Perjalanan mereka begitu melelahkan.
Baik Hanbin maupun Jinhwan keduanya mengalami masalah yang sama . Meski berbeda penerbangan dan Hanbin tidak tau menau soal keberangkatan Jinhwan ke Jepang . Namun ternyata kontak batin antar keduanya masih sangat kuat .Terbukti ketika Jinhwan yang memang kurang tidur,hampir saja tertabrak kendaraan ketika menyebrang untuk menuju ke bandara , untung saja Jaeho dengan cekatan menarik pinggang Jinhwan agar mundur . Jaeho tau Jinhwan sedang tidak dalam kondisi baik tetapi bagaimanapun profesional adalah motto utama mereka dari dulu jadi tidak mungkin membatalkan jadwal begitu saja .
Disaat yang sama, Hanbin menjatuhkan gelas yang pramugari berikan padanya untuk minum .
Perasaannya merasa sangat tidak baik setelah itu . Dia merasa cemas dan begitu khwatir .
Tapi tak mungkin menghubungi kekasihnya itu saat ini . Pesawat sebentar lagi lepas landas .
Dengan begitu,untuk menghilangkan sedikit kekhwatirannya , Hanbin terus menatap foto Jinhwan yang terbaru di galerinya .Saat asik memandangi foto itu, dia mengingat tentang laporan anak buahnya mengenai aktivitas Jinhwan sebulan kedepan.
Jangan tanya kenapa. Karena itu telah dia lakukn sejak lama..mencari tau semua kegiatan yang dilakukan pria mungilnya.
Dan matanya seketika terbelalak saat membaca bahwa hari ini Jinhwan memiliki jadwal dadakan ke Jepang dan itu adalah tempat yang sama tujuan Habin kali ini .Jika biasanya dia akan marah karena Jinhwan tak mengatakan hal tersebut padanya , tapi kali ini tidak . Rasa cemas pada Jinhwan lebih mendominasi . Ia tak sabar ingin bertemu sang pujaan hati .
( Bin..tak ingatkah kau pada seseorang di rumah besarmu itu ?? )
Dalam pesawat lain, Jinhwan dibantu oleh June duduk di kursi mereka . Suhu badan Jinhwan tiba - tiba naik .
Jaeho dan June tau bahwa ini terjadi karena Jinhwan kurang tidur dan beban pikiran yang banyak .
Namun karena Jaeho sudah sangat kenal lama dengan mereka jadi dia memang selalu membawa obat dan vitamin yang akan mereka butuhkan jika sewaktu waktu ada keadaan tak terduga seperti saat ini ." Hyung , istirahatlah dulu . Perjalanan kita masih lama "
Ucap June pada Jinhwan yang terlihat memaksakan diri tetap terjaga" Benarkah ?? Aku lelah sekali Jun "
Jinhwan mengeluarkan rengekannya dan June sama sekali tidak terganggu dengan itu . Sejak mereka debut dulu,,mereka semakin mengenal dan dari situlah member tau betapa manjanya Jinhwan saat sakit ." sudah kukatakan kau bisa tidur sekarang hyung "
Dan dengan itu perlahan Jinhwan semakin merapatkan badannya pada June , mendusel kecil di bahu pria tinggi itu .
Tak lama , dengkuran halus terdengar menandakan Jinhwan mulai terlelap .June mengusap rambut Jinhwan dan menatap sosok mungil itu dengan pandangan sendu .
Ia tak tau bagaimana menderita dan sakitnya Jinhwan berada dalam kehidupannya bersama Hanbin tetapi yang ia tau bahwa kian hari hati hyungnya semakin hancur tak berbentuk .
Member lain pun mengusulkan agar mereka saling melepas . Tapi baik Hanbin maupun Jinhwan nyatanya tak bisa berjauhan apalagi terpisahkan . Maka ketika Jaeho meminta Jinhwan menghindari Hanbin , June tau bahwa penderitaan keduanya barulah dimulai .
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
Fanfiction" Sebuah rasa yang tertinggal dalam setiap bayang tanpa angan . Memberi racun dan penawar , hingga membawa pada rasa tanpa akhir . Karena begitulah takdir sebuah bayangan "