Hari berganti , bulan demi bulan terlalu dengan begitu cepat .
Rasa sakit , penantian dan harapan menjadi satu diperasaan kedua orang yang kini memandang indahnya bintang malam .
Tak ada pembicaraan , keduanya terdiam tanpa kata . Hanya menatap langit dan mengagumi ciptaan Pencipta .
Hingga satu diantaranya memecah keheningan
" Hyunbi-ssi , apa harapanmu ? "Yang ditanya menatap kearah orang yang bersua , menatap orang itu lama tanpa menjawab . Berselang beberapa detik setelahnya dia tersenyum , menampilkan senyum indah yang telah disia-siakan pendamping hidupnya .
Mata indah Hyunbi berbinar , ia seolah melihat malaikat yang sedang berada didekatnya . Dengan rambut yang kini berwarna blonde , pahatan wajah yang sangat indah , rahang yang harusnya tegas malah terlihat begitu lembut , kulit putih yang bersinar , kini Hyunbi mengerti mengapa suaminya begitu mencintai orang yang saat ini bersamanya
" Aku hanya berharap kau bisa bahagia Jinan Oppa "
ungkap Hyunbi tulus pada Sosok yang kini mulai dikaguminyaJinhwan yang mendengar itu menggenggam pembatas teras balkon dengan erat , dia menolehkan wajahnya pada Hyunbi lantas menatap calon ibu cantik itu dengan mata penuh luka
" Aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan setelah aku mengambil tempat untuk kebahagiaanmu Hyunbi . Jangan membuatku merasa terjerat oleh bayangan kebahagiaan yang tak akan pernah aku mimpikan lagi . Semua telah sirna sejak Hanbin memperlakukanku layaknya boneka . Tanpa nyawa , perasaan dan kehidupan . "Hyunbi merasa hatinya ikut berdenyut sakit mendengar perkataan Jinhwan . Bahkan bayi dalam perutnya menendang begitu keras sampai membuat Hyunbi meringis kesakitan .
Dengan wajah khawatir , Jinhwan menanyakan keadaan Hyunbi
" Hey, kau baik-baik saja ?? Aku rasa kau harus masuk kedalam kamar dan istirahat . Angin malam tidak baik untuk kandunganmu yang telah mencapai delapan bulan . "Berkat tuntunan Jinhwan , Hyunbi kini dapat berbaring di atas tempat tidurnya . Membiarkan tindakan Jinhwan yang menyelimuti dan merapikan rambutnya
" Kau tahu ? Aku ingin sekali memilki adik perempuan . Terlahir sebagai anak bungsu membuatku terbiasa mendapatkan banyak perhatian . Tetapi ketika Yang Sajangnim membawaku ke agensi , aku menjadi yang tertua . Aku tiba-tiba memiliki banyak adik , dan lagi mereka semua laki-laki yang lebih besar dariku "
Perkataan Jinhwan membuat Hyunbi tersenyum geli , ia pernah mendengar bahwa lelaki mungil yang kini juga sedang mengandung itu tidak suka disebut imut atau mungil meski kenyataannya memanglah demikian ." ughh jangan mengejekku Hyunbi . Kau harus tahu jika dulu aku sangat kesal saat mendapati mereka semakin besar dariku . Bahkan mereka menjadi sering jahil padaku . " dengan pipi mengembung kesal mengingat masa lalu , Jinhwan tanpa sadar tersenyum lembut saat kilasan perjalanan itu dan tanpa diundangpun , kenangannya bersama Hanbin selama kurang lebih 9 tahun sebelum Hanbin keluar dari Agensi YG , membuat Jinhwan menyadari bahwa yang membawa dia dan Hanbin pada lubang hitam ini adalah kebersamaan itu . Waktu yang mereka Habiskan bersama begitu banyak . Namun pada akhirnya , Jinhwanlah yang tidak pernah bisa mengenal bagaimana Hanbin . Tidak pernah sekalipun terbayangkan dalam pikirannya bahwa Hanbin dengan senyum konyol dan tingkah aneh yang dia kenal , ternyata tumbuh menjadi sisi gelap dari dirinya yang lain . Jinhwan tidak pernah menduga bahwa suatu hari , rasa cinta mereka akan berujung pada sebuah rasa sakit yang teramat besar .
Jinhwan tersentak kaget saat jemari lembut menyapa wajahnya , menghapus air mata dipipinya yang entah kapan mengalir
" Yang terjadi adalah jalan takdir setiap orang Oppa , baik kau aku maupun Hanbin Oppa hanya bisa mengikuti arus . Jadi , jangan membiarkan air matamu kembali mengalir hanya untuk menangisi apa yang telah lalu . "Hyunbi mengarahkan tangannya untuk menyentuh perut Jinhwan yang kini semakin membesar . Usia kandungan Jinhwan saat ini adalah 7 bulan , itu menurut dokter .
Jinhwan menepis halus sentuhan itu . Masih terasa aneh baginya membiasakan diri dengan keadaannya yang sekarang . Bukan berarti ia benci anak dalam perutnya , tapi ia hanya belum siap menerima takdir .
" Maafkan aku Hyunbi , aku tidak ber- "
Hyunbi segera menggenggam tangan Jinhwan saat merasa keputus asaan kekasih suaminya itu kembali hadir
" semua akan baik-baik saja Oppa . Aku tidak mempermasalahkan responmu atas sentuhanku tadi , tapi aku harap kau menjaga kandunganmu dengan baik . Aku sungguh tidak ingin melihatmu disakiti oleh Hanbin Oppa lagi . "" Kenapa ? " pertanyaan Jinhwan membuat Hyunbi terkekeh kecil
" Aku tidak tahu . Tapi yang pasti , hatiku terasa hancur saat melihatmu disakiti oleh Hanbin Opoa karena tidak menurutinya "
Sekali lagi hati Jinhwan seakan diberi sayatan yang amat dalam ,
" Jangan menghawatirkan apa yang tidak perlu Hyunbi . Pergunakan waktu dan pikiranmu untuk menjaga kandunganmu . Kau akan melahirkan beberapa minggu lagi dan aku akan sangat merasa senang memiliki ponakan kecil yang lucu "Hyunbi mengelus perutnya yang semakin besar ,
" kaupun akan memiliki bayi yang lucu Oppa . Membayangkan wajahnya yang perpaduan antara kau dan Hanbin Oppa , membuatku yakin anakmu akan sangat cantik dan tampan "Jinhwan terbahak " Kembar ? Mana mungkin "
" Bukan kembar , tapi mungkin akan sepertimu yang tampan namun cantik dalam waktu bersamaan . "
Namun setelah mengatakan itu , bukan wajah harapan dan kegembiraan yang ada di wajah Jinhwan namun lebih kepada kekalutan ." Aku mendengar jika kemungkinan anakku bisa lahir selamat hanya 40% hiks , hiks kenapa aku menangis . Bodoh "
Hyunbi ingin memeluk dan menenangkan Jinhwan , namun tubuhnya menolak . Ia tahu jika kehendak suaminya pada Jinhwan sangatlah mustahil . Tapi dengan bantuan alat yang entah apa namanya Hyunbipun tidak tahu , hasilnya memberikan kepuasan untuk Hanbin .
Entah mengapa saat mendengar fakta yang baru saja ia ketahui , membuat hatinya mendadak merasa kelegaan . Mungkin memang terdengar jahat , tapi dalam hatinya pun menginginkan kebahagiaan . Jika anak yang kekasih suaminya itu tidak lahir dengan selamat , maka anak yang ia kandung bisa menjadi satu-satunya anak Hanbin . Itu artinya ada kemungkinan juga perilaku Hanbin bisa berubah baik padanya . Egois !! Dan yah kali ini saja , Hyunbi ingin egois dan mementingkan kebahagiaannya .Moment kedua orang itu terusik saat seseorang , tepatnya tuan besar di rumah ini membuka pintu kamar Hyunbi
" Jinani , waktunya istirahat sayang "
Jinhwan yang melihat kedatangan Hanbin pun segera berdiri dan berjalan ke arah kekasihnya itu . Dia melewati tubuh Hanbin yang awalnya ingin memeluk dirinya . Jinhwan meneruskan langkahnya menuju kamar Hanbin yang tidak lain adalah kamar Jinhwan juga . Hanbin yang memaksa . Bukan keinginan Jinhwan . Jadi jangan mengakiminya , ok ?Hanbin menggeram kesal , apa salahnya pelukan . Netranya menatap pada Hyunbi yang juga sedang menatapnya dan entah setan baik dari mana yang merasukinya , dengan sadar ia berjalan ke arah Hyunbi yang sedang duduk di kasur . Hanbin memegang kedua pundak Hyunbi , membuat wanita itu ketakutan tapi sedetik kemudian menganga tidak percaya
" tidurlah " ucapan lembut dan usapan pelan di bahunya dari Hanbin memberi Hyunbi harapan yang selalu ia inginkan .
Perlahan Hanbin menuntun Hyunbi untuk berbaring , menyelimuti wanita cantik itu hingga ke sebatas dada . Lagi , dorongan untuk menggerakkan tangannya pada perut bulat Hyunbi membuat Hanbin sendiri tidak percaya dengan tidakannya . Tetapi saat menyentuh perut orang yang sah menjadi istrinya tersebut , setitik rasa membuncah hadir dalam dirinya . Mengingatkan sebuah gejolak aneh yang beberapa bulan lalu ia rasakan . Dia menatap wajah Hyunbi yang seolah memancarkan sinar keibuan , menambah kadar keindahan pada wanita itu
" Cantik "
Ucapan samar Hanbin membuat pipi Hyunbi merona" Tu-tuan " oh Hyunbi merutuki kegugupannya tetapi hal itu justru membuat tawa seorang Kim Hanbin , suami Hyunbi yang dikenal tidak memiliki belas kasih , kini tawa itu mengisi kamar tidur Hyunbi . Suara tawa yang membuat hatinya terlonjak senang . Untuk pertama kalinya sejak mereka menikah , Hyunbi disuguhkan tawa kegembiraan sang suami .
Hanbin menghentika tawanya saat menyadari tatapan kagum istrinya . Ia kembali memasang wajah datar namun tidak mengintimidasi .
Kembali Hanbin menggerakkan tangannya diatas perut besar itu , hingga satu tendangan kecil ia rasakan . Rasa senang itu kembali hadir namun sebisa mungkin Hanbin mengontrol ekspresinya . Hanbin tahu bahwa itu adalah reaksi dari anak yang awalnya tidak dia akui dan Hanbin tiba-tiba mendapatkan ide cemerlang membuat Hyunbi yang mendengar perkataan Hanbin selanjutnya menjadi khawatir . Hyunbi merasa tidak memungkinkan untuk saat ini , terlebih usia kandungannya yang hampir mencapai waktu melahirkan . Tapi Hyunbi tidak ingin dan tidak bisa menolak , kerena baru kali ini suaminya meminta dengan lembut dan Hyunbi berharap ini awal yang baik untuk rumah tangga mereka" Aku ingin mengunjungi anakku "
🍊TBC🍊

KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
Fanfic" Sebuah rasa yang tertinggal dalam setiap bayang tanpa angan . Memberi racun dan penawar , hingga membawa pada rasa tanpa akhir . Karena begitulah takdir sebuah bayangan "