014| Mengawali Perpisahan

225 55 4
                                    

(Ingatlah bahwa tulisan ini hanya fiksi belaka ya, manteman. Selamat membaca♡)
________


Ini tentang hubungan dua sejoli yang berakhir. Awalnya mereka masih dapat bercanda tawa, hingga akhirnya perpisahan menjadi keputusan akhir yang diambil. Macaronia dan Fenly putus.

Beberapa tahun yang lalu.

Ting!

Dentingan suara sendok dan mangkuk porselen beradu dengan suara halus milik laki-laki yang masih menyandang status sebagai kekasih Macaronia Razaro.

“Makan buburnya ya, Oni.. dikiiit aja,” pintanya sambil melayangkan sesendok bubur di depan mulut Macaronia, perempuan itu menggeleng.

Seperti biasa, perempuan keras kepala dan to the point. Itulah Macaronia. “Nggak mau, Fen. Mual banget.”

“Dikit aja, biar perut kamu nggak kosong.”

Macaronia menggeleng lagi karena memang ia merasa mual, bahkan hanya mencium aroma makanan seperti bubur di depannya.

“Emoh, mual aku tuh,” tolak Macaronia lagi dengan logat Jawa yang terkesan dibuat-buat, Fenly tertawa kecil.

“Nggak pantes banget ngomong medhok gitu.”

Matanya melirik Fenly sedikit sinis, “panteslah! Mama Papa orang Jawa, kenapa aku nggak pantes?”

“Percuma kalo mengklaim orang Jawa tapi kelamaan tinggal di ibukota which is which is kayak gini.”

Macaronia mengerucutkan bibirnya, Fenly sedang menyindirnya atau menggodanya? “Iya sindir aja terus biar kamu puas!” Macaronia kembali melirik Fenly sinis, kekasihnya itu tertawa lagi.

“Lucu banget kalo lagi ngambek kamuu,” Fenly mengacak rambut Macaronia pelan, pipi kekasihnya berangsur berwarna merah. Oh my blush!

“Makan ya, dikit aja,” sambung Fenly.

Lagi dan lagi Macaronia menggeleng tegas, “seriusan Fen perut aku mual banget, nanti kalo aku paksain makan malah muntah di sini. Emangnya kamu mau bersihin muntahan aku?”

Anggukan Fenly terlihat mantap, “nggak apa-apa, aku bersihin nanti. Kan aku lagi jagain orang sakit, wajar dong—”

“—ih enggak, Fen! Kasihan banget kamu kalo harus beresin kayak gitu.”

Fenlu terdiam sebentar, menatap Macaronia intens. Ia selalu suka dengan mata milik Macaronia, indah dan menarik. Helaan napasnya terdengar berat, bingung harus membujuk Macaronia dengan cara apa lagi agar mau mengisi perutnya yang kosong.

“Terus aku harus apa biar kamu mau makan, hmm?”

Macaronia tampak seolah berpikir lalu wajahnya cerah, ia mendapatkan ingatannya, “Aha! Kamu ... beliin aku lollipop!”

“Ada gitu orang lagi sakit malah minta lollipop, ya cuma kamu doang tuh!” ujarnya sambil mencubit pipi Macaronia pelan, gadis itu menahan senyumnya.

Sekarang, Fenly yang tampak berpikir sebentar. “Gimana kalo aku nyanyiin kamu?”

Spontan Macaronia tertawa, “emangnya bisa banget nyanyi? Mau jadi penyanyi?”

“Bisa dong! Kan emang aku mau jadi penyanyi.” Fenly meletakkan mangkuk bubur di nakas dan beralih memainkan rambutnya.

Wajah Macaronia berangsur serius, membuat Fenly juga memasang wajah serius. Masing-masing tawa mereka mereda sambil terus saling menatap. Tanpa bicarapun mereka tahu akan ke mana arah topik pembicaraan kali ini.

CdM 2: Ketik Ketuk Hati || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang