BRAK
Album foto yang berada di tangan Maroona itu jatuh dan terbuka acak di lantai. Maroona terkejut lantas mengambilnya dengan cepat. Ia mengusap album foto tersebut yang terbalut debu, pastinya barang ini sudah tersimpan lama di gudang.
Tiga foto bayi kembar.
“Mereka siapa? Apa iya ini gue sama Mbak Rana? Kalo iya, yang satunya ... siapa?”
Jakarta, 17 Februari 2000.
“Ini kan ... tanggal lahir gue sama Mbak Rana. Terus, berarti ini foto bayi gue sama Mbak Rana? Yang satunya, siapa?”
Maranatha, Macaronia, dan Maroona.
“Macaronia ... siapa? Ini apaan, sih?” Maroona mendengkus frustrasi, ia bingung dengan tulisan serta foto-foto yang baru saja ia temui hari ini.
Maroona segera menutup album foto itu dan membawanya ke ruang tengah. Ayah dan Ibunya masih ada di sana, sibuk pada pekerjaan masing-masing.
BRAK
Album foto tadi dibanting Maroona di atas meja ruang tengah, Ammar dan Ranti spontan terkejut lalu menatap heran Maroona.
“Macaronia siapa?”
Ammar langsung meletakkan ponselnya di meja dan menatap putrinya, sebenarnya apa yang terjadi?
“Runa, kamu kenapa?” Ranti menatap Maroona dan berniat menyentuh lengan putrinya namun ditepis pelan.
“Jawab! Macaronia siapa?!”
“Kamu ini ngomong apa? Lagi bahas apa, sih?”
Maroona tersenyum miring dan membuka album foto di meja, berhenti pada lembar tiga foto bayi kembar yang tadi. “Ini foto Runa sama Mbak Rana? Terus, yang satunya siapa?”
Keduanya bungkam. Sesuatu aneh terjadi hari ini. Ada hal besar yang disembunyikan oleh Ammar dan Ranti pada Maroona. Wajah mereka berangsur pasi dan gelagapan, tidak mampu menjawab pertanyaan Maroona.
“Runa sama Mbak Rana sebenernya punya kembaran lagi? Ayah! Ibu! Jelasin ke Runa!” teriak Maroona dengan napas memburu, matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis.
“...”
“... tadinya Runa cuma mau cari foto bayi Runa buat kebutuhan novel, ternyata ... Runa malah dapet sesuatu mengejutkan kayak gini. Kalian sembunyiin apa aja dari Runa selama ini?”
Diam lagi, Ammar hanya mampu diam lalu mengusap wajahnya kasar sementara Ranti memejamkan matanya, ia takut rahasia besar ini terbongkar saat ini juga.
“Jawab! Ayah, Ibu, kalian kenapa diem aja? Macaronia siapa?”
Maroona berteriak lagi, kali ini ia menahan isakannya agar tidak terdengar oleh kedua orang tuanya. Situasi semakin menegangkan ketika Maroona kembali membuka album foto di meja dengan gusar. Ia mengeluarkan foto tiga bayi kembar tadi dari tempatnya dan mengantonginya.
“Kalo Ayah sama Ibu nggak mau jelasin yang sebenarnya, biar Runa sendiri yang cari tahu!” cetus Maroona kemudian masuk ke kamarnya dengan bantingan pintu.
Maroona menangis keras di kamarnya. Ternyata, banyak rahasia yang belum terkuak di keluarga ini. Soal riwayat hipertensi-nya pun masih abu-abu, apa iya ia mendapat sakit itu dari gen atau bawaan lahir?
“Ayah sama Ibu jahat! Kenapa ngerahasiain ini dari Runa! Ternyata, Runa punya kembaran lain?”
Ia menangis lagi, isakannya lebih terdengar menyedihkan. Maroona membenamkan kepalanya di bantal dengan air mata yang terus jatuh tanpa henti.

KAMU SEDANG MEMBACA
CdM 2: Ketik Ketuk Hati || UN1TY [SELESAI]
Fanfic[30/30] - romansa; angst; drama Terpilih & masuk ke reading list 'Fanfiksi Unik, Beda Dari Yang Lain' oleh @WattpadFanficID bulan Februari 2021 ❝Tanpa disadari, kalian menghadapi masalah pelik yang sama, dengan orang yang 'nyaris' sama.❞ Masa lalu...