Jeremy sudah duduk di cafe tempat yang Taehyung janjikan untuk bertemu. Pelayan datang menyajikan kopi pesanan Jeremy.
Dia mengecek ponselnya. 2 menit lagi sebelum Taehyung datang. Dan ya tepat pukul 2 siang Taehyung muncul. Aneh memang. Pria itu selalu datang di waktu yang tepat.
Taehyung mendatangi meja Jeremy yang dengan mudah dia temukan. Duduk didepan Jeremy dan memanggil pelayan.
"Satu americano." Ucap Taehyung kepada pelayan.
"Baik. Satu Americano." Sang pelayan meninggalkan Taehyung dan Jeremy.
"Ada apa kau mencariku." Tanya Taehyung tanpa basa basi.
"Ayolah santai saja dulu. Sakura juga tidak akan marah jika kau terlambat menemuinya."
"Aku tidak pernah terlambat menjemputnya bahkan aku selalu datang kebih awal." Balas Taehyung.
"Tapi ketika kau bertemu denganku kau selalu telat atau pas di waktu yang kau janjikan."
"Apakah kau Sakura?" Tanya Taehyung.
"Bukan." Jeremy menggeleng.
"Jika bukan tidak ada gunanya untukku untuk datang lebih awal. Kau bisa menunggu tapi Sakura tidak."
"Kau memang sudah dicambuk olehnya." Jeremy jadi ingat masa dia berpacaran dengan istrinya yang sudah meninggal tiga tahun yang lalu.
"Dia satu-satu orang yang paling aku sayangi.""Bagaimana dengan orang tuamu. Bukankah harusnya mereka orang pertama yang kau sayangi."
"Aku menyayangi mereka terutama ibuku tapi Sakura adalah cerita yang lain. Ibuku orang yang melahirkanku jadi tidak ada alasan untukku tidak menyayanginya dan ayahku orang yang mensuplai keuanganku. Jadi aku harus menyayangi mereka."
"Tuhan, kau memang anak yang tidak tahu diri." Jeremy meledek Taehyung lalu tertawa puas.
Taehyung tidak pernah peduli saat Jeremy menyindir dirinya. Dia sudah terbiasa mendengar orang mengatakan hal buruk tentang dirinya.
Pelayan datang dan menyajikan americano lesanan Taehyung.
"Apa maumu Jeremy?"
"Aku sampai lupa. Aku suka dengan hasil jepretanmu ketika kau menemaniku mengambil gambar di Jepang. Kau berbakat menjadi fotografer Taehyung. Tidak maukah kau mendalami bidang ini. Setidaknya kau bisa menjadi orang yang berguna."
"Aku bekerja untukmu karena aku ingin memberikat kejutan untuk Sakura dari hasil jerih payahku sendiri dan itu membuatku tidak bisa bertemu dengannya selama 2 minggu di liburan musim panas kemarin. Aku tidak tertarik untuk bekerja denganmu. Selain itu jika aku lulus kuliah nanti ayahku pasti akan menyerahkan sebagian perusahaannya kepadaku jadi untuk apa aku memikirkan hal itu."
"Bagaimana jika suatu saat nanti keluargamu jatuh miskin dan kau kehilangan seluruh kekayaanmu?"
"Itu nanti bukan sekarang. Sekarang aku hanya ingin menikmati waktuku dengan Sakura."
"Jika kau kuberitahu hal ini pasti akan tertarik."
"Apa itu?" Taehyung menyesap americano miliknya.
"Aku mendapatkan project lagi dari National geographic kali ini lokasi yang mereka ingin aku abadikan adalah di guetemala."
"Apa mereka ingin kau menyicipi satu persatu kopi disana?" Taehyung berkata dengan acuh.
Guetemala adalah salah satu produsen kopi terbesar didunia.
"Tentu tidak. Mereka ingin aku mengeksplorasi Guetemala secara terperinci. Jika project ini berhasil kita akan langsung terbang ke Irak."
"Hell no. Apa kau ingin mengirimku untuk mati. Aku masih belum melamar Sakura. Kau sudah menginginkan aku terbunuh disana."
"Tenanglah. Aku tahu situasi di irak berbahaya karena perang tapi ini merupakan momen dan pengalaman penting untukmu."
"Berapa lama project ini?"
"Paling sebentar 2 bulan tapi kemungkinan lebih dari 2 bulan."
"Aku tidak mau. Aku tidak akan bisa bertemu Sakura selama itu." Taehyung langsung menolak.
"Ayolah ini kesempatan emas untukmu. Aku juga sangat menyukai hasil kerjamu."
"Tidak." Taehyung menjawab dengan tegas.
"Jika kau khawatir dengan orang tuamu aku akan berbicara dengan Taeyeon kakakmu."
"Aku tidak mau. Walaupun kau berbicara dengan kakakku, aku menolaknya. Alu juga sudah punya rencana akan pindah ke Jepang karena Sakura akan berkuliah disana."
"Kau bisa mengikuti kemanapun Sakura pergi tapi ini adalah kesempatan emas untukmu."
"Aku tidak mau. Jika bukan karena kakakku memaksa dan Sakura untuk menemanimu ke Jepang dan membantu dirimu untuk pengambilan gambar di Jepang aku akan menolaknya."
"Lalu aku harus berbicara kepada Sakura. Bisakah aku bertemu dengannya?" Jeremy tersenyum nakal.
"Jangan coba-coba kau lakukan itu." Ancam Taehyung.
"Kau memang menakutkan Kim Taehyung."
"Jangan ganggu dia. 4 hari lagi dia akan ikut ujian masuk universitas."
"Sepertinya pacar mungilmu itu pintar."
"Dia memang pintar."
"Kalian cocok. Sakura pintar dan kau bodoh makanya kau tidak lulus ujian masuk universitas."
"Kau masih ingat saja perkataan Taeyeon. Aku tidak berminat lulus karena aku tahu jikapun aku lulus ayahku akan memasukkanku di universitas swasta yang bergengsi. Asal kau tahu saja aku ini cukup pintar."
"Tuhan. Selain kau ketus, kau juga sombong." Jeremy sepertinya sudah biasa berbicara dengan Taehyung. Jadi dia hanya tertawa mendengar celotehan Taehyung.
"Aku sombong karena ada hal yang bisa aku sombongkan."
Jeremy tertawa sangat keras membuat pengunjung menengok kearahnya.
"Dasar bajingan kecil." Gumam Jeremy
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)
FanficMereka berdua dipisahkan oleh sebuah tragedi yang memilukan. Semenjak tragedi pemerkosaan itu Sakura menjadi seperti robot yang bernyawa. Tidak tersenyum, marah, merasakan sakit, bahkan menangis saja tidak. Dia juga mengisolasi diri dari keluarganya...