PART 6

271 25 0
                                    

Taehyung bangkit dari dudukbya dan mengambil tangan Sakura dengan lembut. Tanpa protes Sakura mengikuti Taehyung.

"Duduk disini aku akan mengambil kotak obat." Taehyung menyuruh Sakura duduk di sofa. Kemudia pria itu menghilang.

Sakura menggerutu. Seharusnya tadi dia mampir ke apotek untuk menutupi lukanya tapi setelah dia pikir jarak dari halte ke apotek cukup jauh.

Kemudian Taehyung kembali dengan kotak obat. Taehyung duduk disamping Sakura melihat luka di keningnya dan memberikan obat kemudian memberikan plester di kening Sakura.

Pria itu mengecek seluruh tubuh Sakura. Dia melihat ada sedikit luka memar di dekat siku tangan kanan Sakura. Taehyung memberikan obat dan meniup-niup lembut agar Sakura tidak merasakan kesakitan.

"Tae sakit."

"Tahan." Ucap Taehyung dengan lembut.

Setelah itu pandangan Taehyung jatuh pada lutuh Sakura yabg terluka cukup parah. Dia ingin sekali meninju wajah orang yang menyakiti kekasihnya.

"Katakan siapa yang melakukannya." Taehyung masih mengobati luka di lutut Sakura.

"Bisakah kau melupakannya." Tanya Sakura sambil memandangi Taehyung yang sedang fokus mengobati lututnya.

"Tidak." Taehyung menjawab dengan menatap Sakura. "Katakan siapa?"

"Akan kukatakan tapi kau jangan melakukan hal yang aneh pada dirinya."

"Aku akan melakukan hal yang terhadap hal yang dia lakukan kepada kekasihku."

Jika Taehyung sudah berkata seperti itu tidak ada lagi yang bisa mencegahnya kecuali Sakura memohon.

"Aku mohon Tae jangan kau balas. Kau akan membuat semua orang semakin membenciku." Sakura terdebgar seperti ingin menangis.

Taehyung mendengus kesal. "Aku tidak akan melakukannya. Sekarang katakan kepadaku siapa?"

Dengan sedikit ragu Sakura menjawab "Sohee".

"Dia lagi. Apakah dia tidak jera juga. Apakah kali ini aku harus menghacurkan mobil kesayangannya itu." Sahut Taehyung.

"Jangan lakukan itu." Sakura memegang tangan Taehyung.

"Kau tahu kadang aku bingung terbuat dari apa hatimu itu." Taehyung selesai mengobati lutut Sakura dan memasukkan kembali obat ke kotak.

"Janji padaku jangan melakukan hal yang aneh atau menyakitinya."

"Aku janji. Aku tidak pernah melanggar janjiku padamu bukan?" Taehyung mengusap lembut pipi Sakura.

"Terimakasih Tae."

"Oh ya. Aku punya sesuatu." Taehyung mengeluarkan sebuah paket dari dalam laci di ruang tamu. "Bukalah." Taehyung menyodorkan paket tersebut kepada Sakura.

"Apa ini." Sakura mengocok-ngocok paket itu.

"Bukalah." Taehyung tersenyum.

Sakura langsung membuka paket tersebut sesuai dengan instruksi Taehyung. Sakura mengernyitkan alisnya ketika banyak sekali bungkusan yang melilit paket tersebut.

"Mengapa banyak sekali kertas dan bubble wrap yang membungkus paket ini." Sakura mengeluh namun tangannya masih asik membuka paket tersebut.

"Jangan mengeluh bukan saja." Taehyung mengecup pipi kanan Sakura.

Sampai akhirnya di bungkusan terakhir Sakura bisa melihat apa isi bungkusan tersebut.

Sakura berteriak histeris. Balasan Taehyung hanya tersenyum geli. Dia membolak balikkan kaset video game melihat dengan mata besarnya.

"Terimakasih, aku mencintaimu." Sakura memeluk dan mengecup pipi Taehyung.

"Apa kau senang." Taehyung memeluk pinggang Sakura dan meletakkan dagunya dipundak Sakura.

"Aku sangat senang sekali." Sakura mengangkat tinggi-tinggi video game tersebut. "Tapi bukankan video game ini belum di jual bebas. Hanya beberapa toko di Amerika saja yang menjualnya."

"Benarkah?" Taehyung tertawa geli.

"Berapa banyak uang yang kau keluarkan?" Sakura mulai mencium bau banyak uang.

"Tidak mahal." Taehyung memeluk erat tubuh mungil kekasihnya dengan gemas.

"Ini jelas mahal." Suara Sakura menggelegar.

"Ini hadiah untukmu karena kau sudah belajar dengan rajin. Jika kau masul Universitas Tokyo aku akan memberikan hadiah yang lebih besar."

"Mengapa kau ini sangat memanjakanku bahkan orang tuaku tidak memanjakanku seperti dirimu."

"Karena aku bukan orang tuamu. Aku adalah kekasihmu."

Sakura tertawa mengejek.

"Aku sampai lupa. Bagaimana keadaanmu? Apakah lukanya masih terasa sakit?"

"Lebih baik sekarang."

"Wajahmu tidak terlihat tampan lagi." Sakura meledek Taehyung.

"Apakah benar? Aku rasa aku masih tampan."

"Lihat wajahmu bekas memarnya masih ada disana."

"Nanti juga hilang."

"Kali ini tepati janjimu. Aku tidak ingin melihatmu terbunuh suatu hari nanti."

"Aku akan. Dengarkan aku punya ide bagus."

"Apa itu?" Tanya Sakura.

"Jika diterima kuliah di Universitas Tokyo, aku akan ikut pindah denganmu ke Jepang. Aku bisa memulai hidup baruku disana bersama dirimu. Aku juga tidak perlu berkelahi lagi. Bagaimana itu ide bagus bukan?"

"Kau tidak serius bukan?"

"Aku sangat serius." Tapi wajah Taehyung berkata lain.

"Jangan bercanda. Wajahmu mengatakan kau tidak serius."

"Aku serius Sakura." Taehyung menekan kedua pipi Sakura.

"Kau akan lulus 2 tahun lagi. Bukankah itu sangat disayangkan."

"Sudah kubilang bukan alasan mengapa aku ingin pindah ke Jepang bersamamu."

Sakura mengangguk.

"Alasan lainnya adalah karena aku tidak mau jauh darimu. Aku ingin melihatmu ketika aku inginkan tidak perlu menunggu di hari libur dan hari pergi bolak balik Korea - Jepang."

"Apakah orang tuamu setuju?"

"Dia setuju saja selama aku senang."

"Bukankah itu membutuhkan banyak uang untuk mentrasfermu ke universitas lain."

"Uang bukan masalah." Taehyung tersenyum.

"Aku tidak tahu seberapa banyak nol yang berada di rekening ayahmu."

"Kau pasti tidak ingin tahu." Taehyung tertawa.

Jawaban Sakura adalah memutar matanya.

Bukan rahasia lagi keluarga Taehyung memang sangatlah kaya tapi dia selalu merahasiakan kekayaannya dari orang lain dan juga memilih orang yang dekat dengannya.

BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang