PART 17

165 22 1
                                    

Setelah menunggu sekitar 15 menitan pelayan pria itu muncul dari belakang dapur dan menyerahkan kotak es krim kepada Taehyung yang telah dibungkus rapat dengan bubble wrap.
"Ini dia es krim pesananmu." Ucap sang pelayan pria

"Terimakasih banyak." Taehyung tersenyum dengan lebar.

Setelah membayar pesanannya Taehyubg langsung buru-buru menuju kediaman Sakura. 25 menit kemudia dia sampai di rumah Sakura. Membunyikan bel pintu.

Tidak butuh menunggu lama seseorang membukakan pintu.

"Oh, Taehyung. Apa kau ingin menemui Sakura?" Tanya Azura.

"Tidak bi. Aku hanya ingin menganyarkan es krim ini untuknya."

"Kau mau menunggu didalam. Dia sedang belajar sekarang?"

"Tidak perlu. Tolong pastikan saja dia memakannya."

"Dia pasti menyukainya." Ucap Azura. "Terimakasih Taehyung."

"Sama-sama bi. Aku pulang dulu. " Taehyung berpamitan kepada Azura.

Setelah makan malam Azura menuju dapur dia menyiapkan es krim yang Taehyung bawakan untuk Sakura.

"Lihah apa yang ku bawa." Azura membawa dua mangkuk kecil es krim."

"Hore es krim." Sakura menepuk kedua tangannya seperti anak kecil.

Azura senqng akhirnya Sakura bisa tersenyum.

"Ayo makan. Sebelum mencair."

Sakura mengangguk dengan antusias.

Azura melihat Sakura dengan lahapnya memakan es krim.

"Bi, bukankah kita tidak punya es krim di kulkas. Kapan bibi membelinya?"

"Aku tidak membelinya tapi kekasihmu yang mengirimkannya."

"Taehyung?" Sakura membelalakkan matanya.

"Apakah kau punya pacar selain dia?" Tanya Azura sambil menyendokkan es krim kedalam mulut.

"Tidak." Sakura menggeleng.

"Ini darinya. Dia datang sekitar satu jam yang lalu."

"Apakah dia marah denganku bi?"

"Tidak mungkin. Kenapa juga dia harus marah denganmu?"

"Karena aku rencana kita berdua gagal."

"Sayang. Percayalah padaku, Taehyung tidak marah denganmu. Bahkan dia tidak akan bisa marah denganmu. Dia terlalu mencintaimu."

"Dia pernah marah denganku." Sakura berkata dengan yakin.

"Kapan itu?"

Sakura mengingat kapan terakhir Taehyung marah dengannya namun dia tidak bisa mengingatnya.

"Benarkan apa kataku. Taehyung itu tidak bisa marah denganmu. Aku tahu pria itu sangat menyebalkan dan sombong tapi dia selalu luluh jika berhadapan denganmu."

Sakura tersenyum mendengarnya. Setelah selesai menikmati es krim Sakura langsung pergi menuju kamarnya namun hal yang pertama dia lakukan adalah menelepon Taehyung.

"Halo Tae."

"Hai. Apa kau masih belajar?"

"Aku istirahat sebentar untuk makan malam."

Taehyung bisa mendengar suara Sakura masih terdengar murung.

"Terimakasih untuk es krimnya."

"Tidak masalah. Apa kau suka?"

"Aku suka.  Rasanya enak." Sakura sangat senang.

"Kita akan kesana setelah ujian masuk universitas selesai."

"Janji?"

"Aku janji. Aku selalu menepati apa yang kujanjikan padamu."

"Aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu sangat banyak."

"Aku harus belajar lagi."

"Baiklah. Ingat jangan memaksakan diri. Jika kau lelah istirahatlah. Aku tidak mau kau jatuh sakit."

"Aku akan. Bye."

"Bye."

Taehyung mematikan panggilannya. Dia kini berada di cafe yang tidak jauh dari apartemennya.

Beberapa kali Yoongi tersenyum ketika mendengar Taehyung begitu lembut berbicara dengan kekasihnya. Pria memang bisa berubah hanya karena seorang wanita.

Taehyung mengubah raut wajahnya kembali menjadi Acuh.

"Apa itu Sakura?" Tanya Yoongi.

"Apa yang kau inginkan?"

"Hei, jangan seperti itu. Sedetik yang lalu wajahmu begitu ceria tapi sekarang wajahmu berubah menjadi acuh lagi."

"Jangan membuang waktu. Aku tahu pasti ada sesuatu yang kau inginkan." Taehyung benar-benar tidak suka berbasa-basi dengan Yoongi atau orang lain.

"Temui Kwangsoo dan berdamailah dengannya."

"Kau gila atau tidak waras." Taehyung meringis. "Aku tidak keluar dengan baik-baik tapi dia terus menggangguku. Sudah kubilang dari awal sebelum bergabung dengan kalian. Jika aku ingin keluar tidak ada yang bisa melarangku."

"Kwangsoo adalah orang yang keras. Dia hanya tidak suka alsanmu keluar karena seorang wanita."

"Ayolah. Aku tidak pernah mengganggu urusan kalian. Berapa banyak wanita yang kalian tiduripun aku tidak perduli hanya jangan campuri urusan pribadiku."

"Aku takut dia melakukan sesuatu yang buruk pada Sakura."

"Jika dia melakukannya aku akan membunuhnya."

"Kau akan berakhir di penjara." Sahut Yoongi.

"Apakah aku tampak peduli dengan hal itu." Taehyung berkata dengan serius.

Yoongi tahu jawabannya. Begitu susah mengubah hati Taehyung.

"Kau tidak akan tahu apa yang dilakukannya Taehyung. Satu-satunya kelemahan dirimu adalah Sakura."

"Urusan dia hanyalah denganku. Tidak ada hubungannya dengan Sakura."

"Tapi Sakura adalah bagian dari dirimu. Suka atau tidak dia terlibat."

"Berengsek." Maki Taehyung.

"Saranku putuskan Sakura. Aku pikir itu yang terbaik." Ucap Yoongi.

Tanpa Yoongi tahu, perkataannya tadi membuat Taehyung marah.

"Kau tahu, aku mengahargaimu karena kau orang yang tidak pernah memihak antara aku dan Kwangsoo tapi hormatku padamu hilang. Kau sudah mencampuri urusanku terlalu dalam. Hubunganku dengan Sakuta bukan urusanmu. Tidak perlu kau memintaku untuk memutuskannya. Bahkan jika Sakura ingin putus denganku aku tidak akan menerimanya. Jadi diam dan urusi urusanmu." Taehyung hendak berdiri meninggalkan Yoongi.

"Taehyung. Maaf. Bukan begitu maksudku." Yoongi merasa bersalah.

"Aku tidak ada waktu lagi mendengarkan celotehanmu. Aku harus pulang." Taehyung kali ini benar-benar pergi.

Yoongi berpikir apakah kali ini dirinya memang kelewatan.

BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang