Pada akhirnya Taehyung mengabaikan pesan dari Yoongi.
Sekitar 10 menit kemudian Sakura turun dari kamarnya. Dia melihat Taehyung duduk disofa sambil melihat ponselnya. Seperti ada sesuatu yang mengaganggu pria itu.
"Taehyung kau disini. Aku pikir kau pulang?" Sakura berjalan kearah sofa dan duduk disebelah Taehyung.
"Bibimu memaksaku makan malam bersama."
"Ah, bibiku memang selalu seperti itu." Sakura berkata sedikit kesal karena Azura terkadang pemaksa. "Omong-omong aku melihat kau menatapi layar ponselmu. Ada apa? Apa ada sesuatu yang salah." Tanya Sakura dengan nada sedikit gelisah.
Taehyung tidak ingin merusak suasana tenang seperti ini dengan hal yang membuat moodnya rusak.
Memeluk Sakura dari samping. "Kekasihku memang imut sekali dia selalu mengkhawatirkan diriku."
"Hentikan bibi Azura bisa melihat kita." Sakura berusaha melepaskan pelukan Taehyung.
"Baik aku akan melepaskannya." Taehyung hanya ingin mengalihkan pembicaraan. Dia tidak mau membahas masalah ini karena menurutnya tidak penting.
"Hei, apakah make up ku sempurna. Bibi Azura tidak akan melihat keningku terluka kan?" Sakura bertanya pada Taehyung.
Taehyung memindai sekeliling wajah Sakura. "Sejak kapan kekasihku ini pandai memakai make up?"
"Hentikan. Jangan meledekku. Apakah bibi Azura tidak akan mengetahuinya?"
"Dia tidak akan tahu. Tenang saja."
Sakura mengelus dadanya.
"Besok kau ada acara?" Tanya Taehyung.
"Aku mau ke toko buku."
"Dengan siapa?" Taehyung mengintrogasi kekasihnya.
"Dengan Chaeyeon. Kami sudah janjian kemarin."
"Kenapa aku tidak tahu." Taehyung menyipitkan matanya.
"Aku lupa memberitahumu."
"Kalian tidak sedang ingin bertemu lelaki lain kan?"
"Kau selalu saja curiga." Sakura memanyunkan bibirnya.
"Bukan salahku. Dia membohongiku. Berkata padaku ingin berbelanja tapi menjodohkanmu dengan teman prianya."
"Itu bukan salahnya."
"Kau selalu saja membelanya dari pada aku." Sekarang giliran Taehyung yang kesal.
"Bukan seperti itu. Dia waktu itu hanya belum mengenalmu lebih dekat. Chaeyeon mengira kau buruk untukku."
"Ckk. Semua orang sama saja. Selalu mengira seperti itu."
"Ayolah jangan marah." Sakura mengguncang lengan Taehyung. "Aku janji tidak akan berbuat yang aneh-aneh."
"Baiklah. Aku mengizinkanmu tapi aku akan menjemputmu."
"Bisakah aku pulang dengan Chaeyeon. Rumah kami hanya beberapa blok dari sini."
"Dia bisa ikut dengan kita. Aku akan mengantarkannya pulang juga."
"Kau sama saja dengan bibi. Overprotective. Kau menyebalkan." Sakura meninggalkan Taehyung menuju dapur.
"Tuhan, apa dia tidak mengerti jika aku khawatir. Dia tidak aman." Gerutu Taehyung.
Sepanjang makan malam Sakura mengabaikan Taehyung. Taehyung bisa merasakan itu namun dia sudah biasa dengannya. Sampai dengan Taehyung pulangpun Azuralah yang mengantarkan Taehyung.
Azura kembali masuk kedalam rumah setelah mengantarkan Taehyung. Disana dia melihat Skaura sedang merapikan meja makan.
"Kau beristirahatlah. Biar bibi yang mencuci piring."
"Terimakasih bi." Tanpa basa-basi Sakura menyerahkan setumpuk cucian piring kepada Azura.
Setibanya di apartemen Taehyung langsung menghubungi Sakura namun gadis itu mengabaikan Taehyung. Akhirnya Taehyung mengirimkannya pesan.
Apakah kau masih marah denganku. Aku minta maaf. Kau tahu aku melakukan itu karena aku takut Kyungsoo menyakitimu.
Butuh waktu yang cukup lama untuk gadis itu membalas pesan dari Taehyung.
Aku juga minta maaf karena aku sudah kekanak-kanakan. Apakah kau sudah tiba dirumah?
Taehyung membalas secepat kilat.
Aku dirumah sekarang.
Taehyung mengirimkan selfie foto dirinya di sofa.
Sakura membuka pesan itu dengan cepat. Dia tersenyum seperti orang gila melihat selfie kekasihnya itu.
Kau terlihat jelek.
Sakura mengirimkannya pada Taehyung.
Ketika membaca balasan dari Sakura, Taehyung tertawa terbahak-bahak. Mengetikkan pesan dengan cepat dan mengirimkannya pada Sakura.
Hatiku sakit. Kekasihku mengatakan wajahku jelek.
Lalu Sakura membalasan pesan tersebut.
Oh tidak, itu bukan aku yang mengetik tapi keybord ponselku yang mengatakan. Kau adalah pria paling tampan didunia. Untukku.
Tidak tahan lagi, Taehyung langsung menelepon Sakura. Panggilang itu langsung diangkat oleh Sakura.
"Selamat malam sayang."
"Malam Tae."
"Aku minta maaf. Aku terlalu berlebihan. Aku terkadang terlalu paranoid. Aku takut kau terluka."
"Aku seharusnya paham. Bukan semuanya kesalahanmu."
"Jadi besok aku boleh menjemputmu?"
"Ya kau bisa."
"Aku ingin mengajakmu makan es krim. Aku tahu tempat kedai es krim yang enak dan baru saja buka. Kau mau?"
"Aku mau." Sakura tidak menolaknya sama sekali.
Tentu saja Sakura tidak menolaknya karena dia tahu Sakura suka sekali dengan es krim. Menyogok Sakura dengan es krim adalah ide terbaik yang pernah ada.
"Kabari aku jika kau selesai dengan Chaeyeon."
"Ya Tae."
"Oke. Istirahatlah. Selamat malam Sakura."
"Malam Taehyung."
Setelah panggilan mati Taehyung langsung menuju kamarnya juga untuk tidur. Badannya terasa sakit karena luka lebam di sekujur tubuhnya belum sembuh total. Ya, bukan Taehyung namanya jika dia tidak memaksakan diri untuk kekasih kecilnya itu. Sakura merupakan satu-satunya orang yang dia pedulikan. Orang tua dan kakak perempuan Taehyung merupakan hal lain. Karena tidak terlalu dekat dengan mereka pria itu juga tidak terlalu perduli dengan orang tua dan kakak perempuannya
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)
Hayran KurguMereka berdua dipisahkan oleh sebuah tragedi yang memilukan. Semenjak tragedi pemerkosaan itu Sakura menjadi seperti robot yang bernyawa. Tidak tersenyum, marah, merasakan sakit, bahkan menangis saja tidak. Dia juga mengisolasi diri dari keluarganya...