열셋

212 29 36
                                    

Seperti sebuah mimpi buruk , Jinhwan dan Hyunbi dibawah oleh Hanbin tinggal dibawah satu atap . Bedanya , Jinhwan tidur dengan Hanbin sedang Hyunbi hanya ditemani Hanbin saat calon bayi diperut Hyunbi rindu ayahnya dengan membuat ibunya gelisah atau tidak bisa tidur .

Tetapi sungguh Jinhwan tidak nyaman tinggal bersama Hnbin dan Hyunbin. Terlebih saat ini semua telah wanita cantik itu ketahui bagiamana hubungan antara Jinhwan dan Suaminya.

" Kim Jinhwan ! Makan makananmu dan segera beristirahat "perintah tegas Hanbin tiba-tiba terdengar oleh Jinhwan saat dia sebenarnya tengah melamun

" Ya " jawabnya lemah . Tapi sedetik kemudian Jinhwan beralih menatap Hyunbi yang memakan makanannya dalam diam . Ah Jinhwan ingat satu hal penting

" Hyunbi-ssi , bukankah hari ini jadwalmu kontrol kandungan ? "

Hyunbi mengalihkan pandangannya dari piring lalu menatap Jinhwan dan Hanbin bergantian .
Pria cantik itu tersenyum lembut pada Hyunbi ,
" Hanbinie , temanilah Hyunbi periksa kandungan "
Hanbin terdiam sesaat tapi seringai mengejek itu kembali . Dengan tatapan kejam itu , Hanbin memandang perut Hyunbi yang mulai membesar itu

" Dia tidak penting " jawabnya entang

" Ap-apa maksudmu hah ?? Dia istrimu . Kalian memilik ikatan dan dia tanggung jawabmu , jadi berhenti bersikap arogan seolah dia orang asing. Dia mengandung anakmu , sadari itu "

Hyunbi tersenyum kecil mendengar Jinhwan yang tak lain adalah selingkuhan suaminya itu membelanya . Tapi kalimat menyakitkan layaknya pisau yang menghunus tepat dijantungnya pun mengalir dari bibir penuh suaminya
" Aku membuang benihku di kamar mandi hampir tiap hari . Lalu apa artinya , aku mempunyai hubungan dengar kamar mandi itu ?! Tidak kan . Jadi biarkan saja "

Hati Hyunbi terasa perih dan sakit seperti disayat belatih . Seorang suami yang dia cintai memberinya ungkapan seolah Hyunbi wanita murahan yang hanya dipakai kapan saja dan dibuang sesuka hati .

" Menangis lagi ? Cih , kau tidak layak menjadi seorang ibu jika hanya begini saja sudah lemah . Wanita memang merepotkan "

Jinhwan yang mendengar itu membelalakkan matanya tidak percaya dengan ucapan Hanbin tapi apa daya , marah pun tidak bisa . Dia tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam rumah tangga kekasihnya .

Jinhwan tersenyum miris , hidupnya seolah ditelan habis oleh takdir kesengsaraan . Tidak cukup derita selama menjadi idol , kini ia harus dihadapkan pada situasi yang kian hari terasa mencekik .

" Sudah selesai ? "
Suara lembut itu mengalun di telinga kedua orang yang tengah mengandung benih Hanbin . Kekasih dan juga istrinya . Bangsat memang tapi begitulah kenyataannya .

Hyunbi tekesiap dan mengangkat wajahnya kembali menatap sang suami , tetapi ia kembali tersakiti . Ucapan Hanbin bukan untuknya tetapi untuk pria dengan surai ungu yang duduk di meja makan tepat dihadapannya .
Jinhwan yang melihat reaksi Hyunbi seketika terenyuh . Bagaimana mungkin dia tahan hidup dengan terus menyakiti hati perempuan cantik dan lembut seperti wanita itu . Secara logis Jinhwan tidak salah , tetapi menurut perasaan , Jinhwanlah perusak disini . Meski itu tidak dapat di sangkal tetapi jikapun ingin pergi dari sisi Hanbin untuk Hyunbi , Jinhwan tidak bisa .

" Bisakah kau tidak melamun selama bersamaku Kim Jinhwan ? Kau sedang mengandung . Ingat keadaanmu sekarang . Kau tidak sendiri "

Jinhwan mulai sangat kesal , dan mungkin pengaruh kehamilan membuat Jinhwan kini berani menatap Hanbin sama seperti saat mereka masih Idol dulu
" Jangan selalu memerintahku ! Aku sudah cukup sabar dengan menuruti semua keinginanmu . Mengandung , cih bahkan laki-laki diluar sana akan tertawa atas keadaanku . Tapi kau malah tertawa senang dan membanggakannya . Kau pria tergila yang ada di hidupku !! Menikahi anak orang lain lalu memperlakukannya seperti barang . Memaksa aku untuk mengandung anakmu dengan cara kotor yang kau lakukan padaku . Kau gila . Kau psikopat !!! Brengsek "

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang