PART 11

197 23 5
                                    

"Apa kau sudah menemukan buku yang ingin kau beli?" Tanya Chaeyeon.

"ya sudah." Sakura memperlihatkan buku yang akan dibelinya kepada Chaeyeon.

"Ayo kita kekasir." Ajak Chaeyeon.

Chaeyeon menyerahkan bukunya terlebih dahulu untuk dibayar.

Dengan cepat kasir pria yang berusia 19 tahunan itu mentransaksikan pembayaran. Setelah itu giliran Sakura. Dia menyerahkan dua buku yang akan dia bayar. Butuh waktu yang lama pria itu untuk mentransaksikannya. Entah apa yang membuatnya lama.

Sakura menunggu dengan sabar namun tidak dengan Chaeyeon. Pasalnya Gadis itu sudah lapar dan ingin makan siang.

"Apakah ada masalah dengan buku yang kubeli?" Sakura bertanya dengan lembut.

Reaksi pria itu berbeda dengan reaksi ketika melayani Chaeyeon. Wajahnya sedikit bersemu, terlihat sedikit panik dan tangannya sedikit gemetar.

"Ti-tidak. A-aku hanya-." lelaki itu terbata-bata.

Kemudian seorang pria menghampiri pria itu.

"Hei, apa yang kau lakukan. Nona ini sudah menunggumu sedari tadi tapi kau belum mentransaksikan buku yang dia beli."

"Aku rasa mesin ini rusak." Ucap pria itu yang memakai name tag Lee Taeyong.

Lelaki yang memakai name tag Park Jisung itu mengecek mesin kasir.  Apakah benar-benar rusak. Dan ya mesin kasir itu baik-baik saja alias tidak rusak.

Jisung melirik Taeyong dengan tatapan yang tajam.

Taeyoung sedikit panik beberapa kali tadi dia mencoba tidak berfungsi.

"Tapi tadi aku mencobanya tidak bisa."Taeyong mencoba membela dirinya.

"Aku tahu alasannya itu karena kau tertarik dengan nona cantik yang ada didepanmu ini." Jisung tersenyum kepada Sakura.

Sakura yang masih tidak mengerti arti pembicaraan mereka hanya melihat Jisung dan Taeyong secara bergantian.

Chaeyeon yang sedari tadi sibuk dengan ponsel dan perutnya yang lapar juga tidak fokus terhadap apa yang kedua lelaki ini ucapkan.

"Diam kau." Bisik Taeyong malu-malu.
"Ayo. Apakah masih lama." Chaeyeon bersuara.

"Tunggu sebentar Chae. Sepertinya mesin kasirnya rusak." Sakura memberi penjelasan keoada Chaeyeon.

"Ugh. Aku lapar." Chaeyeon mengelus perutnya.

"Maaf apakah masih belum bisa." Sakura bertanya dengan sedikit ragu."

"Ah, tidak." Taeyong langsung menjawab tapi dengan nada yang sedikit panik. "Mesinnya sudah bisa."

Dalam hitungan menit transaksipun selesai. Sakura memberikan uang untuk membayar buku.

Namun ketika Sakura menyerahkan uangnya Taeyong hanya menatap mata Sakura. Jisung yang melihatnya langsung mengambil uang dari tangan Sakura.

"Baiklah nona cantik. Ini struk dan uang kembalianmu." Jisung menyerahkan buku yang dibeli Sakura.

"Terimakasih." Sakura tersenyun kepada mereka berdua.

Chaeyeon menarik tangan Sakura untuk bergegas karena dia sudah tidak tahan lagi denhan bunyi perutnya.

"Apa-apaan tadi." Jisung berkata dengan mada tinggi dan hampir membuat kuping Taeyong sakit.

Taeyong sontak langsung menutup telinganya. "Kau mau membuatku tuli."

"Maafkan aku." Jisung tertawa. "Bukankah dia gadis yang suka membeli buku disini?"

Taeyong mengangguk dengan malu-malu.

"Jangan bilang dia gadis yang selalu kau bicarakan."

"Sok tahu." Taeyong meninggalkan Jisung untuk merapikan buku yang tidak jadi dibeli pengunjung. Jisungpun mengikutinya.

"Jangan berbohong. Aku bisa melihatnya dari tatapanmu. Kau pikir aku tidak pernah memperhatikannya. Setiap gadis itu kemari tatapanmu selalu mengikutinya. Kau jadi tidak fokus, kerjamu juga jadi gugup seperti karyawan baru."

"Aku disini juga baru bekerja selama 3 bulan itu aku lakukan karena menunggu perkuliahan tahun ini." Taeyong memutar matanya.

"Aku pikir kau sudah 2 tahun disini. Rasanya lama sekali."

"Tapi memang benar. Aku menyukai gadis itu." Taeyong kbali ke meja kasir dan Jisung mengikutinya dari belakang.

"Katakan padanya. Dekati dia. Minta nomor ponselnya."

"Aku rasa dia sudah punya kekasih dan juga sebentar lagi aku akan kembali ke dorm untuk kuliah. Aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi."

"Bodoh." Jisung memukul kepala Taeyong.

"Aw, Sakit."Taeyong mengusap kepalanya.

"Jika kau seperti itu. Kau tidak akan pernah punya seorangpun kekasih. Jika aku melihatmu seperti ini lagi dan tidak berbuat apapun aku yang akan melakukannya. Aku akan bilang kepada gadis itu jika kau menyukainya."

"Jangan." Larang Taeyong. "Itu sungguh memalukan."

"Lalu lakukanlah." Perintah Jisung.

"Tapi aku takut jika dia sudah punya kekasih."

"Apa masalahnya. Dia hanya punya kekasih bukan suami. Jika dia punya seorang suami kau tidak boleh mengejarnya."

"Kau tahu kau aedikit gila tapi idemu cukup bagus."

"Bukan itu tapi kau terlalu penakut hanya untuk berkenalan dengan seorang gadis. Kau ini hidup di abad 20."

"Kau sendiri belum punya seorang kekasih." Ledek Taeyong.

"Setidaknya aku punya teman kencan. Tidak dengan dirimu yang selalu belajar dan sendirian. Hidupmu membosankan."

"Aku hanya ingin masa depanku cerah. Lulus dengan nilai memuaskan dan mendapat pekerjaan yang baik dengan gaji yang besar."

"Sepertinya kau memang sudah siap untuk menikah." Ledek Jisung.

"Siapa yang tahu. Mungkin saja aku akan menikah setahun setelah aku lulus kuliah."

Jisung tertawa meledek. Teman satu kerjanya ini memang selalu serius melakukan sesuatu tapi berbanding terbalik jika dalam hal mengejar perempuan.

BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang