Setelah memastikan Sakura masuk kedalam rumah Taehyung mulai mengutarakan apa yang ingin dia katakan.
Melipat tangan didadanya dan melihat Hyunjae dengan mata penuh emosi. "Jangan dekati dia lagi."
Hyunjae tertawa. "Apa alasannya?"
"Apakah butuh alasan untukmu menjauhi kekasihku."
"Aku dan Sakura hanya berteman."
"Aku percaya kau dan Sakura hanya berteman tapi kau membuat semua orang percaya jika kau merupakan kekasihnya."
"Kau hanya cemburu. Bersikaplah rasional."
"Ok. Aku cemburu dan aku tidak suka kau. Jadi berhenti mendekati dia."
"Terserah. Aku dengan Sakura hanya berteman. Kau boleh melakukan apapun tapi aku tidak akan menjauhi Sakura." Hyunjae meninggalkan Taehyung.
Taehyung yang masih berapi-api menghampiri Sakura yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam rumah. Mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Sakura membuka pintu dan melihat wajah Taehyung merah marah.
"Taehyung."
Taehyung mengabaikan Sakura, langsung masuk kedalam.
"Apakah itu lelaki yang kau bicarakan kemarin?"
"Iya dia teman lelaki yang aku maksudkan. Maafkan aku."
"Jangan dekati dia lagi." Perintah Taehyung.
"Kenapa? Dia baik padaku."
"Apa kau tidak melihatnya. Dia menyukaimu." Taehyung sedikit berteriak.
Air mata Sakura mengambang.
"Apa kau pikir dia hanya menganggapmu teman biasa. Tidak ada lelaki yang berteman dengan seorang wanita jika dia tidak mempunyai perasaan untuknya. Terlebih lagi dia terlihat sangat perhatian padamu."
"Aku minta maaf." Sakura ingin menangis
"Apa kau tidak merasa kau berbeda setelah kau dekat dengan pria itu. Aku bukan lagi menjadi pusatmu. Apa kau menginginkan dia terus mengejarmu." Taehyung menaikkan nada bicaranya.
Akhirnya Sakura menangis. Dia menangis sambil meminta maaf.
Melihat kekasihnya menangis seperti itu membuat Taehyung merasa kasihan. Sepertinya dia memang terlalu berlebihan memarahi Sakura.
"Maafkan aku." Suara Sakura serah karena tangisannya. "Maafkan aku."
Taehyung menghampiri Sakura kemudian memeluknya. "Jangan menangis lagi. Aku minta maaf. Aku sudah memarahimu terlalu keras."
"Aku minta maaf. Aku tidak tahu." Sakura menagis di dada Taehyung.
"Aku tahu. Kau itu terlalu polos dalam hal ini. Aku minta maaf karena berlebihan memarahimu. Aku terlalu cemburu. Melihatmu dengan seorang pria untuk pertama kalinya membuat hatiku sangat sakit."
Sakura mempererat pelukannya kepada Taehyung. "Harusnya aku tahu itu. Aku tidak akan melakukannya lagi."
"Tidak apa. Sekarang aku sudah kembali. Kau tidak akan bisa dekat dengan pria lain lagi." Taehyung mencium pucuk kepala Sakura.
Sakura tidak tahu itu adalah sebuah keposesifan dalam bentuk lain yang di utaran Taehyung.
Setelah pertengkaran kecil itu, Sakura dan Taehyung menonton film sambil menunggu Azura pulang bekerja.
"Besok jam berapa kelas dimulai?"
"Jam 8 pagi." Sakura bergerak sedikit dari senderannya di dada Taehyung.
"Aku akan mengantarmu."
"Bibi akan mengantarkanku." Sakura mencium pipi Taehyung supaya pria itu tidak kembali marah atau kecewa.
"Kalau begitu aku akan menjemputmu pulang. Jam berapa kau pulang?"
"Sekitar jam 3 Sore."
"Baiklah aku akan menjemputmu. Setelah itu aku akan mengajakmu jalan-jalan." Taehyung mencubit pelan pipi Sakura dengan lembut.
"Berhenti memanjakanku. Uangmu akan habis hanya untuk diriku."
"Sudah kubilang uang bisa dicari. Yang penting kau bahagia."
"Kaulau begitu maukah kau membelikanku satu set pc dengan high spec terbaru?" Mata Sakura membesar seperti kucing yang sedang memohon.
"Aku akan membelikannya tapi apakah bibi dan orang tuamu setuju."
"Ugh, aku tahu itu." Sakura cemberut.
Taehyung tertawa.
"Mereka akan terus menceramahiku dari pagi sampai malam jika kau membelikanku set pc dengan high spec. Mereka akan bilang game merusak sel-sel di otakku."
Taehyung menekan-nekan pipi Sakura dengan kedua tangannya. "Jika kau mau aku bisa menjelaskannya pada mereka."
"Aku malas mendengar mereka menceramahiku karena hobiku."
"Sayang, aku tahu kau suka game. Aku akan membelikannya untukmu."
"Tidak. Jangan. Jangan belikan." Sakaura merubah pikirannya.
"Kenapa? Bukankah kau menginginkannya."
"Aku memang menginginkannya tapi itu mahal dan aku tidak mau orang tuaku memarahimu. Aku akan membelinya sendiri nanti."
"Kau tau itu harganya mahal. Sampai kapan kau akan mengumpulkan uang untuk membelinya."
"Kau meremehkan aku." Sakura menggerutu kesal. "Aku bisa bekerja sambilan sebelum masuk universitas dan uangnya akan kukumpulkan untuk membeli pc terbaru."
Taehyung melihat tekad kekasihnya hanya untuk membeli sebuah pc dengan high spec membuatnya terasa semakin lucu.
Memeluk pinggang Sakura dan berkata "Aku tidak mau liburan ini disisi dengan kau bekerja. Aku ingin kau bersamaku. Aku tidak mau kau kelelahan. Kau tahu aku bisa membelikan apapun yang kau inginkan."
"Ckk. Aku tahu kau memang banyak uang." Sakura mendecak kesal.
"Jangan marah padaku. Aku tidak mau kau kesulitan dalam hal keuangan."
"Orang akan mengira aku adalah wanita matrealistis."
"Siapa peduli. Hanya kau dan aku yang tahu sebenarnya."
"Kau memang bodoh."
"Bukankah aku memang bodoh sejak pertama kali aku bertemu denganmu." Taehyung mengubur kepalanya di leher Sakura.
Sakura tersenyum. Taehyung tidak tahu betapa bersyukur Sakura bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)
Fiksi PenggemarMereka berdua dipisahkan oleh sebuah tragedi yang memilukan. Semenjak tragedi pemerkosaan itu Sakura menjadi seperti robot yang bernyawa. Tidak tersenyum, marah, merasakan sakit, bahkan menangis saja tidak. Dia juga mengisolasi diri dari keluarganya...