열아홉

190 25 18
                                    

Hanbin berjalan pelan dengan sedit senyum diwajah tampannya . Ia ingin mengunjungi kekasih cantiknya . Rindu . Begitu katanya .

Namun di ujung lorong dekat kamar rawat Jinhwan , Hanbin melihat bayangan putih . Ia mengusap matanya agak kasar mengira mata baru itu masih belum bekerja dengan baik . Tapi setelah beberapa kali melakukan hal yang sama , bayangan itu tidak menghilang .

" orang ? Hantu ? Kau hantu ? " pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja . Sementara bayangan itu mulai nampak jelas seiring Hanbin melangkah mendekat .

" oeh dia tersenyum . Padaku ? "

" ie ie tidak mungkin "

Semakin jarak Hanbin dan bayangan itu dekat , semakin jelas pula senyuman itu .
" tapi siapa ? "

Hanbin berniat mengabaikan bayangan itu , tetapi kembali ia menoleh kebelakang hanya untuk melihat lagi dan memastikan ia tidak gila . Dibelakangnya , bayangan itu semakin jelas dan itu adalah rupa orang yang Hanbin sangat kenali
" Jinani ? Jinani ? Heyy tunggu "

Hanbin berlari mengejar bayangan itu tetapi tidak ketemu . Hati Hanbin mulai tidak tenang dan makin gelisah
" Ada apa sebenarnya "
monolognya khawatir . Dia tidak ingin memikirkan hal lain , karena tidak ingin pula hal itu terjadi . Ia bisa gila

Hanbin melanjutkan langkahnya , kali ini lebih cepat namun lagi-lagi berhenti kala badannya ditabrak oleh seorang perawat bertubuh sangat gemuk dan ia melihat James yang keadaannya sudah mulai terlihat sedikit lebih baik , ikut berlari dibelakang para suster .
Hanbin menahan langkah James
" Ada apa ? Kenapa kau terburu sekali dan terlebih untuk apa banyak perawat masuk ke kamar Jinhwan ? "

" Aku tidak bisa menjelaskan sekarang Bin .minggir , aku harus masuk "

" Tidak !! Jawab dulu pertanyaanku "

" JINHWAN SEKARAT . DIA KEMBALI MENGALAMI KRITIS DAN KEJANG-KEJANG . KEMUNGKINAN TERBURUKNYA ADALAH OPERASI DIPERCEPAT . minggir " teriakan emosi James membuat seluruh tubuh Hanbin melemas . Demi apapun , Operasi itu belum bisa dilakukan sekarang . Meski jadwalnya memang hari ini tapi tidak bisa terlalu dini . Itu yang ia ketahui dari penjelasan dokter . Resikonya terlalu besar .

Hanbin berdiri dan melihat kesekeliling , menelusuri dengan matanya setiap lorong yang terjangkau . Ia harus menemukan bayangan putih itu . Hanbin berjalan cepat hampir seperti berlari . Memanggil bayangan putih tersebut tanpa peduli ia dianggap aneh atau ditertawakan oleh orang yang melihatnya .

Sayangnya , meski mencari hingga kelantai dasarpun Hanbin tidak menemukan keberadaan bayangan itu .

Hanbin menetralkan nafasnya yang memburu , capek . Ia berutumpuh pada kudua lututnya dalam posisi sedikit membungkuk . Menghapus keringat yang membasahi wajah hingga bajunya . Tiba-tiba ponselnya bergetar panjang tanda ada yang menghubunginya
" Jiwon ? "

Dia menggeser ke icon hijau
" Apa ? " ucapnya dingin

" Kau dimana ? Kemari segera . James bilang dokter yang menangani kasus Jinhwan meminta untuk walinya menantangani surat operasi "

" Apa maksudmu ? Kemarin aku sudah memberikannya . Lalu apa lagi "

" Bukan itu . Operasi Jinhwan hyung dipercepat karena keadaannya yang semakin melemah . Jadi dokter membutuhkan persetunjuan wali pasien untuk pertanggung jawaban "

Hanbin memijit pangkal hidungnya pelan dan segera berlari menuju lift
" Aku kesana segera . Aku tidak mau tahu , minta dokter itu menyelamatkan Jinhwan dan bayi kami . Berapapun biayanya "

Hanbin menutup panggilan sepihak . Merutuki serta mengumpati lift yang ia rasa bergerak sangat lambat . Jantungnya perpacu kencang dan cepat . Waktu yang tidak tepat ,
" Jinani baik-baik saja B.I , tenanglah . Jangan berulah . Aku yakin Jinani dan baby akan baik-baik saja . Pasti "
Ucapnya yakin yang sebenarnya untuk diri Hanbin sendiri , karena lebih dari apapun saat ini dia sangat cemas

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang