012| Kilas Balik

249 58 15
                                    

(yang uwuphobia siapkan amunisi jika tidak mau kambuh, wkwk. Selamat membaca𐇲)
________

Selain kenangan pahit, pasti ada juga kenangan manis layaknya minuman kopi. Begitu juga bagi Fenly, kenangannya dengan Macaronia terhitung lebih banyak kenangan manis dibanding kenangan pahit.

Seperti beberapa tahun yang lalu ....

“Nih! Green tea latte, tapi pake susu almond.” Fenly menyodorkan segelas minuman hangat ke arah Macaronia yang duduk di depannya.

Macaronia tersenyum lalu menerima pesanannya, “kamu tahu banget aku nggak bisa minum susu sembarangan.”

Fenly tertawa lalu duduk di depan Macaronia. “Kan aku menjaga kamu banget, perhatiin kamu banget.”

Keduanya tampak bahagia. Siang ini memang mereka sengaja mampir ke salah satu kedai kopi. Macaronia ingin meminta tolong Fenly untuk membantu mengerjakan tugas sekolahnya karena ia terlalu bingung meminta tolong kepada siapa lagi, apalagi Fenly itu jago soal pelajaran bahasa.

Tiba-tiba, Fenly meletakkan plastik putih yang terlipat rapi berbentuk segitiga di depan meja Macaronia. Perempuan itu mengerutkan dahi. Memang, kekasihnya ini selalu bersikap aneh seperti ini.

“Ini apa Fenly? Kamu aneh-aneh banget deh, ah, pake kasih aku plastik. Buat apa?”

Lesung pipit Fenly tercetak jelas, wajahnya tersipu sambil menatap Macaronia. “Buat kamu, ehehe..”

“Fenlyyyy,” rengek Macaronia lalu cemberut. “Iyaa tahu buat aku, tapi ini buat apa?”

“Buka dulu dong,” pinta Fenly singkat.

Macaronia semakin bingung. Apanya yang dibuka? Kok jadi ambigu begini.

Tawa Fenly pecah mendapati ekspresi Macaronia yang kebingungan lantas menjelaskan, “buka dulu itu lipetan plastiknya.”

Macaronia menurut sambil menggeleng heran. Fenly memang sering memberi sesuatu yang terkadang aneh nyaris unik seperti ini. Perlahan, Macaronia membuka lipatan per lipatan plastik putih itu. Ternyata, ini kantong plastik dari kedai kopi ini.

Perempuan ini sempat terkekeh sebentar karena perlakuan Fenly. Ia mengernyit heran sambil menatap Fenly dan plastik di tangannya bergantian. Ia tidak percaya. Maksudnya apa? Sungguh, bagi Macaronia ini perlakuan terlucu dari Fenly selama menjalin hubungan.

“Baca tulisannya dong, ayoo,” suruh Fenly, wajahnya sudah merah seperti tomat karena jujur ia malu memberikan ini kepada Macaronia.

Mau tidak mau Macaronia membaca tulisan di kantong plastik tersebut. “Cukup plastik ini saja yang lecek, jangan hubungan kita.”

Fenly menutup wajahnya, serius malu. Macaronia sudah terbahak-bahak setelah membaca tulisan itu. Setelah ini, Fenly juga ikut tertawa saat melihat Macaronia tertawa. Perempuan berumur 18 tahun itu menatap Fenly sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia tidak percaya Fenly bisa seperti ini.

“Apaan sih, Fen?”

Sambil meredakan tawanya, Fenly mulai membuka suara. “Iya itu ... maksud aku, jangan sampe hubungan kita lecek, kayak ...” Fenly menunjuk plastik yang masih erat dipegang Macaronia, “... itu.”

Pipi Macaronia bersemu dan kembali tertawa. “Lucu bangeeet, tapi ... nyaris alay, hahahaha nggak kuat ya Allah, capek ketawa!”

“Tapi ... kamu suka, kan?”

CdM 2: Ketik Ketuk Hati || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang