Dua hari sebelum pembukaan galeri. Taehyung yang bosan berjalan-jalan disekitaran taman yang tidak jauh dari apartemen. Dia duduk termenubg ditemani dengan camera miliknya. Entah mengapa dia masih merasa jika Sakura masih hidup. Mungkinkan ini karena dia terlalu mencintai Sakura dan masih merasa bersalah?
Melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan di taman membuat hatinya sangat sakit. Akhirnya dia pergi meninggalkan taman.
Taehyung pergi meninggalkan taman dia harus bersiap- siap untuk kembali ke apartemennya yang nyaman. Dia juga harus bersiap-siap karena besok adalah pembukaan galeri fotonya.
Keesokan harinya. Galeri foto dibuka tepat pukul jam 11 siang. Pengunjung mulai berdatangan. Jeremy mengenalkan Taehyung ke beberapa teman pentingnya. Namun wajah Taehyung seperti biasa datar. Bukan berati dia benci dengan keramaian tapi hanya dia sudah lupa bagaimana mengekspresikan rasa senang atau bahagia.
"Mr. Song perkenalkan dia adalah Kim Taehyung yang fotonya ingin kau beli." Jeremy mengajak Taehyung menemui seorang pria paruh baya yang disampingnya berdiri seorang gadis muda berusia awal 20an.
"Kim Taehyung senang bertemu denganmu." Mr. Song menjabat tangan Taehyung.
"Senang juga bertemu denganmu Mr. Song." Jawab Taehyung.
"Aku sangat menyukai hasil fotomu yang berada diujung koridor itu." Mr. Sing menunjuk arah foto. "Aku berniat membelinya untuk koleksi pribadi. Berapa harga yang kau tawarkan?"
"Aku tidak tahu."
Mr. Song dan Jeremy tertawa. Begitupula dengan gadis yang berada disebelah Mr. Song.
"Kau bisa bicara denganku nanti Mr. Song." Jeremy menepuk bahu Mr. Song. "Sebelumnya perkenalkan gadis cantik disebelahmu Mr. Song."
"Dia adalah Song Anna. Dia anak gadisku."
"Aku Anna."
"Senang berkenalan denganmu Anna." Balas Jeremy dengan hangat.
Namun sepertinya Anna lebih memilih balasan dari Taehyung daripada Jeremy.
Taehyung tampak tidak peduli.
"Taehyung aku adalah penggemarmu." Ucap Anna.
"Terimakasih." Jawab Taehyung singkat.
"Aku akan merasa bahagia jika mempunyai penggemar cantik seperti Miss Song." Goda Jeremy.
"Terimakasih." Anna menjawab dengan wajah tersipu-sipu.
Taehyung semakin tidak menyukai pembicaraan diantara mereka. Pria itu meninggalkan keramaian. Dia memilih menyepi. Duduk di rooftop gedung. Melihat langit Seoul yang cerah. Entah berapa tahun Sakura pergi. Semua ini bukan hal yang dia inginkan.
Taehyung menjadi seorang yang penyendiri. Dia tidak dekat dengan siapapun. Tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Menjauhi Seoul hanya karena dia ingin lari dari segalanya. Namun lari bukan menyelesaikan segalanya. Dia masih akan selalu teringat dengan kenangan nya di Seoul.
Sebuah pesan berbunyi di ponselnya. Dia bergegas meninggalkan galeri. Jeremy sedikit menghalanginya namun Taehyung tidak peduli.
Memberhentikan taxi dan menuju kesebuah toko kue. Taehyung mengambil pesanan kuenya dan tak lupa dia mampir ke toko bunga untuk membeli bunga Lily putih.
Taehyung sampai dirumahnya ketika waktu menjelang malam. Dia segera bersiap membersihkan dirinya. Taehyung memakai pakaian yang sedikit rapi untuk ukuran dirumah. Dia memakai kemeja putih dengan tangan yang digulung sampai siku dengan setelah celana panjang hitam. Kemudian dia menyiapkan kue diatas meja dan bunga Lily yang kini dia masukkan kedalam vas kristal.
Diatas kue berdiri sebuah lilin. Tak lupa dia meletakkan frame foto Sakura didepan kue. Dia pun duduk berhadapan dengan frame Sakura.
Taehyung meredupkan lampu di apartemen nya. Hanya sedikit penerangan dari dapur dan lilin yang dia nyalakan.
"Selamat ulang tahun ke 24 Sakura." Taehyung tersenyum melihat foto Sakura.
Kemudian Taehyung menyanyikan lagu ulang tahun untuk Sakura dengan wajah menahan tangis.
"Aku tahu kau tidak disini sekarang. Aku berharap kepada Tuhan agar menjagamu dimanapun kau berada. Selalu memberikanmu kebagaiaan. Memberikanmu senyuman. Menghilangkan segala penderitaan. Walaupun kau tidak bersamaku sekarang, kau akan selalu bersamaku. Tidak peduli kapan dan dimanapun. Aku akan selalu setia kepadamu. Itu janji terakhir yang kubisa lakukan dan kuberikan." Kemudian Taehyung meniup lilin. Dia menangis dalam diam.
"Aku minta maaf. Sebanyak apapun aku minta maaf mungkin tidak akan merubah segalanya. Aku berharap kau membawaku pergi bersamamu supaya aku tidak merakan sakit ini lagi. Tapi aku sadar ini hukuman untukku. Aku akan menunggu hari itu tiba."
Suasana hening seketika. Taehyung tahu sebanyak apapun dia menangis dan memohon ampun, waktu tidak akan pernah kembali. Tidak ada waktu untuk menyesali semuanya. Dia hanya bisa berjalan terus.
Setelah beberapa jam Taehyung hanya duduk terdiam didepan kue dan frame Sakura. Dia bangkit dari duduknya dan menuju kamar. Dia berpikir sesuatu.
Taehyung mengambil ponsel dan merencanakan pergi ke Seoul keesokan paginya. Sudah waktunya untuk dia kembali mengahadapi momok yang sangat menakutkan yaitu memori tentangnya dan Sakura.
Keesokan harinya Taehyung menuju Seoul untuk mendatangi pemakaman Sakura. Kuburan itu masih sama ketika dia terakhir berasa disana 7 tahun yang lalu. Meletakkan sebucket bunga Lily kesukaan Sakura diatas makamnya. Dia sedikit merapihkan makan bernisan Sakura itu.
"Aku sekarang sudah menjadi fotografer terkenal." Taehyung sedikit terkekeh. "Aku seharusnya mendengarkanmu. Kau tahu seorang pengunjung kemarin membeli hasil fotoku dengan nilai jutaan won. Itu uang yang sangat banyak. Aku bisa menghasilkan uang untuk diriku sendiri sekarang." Taehyung mengelus nisan makan Sakura.
"Maafkan aku. Aku tidak pernah mengunjungimu. Aku takut. Aku belum siap kehilanganmu bahkan sampai sekarang. Tapi jangan khawatir aku sekarang sedang berusaha merelakannya. Terimakasih untuk datang dikehidupanku. Aku mencintaimu." Taehyung mencium nisan Sakura.
Dia berdiri bersiap meninggalkan makam. "Aku akan kembali karena aku telah memutuskan untuk berada disini. Aku tidak akan lari lagi." Taehyung akhirnya tersenyum dengan indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)
FanfictionMereka berdua dipisahkan oleh sebuah tragedi yang memilukan. Semenjak tragedi pemerkosaan itu Sakura menjadi seperti robot yang bernyawa. Tidak tersenyum, marah, merasakan sakit, bahkan menangis saja tidak. Dia juga mengisolasi diri dari keluarganya...