"Boss, Pak Farhan tadi menghubungi saya dan meminta saya untuk menyampaikan kalau boss diminta untuk datang dikediaman Pak Farhan sekarang juga, Boss," tutur Indra.
Arthur yang tengah sibuk dengan lembar-lembar pekerjaannya mau tak mau langsung menghentikan pekerjaannya dan menatap Indra tajam.
"Ada apa?" tanya Arthur. "Maksudnya, ada maksud apa kakek menyuruh saya datang?" tanya Arthur lagi yang merasa ada yang aneh saat sang kakek menyuruhnya untuk datang.
"Saya tidak tahu boss, kakek anda hanya menyampaikan itu saja," balas Indra.
"Kira-kira ada apa ini?" batin Arthur berseru merasa tak enak.
"Menurutmu apa yang akan kakek bicarakan nanti?" Arthur kembali menatap wajah sang asisten.
"Sepertinya akan membahas masalah warisan perusahaan boss, seperti tempo lalu," jawab Indra yang mengingatkan pembicaraan warisan perusahaan bertepatan dengan masalah saham turun.
Indra mengetahui semua apa yang menyangkut soal perusahaan, termasuk masalah warisan perusahaan yang sedang diperjuangkan oleh Arthur.
Bisa dibilang selain asisten, Indra juga sudah dipercaya Arthur sebagai tangan kanannya dalam mengurusi perusahaan.
Seperti terkadang saat Arthur malas mengikuti rapat kantor, Indra lah yang akan menggantikan Arthur.
Jika Arthur malas bekerja dan tak ingin masuk kantor, Indra lah yang akan melakukannya.
Tak hanya soal kantor, dikehidupan luar kantor Indra bisa dibilang berperan cukup penting dikehidupan Arthur, karena semua kebobrokan pada diri Arthur Indra tahu, seperti suka bercinta dengan banyak wanita.
Tapi Arthur tahu kalau Indra tidak akan membocorkan semua keburukannya kepada orang lain termasuk pada kakek, karena Arthur tidak akan membiarkan orang lain tahu semua akan dia kecuali Arthur sudah seleksi sendiri dan salah satu sifat Arthur yang orangnya tidak mudah memercayai orang.
"Gue gak akan datang," putus Arthur menanggalkan bahasa formalnya.
"Tapi boss.."
"Apa?! toh paling kakek akan membahas soal warisan perusahaan dan si bajingan tengik itu kan!" potong Arthur yang mulai emosi jika menyangkut sepupunya, Alex.
"Sepertinya ini sangat penting boss," ungkap Indra tenang walaupun boss nya sudah mulai naik darah.
Mendengar kata penting Arthur mulai berpikir ulang untuk apakah dia akan datang atau tidak.
"Apa bajingan tengik itu juga akan datang?" tanya Arthur tajam.
"Sepertinya tidak," jawab Indra singkat.
Arthur melirik Indra tajam untuk menilai apakah Indra serius dengan perkataannya.
"Oke gue datang," ucap Arthur dan mulai bangkit serta merapikan pekerjaannya yang dia kerjakan tadi.