Sudah 3 jam Sakura berada di apartemen Taehyung. Sudah pukul 5 kurang 15 menit Sakura harus kembali ke rumah.
"Tae aku harus pulang. Bibi paati sudah menungguku."
"Ayo aku akan mengantarkanmu pulang." Taehyung berdiri bersiap mengantarkan Sakura pulang.
"Kau masih sakit. Aku akan pulang sendiri. Aku akan naik bus pukul 5 sore."
Taehyung tidak suka Sakura menolak bantuannya atau apapu yang diberikan olehnya. Dia pergi kekamarnya berganti pakaian dengan sweater dan mengambil kunci mobil lalu ditangan kanannya menenteng sweater berwarna hitam.
"Tae aku bisa pulang sendiri. Dari sini ke rumahku hanya 20 menit.
"Pakailah." Taehyung menyerahkan sweater hitam itu kepada Sakura.
"Tae." Sakura merajuk.
"Aku akan mengantarkanmu pulang. Oke!"
Akhirnya Sakura menyerah. Dia memakai sweater Taehyung dan kebesaran ditubuhnya.
"Lebih baik. Aku tidak mau bibimu khawatir melihat pakaianmu yang lusuh." Taehyung mengambil tas Sakura di sofa. "Ayo aku akan mengantarkanmu pulang.
Dengan patuh Sakura mengikuti Taehyung.
Sampai didalan mobil Sakura tidak berbicara apapun. Dia takut bibinya mengetahui luka di tubuhnya sama yang dia takutkan kepada Taehyung namun bibinya lebih ekstrim. Azura akan mendatangi sekolah dan melabrak Sohee.
"Ada apa? Mengapa kau berubah menjadi pendiam? Apa kau memikirkan apa yang akan kau katakan kepada bibimu?"
Taehyung benar-benar tahu apa yang dipikirkan Sakura.
"Kau tahu bibiku selalu bereaksi berlebihan jika mengenai aku."
"Aku masih ingat dengan jelas bagaimana bibimu mengusirku ketika aku mengajakmu berkencan untuk pertama kalinya. Dia bilang aku adalah berandalan. Walaupun sepenuhnya ucapan bibimu itu benar."
"Bibi hanya terlalu overprotective kepadaku tapi aku menyayanginya."
"Aku tahu itu. Bibimu adalah orang yang baik. Tenang saja aku akan membantumu mengalihkan pandangan bibimu. Jangan khawatir."
"Ah, aku sekarang berpikir seperti pembohong besar." Sakura berkata dengan lemas.
Taehyung tertawa. "Kau memang terlalu polos."
Sakura menggerutu.
"Sekarang katakan padaku siapa yang melakukannya. Aku lupa. Tenang saja aku sudah berjanji padamu tidak akan melakukan hal yang buruk."
"Sohe. Dia yang melakukannya."
Sebenarnya Taehyung sudah muak mendengar nama itu lagi. Wanita itu tidak pernah berhenti menganggu Sakura.
"Apakah tidak ada nama lain selain dia. Aku bosan dia selalu mengganggumu. Tidak bisakan kau pindah sekolah."
"Jangan gila. Hanya menunggu bulan bulan lagi aku akan lulus sekolah. Aku bisa menunggu selama 2 tahun tapi mengapa aku tidak bisa menunggu dua bulan."
"Baik-baik aku paham." Taehyung mengalah.
"Jangan menyakiti dia. Kau sudah berjanji padaku."
"Aku janji. Jangan khawatir."
20 Menit kemudia mereka sampai di rumah bibi Azura.
"Tenang. Aku akan keluar terlebih dahulu dan ketika bibimu keluar aku akan mengajaknya bicara. Saat itu kau langsung masuk kedalam rumah."
Sakura mengangguk.
Taehyung keluar lebih dulu dari mobil. Dia menekan bel rumah dan beberapa lama kemudian Azura keluar sambil memakai celemek menandakan dia sedang memasak makan malam.
Sakura melihatnya dengan gelisah. Dia takut bibinya mengetahui.
"Taehyung. Dimana Sakura? Dia bilang kau sedang sakit maka dari itu dia menjengukmu."
"Sakura masih didalam mobil sebentar lagi dia akan keluar."
"Mengapa kau mengantarkan dia. Bukankah kau sakit?"
"Aku sudah merasa cukup baikan. Aku tidak mau Sakura pulang sendirian jadi aku mengantarkannya."
"Ah, Sakura memang beruntung memiliki kekasih sepertimu." Puji Azura. "Tapi mengapa wajahmu babak belur seperti ini."Azura menyipitkan matanya.
"Hanya perkelahian antar pria. Kau tahu remaja." Taehyung meringis.
Sakura melihat Taehyung sedang berbicara dengan Azura kemudia dia melihat Taehyung memberikan kode supaya Sakura masuk kedalam rumah. Menarik nafas panjang dan bergeges masuk kedalam rumah.
Berjalan dengan cepat dan mengedepankan rambutnya supaya Azura tidak bisa melihat luka dikening Sakura.
"Bibi aku pulang." Sakura langsung berjalan masuk tanpa mendengar balasan dari Azura.
"Anak itu masuk begitu saja. Tidak melihat bibinya menunggu khawatir dirumah."
"Taehyung tertawa lembut. "Aku rasa Sakura sedang terburu-buru untuk kekamar mandi."
"Kau itu selalu membelanya." Gerutu Azura.
"Karena aku kekasihnya." Jawab Taehyung singkat.
"Dia memang beruntung memilikimu. Ayo masuk. Aku sedang menyiapkan makan malam." Ajak Azura.
"Tidak bi. Aku akan pulang saja."
"Jangan menolakku. Ayo masuk." Azura mengajak Taehyung masuk kedalam untuk ikut makan malam bersama.
Taehyung tidak bisa menolaknya.
"Duduklah disofa dan Sakura mungkin akan turun sebentar lagi. Aku akan menyiapkan makan malam untuk kalian."
"Terimakasih bi."
Azura tersenyum dan meninggalkan Taehyung sendiri.
Ponsel Taehyung bergetar. Dia mendapat pesan dari Yoongi.
Bagaimana keadaanmu? Kudengar kau berkelahi lagi dengan Kyungsoo.
Taehyung mengerutkan dahinya. Bisakah pria satu ini berhenti mencampuri urusannya. Terkadang Yoongi cukup menyebalkan. Dia bertindak seolah dia adalah kakak bagi Taehyung sedangkan Taehyung tidak menganggapnya sebagai kakak. Satu-satunnya kakak berada di China bersama suaminya.
Dia juga menganggap Yoongi seperti ular. Jika memang dia peduli pada Taehyung, Mengapa dia selalu menemui Kyungsoo. Entah apa yang ada dipikiran pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (Miyawaki sakura x Kim Taehyung)
FanfictionMereka berdua dipisahkan oleh sebuah tragedi yang memilukan. Semenjak tragedi pemerkosaan itu Sakura menjadi seperti robot yang bernyawa. Tidak tersenyum, marah, merasakan sakit, bahkan menangis saja tidak. Dia juga mengisolasi diri dari keluarganya...