya, tapi cowok itu segera menghapus pikirannya tersebut, memilih tidak peduli.
"Gue. gak. peduli. BRAKKK!" ujar Yangyang menggema seisi lapangan yang memang kosong diikuti bantingan pintu yang membuat ketiga cowok itu semakin tertawa dengan jahil.
🍳🍳🍳
Yangyang PoV
Yangyang? Gue tau nama gue kedengeran aneh. Dari nama panjang gue, gue lebih milih marga gue buat nama panggilan.
Yang, gue emang ada darah chinese dari bokap-nyokap.
Dan Yangyang adalah panggilan gue dari kecil kecil, emang aneh banget kalo lo manggil gue dengan sebutan 'yang' yang malah kedengeran kayak 'sayang'.
That's mean everyone loves me right? Dan gue nggak ada masalah sama sekali dengan panggilan itu.
Walaupun kadang gue risih sih,
Apalagi emang banyak banget yang nyalahgunain itu buat godain gue,
"GITU AJA GAK BECUS! YAKIN TETEP MAU IKUT LOMBA? YANG ADA MALU-MALUIN TAU GAK?"
Well, itu keras banget sampe gue demi apa noleh buat hal gak jelas begituan.
Harusnya gue nggak kaget sih, klub debat bahasa inggris, kata anak-anak sih klub yang cuman buat tekanan mental.
Gimana enggak, meskipun debat membernya bagus sekalipun mereka bakal tetep kena marah katanya sih biar lebih bagus lagi kerjanya,
Dan no wonder hampir di setiap lomba, mereka menang.
Dan kelemahannya lagi, mereka punya banyak musuh, banyak yang keluar dan tidak bertahan lama dari ekstrakurikuler tersebut,
Tapi tetep aja kan-
Ah ngapain juga gue peduli? Gue melengos santai ke parkiran, kebiasaan sih anak klub debat bahasa inggris, udah dikasi ruangan sendiri malah suka nomaden,
Dan sekarang motor gue kehalang sama mereka,
Tsk, gue mendecak, kesel.
Tanpa peduli, gue tetep berdiri di tempat gue -nggak jauh dari kumpulan manusia ambis sertifikat itu, berharap salah satu dari mereka peka dan menyingkir biar gue bisa cepet pulang,
"NANGIS LO?"
Itu anak baru-
Entah siapa yang ngontrol gue tapi tangan gue sekarang udah nahan tangan cowok yang udah ambil ancang-ancang buat nampar anak baru pinter itu.
Cowok itu- Hyunsuk, kakak kelas yang gue benci banget.
Gue nggak pernah ngira Hyunsuk masih main fisik,
Dan parahnya lagi, yang lain cuman ngelihatin seolah tau selanjutnya mereka yang bakal digituin,
Hyunsuk natap gue tajam sebelum akhirnya menciut setelah tau dia berhadapan dengan siapa,
"Lo pulang sekarang sama gue,"
Dan entah siapa yang ngontrol gue pas gue ngomong gitu ke tuh anak baru yang masih nangis dan kelihatan jelek banget sekarang,
🍳🍳🍳
"Statement lo gak berbobot sama sekali tau gak?
Winter sudah pusing sekali, kata-kata kakak kelasnya- Hyunsuk yang menggantikan coach mereka hari ini cukup membuat harinya yang sudah buruk makin buruk saja.
Bimbingan olimpiade bersama cowok sombong yang tidak berjalan dengan baik sudah cukup membuatnya stress padahal.
Padahal ini baru hari ketiganya bersekolah di sekolah ini -juga menjadi anggota di klub debat bahasa inggris ini.
Ia tidak mengenal siapa itu Hyunsuk dan bagaimana cowok ini langsung menargetkan semua amarah kepadanya.
Padahal jelas-jelas tadi Nancy yang salah, tidak memanfaatkan waktu untuk menyampaikan argumennya dengan benar,
Tapi kakak kelasnya itu masih menyalahkannya,
Sebenarnya Winter tidak masalah akan hal tersebut karena Nancy juga sedang sakit hari ini sehingga tidak fokus.
Meskipun Winter tidak pernah suka cara coach nya menjatuhkan mental anggota klub ini agar lebih baik dengan kritikan pedasnya,
Ia lebih tidak suka dengan Hyunsuk yang sedari beberapa tim membuat argumen, cowok itu sudah membanting pulpen dengan tidak jelas dengan alasan typo atau merobek kertasnya dan menendang atau memukul siapa saja yang menjadi sasarannya.
Dan semenjak Winter maju karena gilirannya, sasaran cowok itu terus tertuju padanya,
Apakah argumennya seburuk itu?
"GITU AJA GAK BECUS! YAKIN TETEP MAU IKUT LOMBA? YANG ADA MALU-MALUIN TAU GAK?"
Winter sudah terlalu capek, beberapa kejadian hari ini cukup memeras otaknya,
Tanpa sadar air matanya jatuh, ia tau setelah ini kakak kelasnya itu akan memukulnya,
"NANGIS LO?" bentak Hyunsuk lagi, tangannya sudah mengambil ancang-ancang bersiap untuk memukulnya.
Winter mengerjapkan matanya bersiap untuk mendapatkan pukulan,
Sebelum sebuah tangan menahan tangan Hyunsuk untuk memukulnya,
Winter kaget,
Dan perkataan cowok itu selanjutnya lebih mengejutkan baginya,
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Side Up | Liu Yangyang
Hayran Kurgu[COMPLETED] Winter, murid pindahan yang langsung membuat satu sekolah heboh karena kepintarannya terancam pindah sekolah lagi, karena Yangyang tidak suka orang pintar lain selain dirinya. Namun, semua keadaan memaksa mereka untuk terus bersama. Kehi...