Hari ini Jinhwan diizinkan pulang dari rumah sakit , itupun karena sang pasien terus saja merengek bak anak kecil pada Hanbin dan juga Dokter yang menanganinya .
Dengan dalih benci bau obat-obatan , pegal terlalu banyak tidur , rindu rumah dan berbagai macam alasan lainnya yang ia gunakan .
Pada akhirnya Hanbin menyerah dan menyutujui permintaan itu , begitu juga dengan sang dokter .Perjalanan dari rumah sakit menuju rumah Jinhwan tak memakan waktu lama . Mereka sudah tiba sebelum waktu jam makan siang . Hanbin menyewa pekerja khusus untuk mengurus rumah serta beberapa mempekerjakan penjaga di rumah Jinhwan . Bukan apa-apa , dia hanya tak ingin kejadian beberapa waktu lalu dimana ia hampir kehilangan jejak Jinhwan kembali terulang untuk kedepannya .
" Duduk dan makanlah , aku harus menghubungi bawahanku di seoul sebentar "
Hanbin hanya mengatakan itu setelah mendudukkan Jinhwan di kursi meja makan dan berlalu menuju kamar untuk berbicara pada sekertarisnyaJinhwan yang ditinggal begitu saja mendengus kesal . Tapi setelahnya ia mulai menyantap makanan yang ada . Sejujurnya ia rindu masakan rumah seperti ini . Bukan ia tidak bisa masak , ia bisa tapi hanya makanan tertentu yang sudah ia kuasai . Selebihnya ia hanya memesan makanan siap saji . Terkadang ia akan mendapat amukan dari Hanbin ataupun June . Ah ia jadi rindu adik bongsornya itu . Jinhwan meletakkan sendok dan garpunya lalu merogoh tas kecil diatas meja makan , yang tadi ia bawa
" Tuan masih ingin sesuatu ? Jika ia , anda bisa mengatakannya dan saya akan membuatkan untuk anda "
Suara pelayan yang menurut perkataan Hanbin sudah memiliki anak dua itu , membuat Jinhwan mengalihkan pandangannya dari mencari sesuatu dari tasnya" Um tidak , tapi bisa aku minta tolong ? "
Wanita tersebut tersenyum
" Tentu saja tuan "" Bisakah tanyakan pada Hanbin dimana ponselku ? Aku mencarinya di tas ini tapi tidak ada .Aku ingin menanyakannya langsung tapi makananku belum Habis . Akan jadi masalah jika dia melihat makananku masih tersisa " mohon Jinhwan pada pelayan barunya
Namun dengan wajah menyesal pelayan menjawab
" Maafkan saya tuan muda , tapi tuan besar tidak memperbolehkan siapapun naik keatas lantai dua tempat kamar kalian berada . Maafkan saya tuan "Mendengar penuturan itu , Jinhwan hanya bisa mengangguk pasrah . Ya mau bagaimana lagi , perintah Hanbin adalah mutlak .
" ya sudah , pergilah . Terimakasih "
" Saya permisi tuan "
Selepas kembalinya pelayan itu ke dapur , Jinhwan kembali mengobrak abrik tasnya bahkan ia mengeluarkan semua barangnya . Tapi nihil , benda tipis itu tidak ada . Hanya ada dompet dan hal tidak penting lainnya
" Bagaimana ini ? Apa aku menjatuhkannya ? Tapi seingatku aku tidak menyimpan itu di tempat lain . Apa ada yang mengambilnya saat mobilku kecelakaan ? Hahhh menyebalkan sekali . "
Jinhwan menghabiskan makanannya dengan disertai gerutuan karena tak menemukan ponselnya .Tapi apa tadi dia membahas kecelakaan ??
Oh benar . Memang alasan Jinhwan masuk rumah sakit karena apa ?Jawabannya adalah ketika hendak menuju bandara mobil yang ia kemudikan tiba-tiba diserempet mobil lain dengan sangat keras yang membuat keseimbangan mobil Jinhwan oleng . Jinhwan yang panik dan ketakutan pun kehilangan konsentrasi . Namun dengan sedikit konsentrasi yang masih ia miliki , jinhwan membanting stir mobil ke arah pinggir badan jalan hingga mobil itu menabrak pembatas jalan . Setelahnya ia berakhir di rumah sakit dan ditemukan oleh Hanbin .
Tapi kenapa dia ingin ke bandara sendirian ? Bukankah dia harusnya menunggu hanbin untuk pergi bersama ?
Itu karena ia mendapatkan pesan aneh dari June yang memintanya segera kembali . Jinhwan meminta penjelasan , namun June tidak mengatakan hal lebih . Dia hanya minta Jinhwan segera pulang tanpa sepengetahuan Hanbin dan lagi , June memberi informasi yang ambigu menurutnya .
" Sesuatu yang kau tidak inginkan terjadi dan ini saatnya kau memilih hyung "
Memilih apa ? Sesuatu apa ?
Didorong oleh rasa penasaran yang tinggi , akhirnya Jinhwan nekat pergi . Tapi naas , ia malah mendapatkan celaka .
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
Fanfiction" Sebuah rasa yang tertinggal dalam setiap bayang tanpa angan . Memberi racun dan penawar , hingga membawa pada rasa tanpa akhir . Karena begitulah takdir sebuah bayangan "