Pagi hari ini sama seperti hari-hari biasanya dimana setiap pagi jalanan selalu macet dan membuat Medhi menjadi salah satu korban kemacetan tersebut.
Tetapi hari-hari seperti ini sudah biasa bagi Medhi dan para pekerja lainnya yang berada di Jakarta.
Setiap pagi selalu merasakan kemacetan itu hal yang sangat lumrah.
Setelah sedikit merasakan kemacetan dengan ojek online sekarang Medhi harus melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan MRT untuk menuju ke kantor.
Kantor yang sudah Medhi tempati selama tiga tahun sebagai salah satu staff marketing.
Medhi memasuki kantor dengan santai karena masih ada sepuluh menit sebelum jam masuk kantor.
Dan seperti biasa Medhi selalu menyempatkan untuk menyapa semua orang yang Medhi kenal, seperti sekuriti kantor nya yang sudah Medhi kenal selama Medhi bekerja disini.
"Pagi Pak Joko," sapa Medhi dengan senyum ramahnya.
"Pagi neng," balasnya dan tak kalah ramahnya.
Medhi berjalan kembali dan melewati pintu pengamanan dengan menempelkan kartu identitas diri dari perusahaan pada alat pengaman pintu masuk yang sangat canggih itu.
Kalau tidak memiliki kartu identitas diri perusahaan, kalian tidak bisa masuk. Kecuali terkhusus untuk tamu yang mempunyai akses lain.
Sesampai didepan lift, Medhi menunggu cukup lama sampai pintu lift terbuka.
Akhirnya lift terbuka juga dan Medhi pun langsung melangkahkan diri untuk masuk ke dalam lift.
"Tumben jam segini lift masih sepi," monolog Medhi karena merasa heran lift yang biasanya jam segini pasti ramai dan sekarang hanya Medhi seorang yang berada di lift.
Medhi mengira dirinya sendiri yang menggunakan lift karena dari tadi tidak ada yang masuk kedalam lift dan dilihat-lihat dari situasi sekarang sedang sepi, tetapi tiba-tiba ada seseorang masuk kedalam lift tersebut sebelum pintu lift tertutup.
Saat Medhi melihat siapa orang tersebut sontak membuat mata Medhi hampir keluar karena kaget melihat orang yang masuk lift tersebut.
Bagaimana tidak kaget kalau yang masuk itu adalah big boss nya sendiri, boss yang mempunyai gedung ini, boss yang menggaji Medhi setiap bulannya.
Medhi langsung menundukkan kepalanya bertanda salam. Medhi spontan langsung menunduk karena takut dan gugup karena satu lift dengan penguasa perusahaan.
Tapi Medhi berusaha untuk tenang, karena Medhi baru pertama kali bisa sedekat ini dengan big boss.
Dalam artian selama Medhi bekerja disini, Medhi hanya dapat melihat big boss secara sepintas saja, tidak pernah ada tatap muka maupun komunitas sedikit pun.