A W A L A N

1.3K 118 27
                                    

Mencari dan berburu makanan manis adalah hobinya. Saat ini, laki-laki berwajah oriental dengan lesung pipit menawan itu sudah mendatangi salah satu toko kelontong serba ada. Barang yang dicari adalah cokelat, makanan kesukaannya. Dengan menenteng sekantong plastik hitam berisi beberapa cokelat, laki-laki berkulit putih ini melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.

Ia bersenandung pelan guna mengusir kejenuhan selama perjalanan. Kebetulan, rumahnya memang sangat dekat dengan toko tadi, sehingga ia pulang pergi dengan cara jalan kaki. Hampir saja ia terjatuh karena tersandung batu, beruntung tangannya sudah bertumpu pada tiang listrik di sampingnya.

"Ini apaan, sih! Pake ada batu di sini!" teriaknya marah. Memang laki-laki ini terkenal dengan suara ngegasnya, ia menendang batu tadi ke semak-semak. Pandangannya sekarang beralih pada salah satu orang yang sedang menunggu angkutan di seberang sana.

Gue familier sama dia, gue kenal dia! Batinnya dengan heboh.

"Maroona!" ucapnya pelan namun bersemangat, ia segera berlari menuju perempuan yang sibuk menenteng laptop dan tote bag yang bertengger di pundaknya.

"Una?" panggilnya dengan ragu, takutnya salah orang.

Yang dipanggil Una itu tidak acuh dan lebih memilih untuk celingak-celinguk menunggu angkutan. Penampilannya sangat simple namun elegan. Perempuan muda dengan wajah yang teduh namun sikapnya sedikit cuek dengan orang asing. Apalagi dengan orang yang sok kenal, dia bisa antipati seperti ini.

"Jangan sok kenal sama gue!" ucap Maroona pedas, matanya sedikit menyipit karena siang ini cukup terik, ia kepanasan karena menunggu terlalu lama di sini.

Laki-laki ini mengulurkan tangannya di depan Maroona. "Kenalin, gue Fenly."

Sekali lagi, perempuan ini tak acuh. Ia segera melambaikan tangannya karena ada angkutan berwarna oranye yang mendekat dan ia segera masuk. Pantang menyerah, laki-laki bernama Fenly ini mengikuti langkah Maroona dan duduk di sampingnya. Angkutan ini cukup banyak penumpang, sehingga Fenly dan Maroona hampir duduk berdempetan.

"Lo nggak ada kerjaan ya selain ngikutin orang asing? Penguntit!" Maroona berujar sambil menatap Fenly yang di sebelahnya dengan sinis.

Fenly malah menatap wajah Maroona lekat, pikirannya terlintas pada satu nama, Macaronia. Mirip sekali. "Gue cuma mau kenalan sama lo, apa itu salah?"

Maroona hanya diam, ia malas menanggapi orang asing. Orang ini menambah daftar kesialannya hari ini.

Pertama, mobil miliknya tidak bisa dioperasikan, mesinnya mati total. Kedua, ia kesiangan dan harus segera berangkat ke kampus dengan naik angkot yang baru saja ia tumpangi selama hidup. Iya, ini perdananya naik angkot. Ketiga, mau tak mau ia harus sarapan dengan makanan yang paling ia tidak sukai, yaitu nasi goreng. Keempat, mengapa dia harus naik angkot dan berdesakan seperti ini. Kelima, Ibu-ibu yang duduk di sebelahnya membawa ayam jago dan baunya naudzubillah. Dan keenam, ia bertemu orang asing yang menyebalkan bernama Fenly ini. Dasar enam angka sial!

Tiba-tiba saja perutnya mendadak menjadi tidak nyaman karena sopir angkutan ini mengendarai dengan tidak santai, ditambah jalanan yang bergeronjal membuat Maroona merasa pusing. Maroona tiba-tiba menutup mulutnya.

Fenly menoleh ke arah Maroona. "Lo kenapa?"

Maroona menggeleng, lalu menatap plastik hitam yang dipangku Fenly.

Mampus, perut gue mual banget! Batin Maroona, ia sesekali memijat pelipisnya karena kepalanya semakin pusing.

Ayam jago milik Ibu-ibu di sebelah Maroona berkokok dan mengeluarkan bau tidak sedap. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Maroona saat ini? Perutnya campur aduk.

Perempuan ini dengan kasar merebut plastik hitam di tangan Fenly dan menumpahkan isi plastik itu di pangkuan Fenly, Fenly mendelik dan spontan menangkap cokelat-cokelat kesayangannya. Apa-apaan ini!

Mengejutkan seluruh penumpang, Maroona muntah di plastik hitam tadi. Ia tidak tahan dengan bau ayam jago milik Ibu sebelah. Tatapan jijik dan tidak suka sudah diberikan untuk Maroona oleh seluruh pasang mata yang ada di angkutan ini kecuali Fenly.

Fenly segera memijat tengkuk perempuan di sebelahnya, "Lo nggak pernah naik angkot, ya? Kok muntah sih?"

Maroona masih menuntaskan muntahnya, tidak memedulikan pertanyaan Fenly yang terdengar sangat penasaran itu. Setelah lega karena berhasil mengeluarkan seluruh isi lambungnya, ia menyikut Fenly tepat di perutnya.

"Ayam punya Ibu sebelah gue bau banget, gue nggak kuat!" bisik Maroona pelan ke telinga Fenly, laki-laki itu hanya mengangguk dan mengulum senyumnya.

Dua menit kemudian, Maroona mengetuk atap angkutan ini. "Kiri, Bang!"

Maroona turun dari angkutan diiringi Fenly yang susah payah merapikan cokelat-cokelat di tangannya. Plastiknya sudah menjadi tempat penampungan isi lambung Maroona.

"Nih, Bang! Sekalian bayar dua sama nih cowok!" ucap Maroona serta menyerahkan uang berwarna cokelat muda kepada kernet angkutan ini, lalu melewati Fenly yang sibuk dengan cokelatnya.

"Hei! Tungguin!" pekik Fenly yang mensejajarkan langkahnya dengan Maroona. Gadis itu sibuk menenteng bekas muntahannya dengan jijik.

"Itu mau lo bawa sampe masuk kampus?" tanya Fenly berseloroh sambil menatap plastik hitam di tangan Maroona, gadis itu kembali menatap Fenly sinis.

"Mau gue buang di tong sampah, lah! Lo nggak lihat di sini nggak ada tempat sampah?"

Maroona berjalan mendekati tempat sampah dengan tiga warna yang berbeda lalu membuang plastiknya itu di salah satu tong. Setelahnya, ia berhenti melangkah dan Fenly juga berhenti.

"Lo ngapain sih ngikutin gue sampe sini? Lo kuliah di sini? Enggak, kan? Balik aja sana!" tandas Maroona yang mengusir Fenly, namun laki-laki itu hanya senyum-senyum menatap Maroona.

Maroona bergidik, jangan-jangan dia ini orang gila? Ia segera meninggalkan Fenly sendirian sebelum ia benar-benar berurusan dengan orang yang tidak waras. Fenly masih berdiri di tempatnya dan menatap Maroona yang sudah jauh dari pandangannya dengan senyuman mengembang.

"Gue nggak akan nyerah untuk kenalan sama lo, Una!" gumam Fenly pelan. Ia rasa ia menemukan hal baru di sini.

💙💜
・written by・
𝓶𝓲𝓼𝓼𝓭𝓸𝓽𝓯𝓲𝓮𝓻𝓬𝓮

CdM 2: Ketik Ketuk Hati || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang