" Kim Jinhwan !!! "
Teriakan yang menggema dan memekakan telinga itu terus saja terdengar sejak dua puluh menit lalu , teriakan dari pria yang kini membuat enam pengawalnya kalang kabut .
" Tu - tuan " salah satu pengawalnya memberanikan berbicara pada sang tuan meski dengan terbata bata karena ketakutan
" Apa ha?? Jika yang ingin kau katakan bukan berita baik , akan ku hancurkan kepalamu !! "
" Ka-kami sudah mencari tahu keberadaan tuan Jinhwan , tapi kami hanya mendapatkan akses di seputaran bandara jepang ini tuan . Anak buah saya sudah berusaha untuk- "
Dor
Satu tembakan terlepas membuat semua orang yang ada di ruangan itu menahan nafas . Beruntung tidak ada korban , ah atau mungkin belum .
" a a meleset..sayang sekali " hanbin memainkan nada bicaranya seperti anak kecil yang kehilangan target buruannya
" T tuan maafkan saya..sa saya akan mengerahkan semua anak buah saya untuk mencari tuan Jinhwan " pengawal itu berbicara dengan ketakutan yang menyelimutinya . Berhadapan dengan tuannya memang tidaklah muda , terlebih kini masalahnya adalah pada kekasih sang tuan .
" jaminan "
Lega namun khawatir , itulah yang para pengawal rasakan saat ini . Lega karena satu kata dari sang tuan itu berarti nyawa mereka masih bisa terselamatkan . Namun khawatir karena satu kata itu juga menjadi pengirim dari jawaban hidup mati mereka .
" Nyawa saya tuan " jawab sang pengawal membungkukkan badan dengan tangan kanan melintang ke dada kiri .
Pria itu berbalik menghadap pengawal dan kemudian menatap anak buah pengawal tersebut
" Dan mereka juga ? "
" Ya Tuan Kim " tidak , bukan pengawal tadi yang menjawab . Melainkan anak buahnyalah yang menjawab pertanyaan sang tuan dengan serempak . Bukan tanpa alasan , tapi bagi mereka " menentang tuan mereka sama saja membunuh keluarga mereka sendiri "
" Bagus . Dalam 24 jam . Itu waktumu Choi "
Singkat padat dan jelas , itulah yang menjadi penutup dari pembicaraan mereka dengan sang tuan yang meninggalkan ruang tanpa jendela .
Membuat semua orang di ruangan itu mulai bernafas normal kembali , dan segera meninggalkan ruangan tersebut untuk melaksanakan tugas dan janji mereka ..
.
.
.
.
.
.Langkah kaki tegas terdengar di lorong rumah megah yang tak lain adalah rumah Jinhwan di Jepang ini .
Dengan aura membunuh disekeliling pria tinggi dan berahang tegas itu , ia membuka pintu salah satu kamar ." Sudah selesai ?? Apa katanya ? "
Pria itu berjalan menghampiri lawan bicaranya yang tengah menyesap wine .
" Jinhwan tak ada jejak dan itu membuatku ingin membunuhmu sekarang juga yang dengan santainya berada di kamar kekasihku . " geraman tanda bahaya membuat sosok lain di ruangan itu merinding .
" hey tenanglah Bin...aku yakin Jinhwan tidak akan jauh . Kau lihat disana ?? Aku menemukannya saat mencari petunjuk keberadaanya ,jadi bisa ku pastikan bahwa kim Jinhwan akan kembali kepelukanmu tuan kim Hanbin . "
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
Fanfiction" Sebuah rasa yang tertinggal dalam setiap bayang tanpa angan . Memberi racun dan penawar , hingga membawa pada rasa tanpa akhir . Karena begitulah takdir sebuah bayangan "