" Akhh akhh nghh he-hentikan Tu-tuan "
rancauan kesakitan Hyunbi terus terdengar sejak satu jam yang lalu . Awal Hanbin meminta haknya sebagai seorang suami di atas ranjang , semua baik-baik saja dan Hyunbi menikmatinya . Tidak terhitung desahan yang keluar dari bibir sexynya karena sentuhan Hanbin pada tubuhnya membuat dia meminta lagi dan lagi . Tetapi bagai orang yang tak puas nafsu , gairah Hanbin kian menjadi . Menyatukan dirinya dan Hyunbi lebih dalam dan buas . Namun bagaimanapun , Hyunbi hanya wanita biasa yang tidak memiliki kekuatan ekstra dalam menghadapi nafsu birahi suaminya . Kandungannya terasa keram dan sakit yang amat sangat ." Ada apa ? Bukankah kau ingin perhatian dariku sayang ? Inilah yang aku berikan . Sebut namaku Hyunbi "
" nghh ku mohon hentikan akkk ini sakit sekali "
Tanpa memperdulikan permohonan sang istri , Hanbin terus menghentakkan tubuhnya hingga bagian terdalam Hyunbi . Namun yang Hanbin tidak sadari adalah cairan pekat merah yang mulai mengalir dari selangkangan Hyunbi . Wanita cantik yang kini penuh dengan peluh , menatap kearah Hanbin yang terus mengerang nikmat diatasnya .
" Apa dia pernah merasakan sedikit saja rasa cinta padaku ? Hahaha kurasa tidak . Tapi jika boleh berharap , kuharap ya "Hanbin menyadari Hyunbi menatapnya dengan pandangan yang sulit ia selami artinya , namun Hanbin tidak nyaman dengan tatapan itu . Hatinya seolah terusik entah karena apa . Maka dia membalik kasar tubuh wanita hamil itu tanpa melepaskan penyatuan mereka dan kembali memuaskan nafsunya . Memperdalam , menghentak dan kembali menusuk hingga bagian inti . Tidak berhenti disitu , Hanbin menarik diri dari kehangatan Hyunbi dan tanpa peringatan ia menghujam bagian Anus istrinya . Seketika itu juga longlongan kesakitan terdengar begitu nyaring dari Hyunbi .
Teriakan Hyunbi cukup mengejutkan Hanbin , pria dengan rahang tegas itu terdiam begitu saja namun belum juga melepaskan diri dari dalam Hyunbi yang masih berteriak , hanbin dapat melihat deru nafas tidak beraturan itu tetapi dirinya belum juga bergerak atau melakukan apapun padahal ia juga sudah merasakan basah di area pahanya .
" pekat , merah...apa ini?? Kenapa dia berteriak seperti itu ? Apa yang terjadi ? "
Pertanyaan demi pertanyaan terus saja berputar dikepala Hanbin seperti kaset rusakBrakk
Bughh
" Brengsek !! Apa yang kau lakukan hah ?? Kau benar-benar iblis Hanbin !! "Teriakan itu kini berhasil menyadarkan Hanbin dari pikirannya . Itu kekasihnya , Jinhwan membuka pintu dan memberinya pukulan telak di pipinya . Mendorong tubuh Hanbin agar penyatuan itu terpisah Dan Hanbin tersungkur dibawah lantai
" Jinani ? Apa yang kau lakukan sayang ? Hey jangan menyentuh darah kotor itu "
Hanbin berdiri berusaha menghalau Jinhwan yang ingin menyentuh Hyunbi" Bedebah!! Jika tidak aku sentuh maka kita tidak bisa membawanya kerumah sakit dan kau bisa kehilangan anak juga istrimu " Jinhwan memaki Hanbin dengan segala macam umpatan . Hatinya sakit karena melihat bagaimana Hanbin menyetubuhi wanita yang kini tak berdaya didepannya . Tapi Jinhwan tidak bisa mengabaikan ini dan membiarkan Hanbin menyakiti Hyunbi lebih jauh
Jinhwan berusaha menutupi tubuh Hyunbi dengan selimut yang ada tapi tidak mudah karena tangannya yang gemetar melihat banyaknya darah yang terus mengalir dari paha dalam wanita itu . Jinhwan takut darah dan ia sadar betul akan itu , tapi jika dibiarkan maka Jinhwan tidak akan pernah memafkan dirinya sendiri jika terjadi hal huruk pada Hyunbi . Dia menepuk nepuk pipi Hyunbi agar tetap sadar
" Hey Hyunbi , kau dengar aku ?? Ku mohon jangan tutup matamu . Tetaplah sadar , kumohon hiks kumohon kuatlah "" Jinani- "
" Diamlah!! Pakai pakaianmu dan siapkan mobil . Kita bawa dia kerumah sakit . CEPAT !! "
Hanbin bergerak untuk menggunakan pakaiannya yang tercecer dilantai . Tatapan tajamnya tidak lepas dari sang kekasih yang berusaha menyadarkan istrinya . Namun setelah selesai berpakaian lengkap , Hanbin hanya berdiri bersandar pada lemari Hyunbi tanpa memperlihatkan kekhawatiran sama sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
Фанфик" Sebuah rasa yang tertinggal dalam setiap bayang tanpa angan . Memberi racun dan penawar , hingga membawa pada rasa tanpa akhir . Karena begitulah takdir sebuah bayangan "