Tubuh Medhi seketika menegang saat dipeluk dari belakang oleh boss nya. Medhi berusaha berontak tapi mendengar suara lelah boss nya membuat Medhi tidak berdaya.
Detik demi detik terlewati, boss nya seperti nyaman dalam keadaan sekarang tapi tidak dengan Medhi. Medhi berusaha mati-matian untuk menenangkan kegugupannya dan detak jantung yang tiba-tiba berdetak dengan cepat.
Medhi tidak tahu akibat detak jantungnya berdetak cepat, apa karena dipeluk boss nya, apa karena dengan posisi sangat dekat seperti ini, apa aroma maskulin yang bisa Medhi hirup dengan jelas.
Aroma maskulin yang tidak menyengat dan lama kelamaan jika dihirup Medhi merasakan ketenangan.
Lama dengan lamunannya Medhi dibuat tercekat dengan apa yang dilakukan oleh boss nya. Boss nya tiba-tiba saja menempelkan hidung dan bibirnya pada bahu Medhi, di situ Medhi merasakan jika boss nya ini tengah menciumi aroma tubuhnya.
Medhi sempat khawatir dengan aroma tubuhnya saat ini, soalnya boss nya lama kelamaan menghirup tubuh Medhi dengan rakus. Takutnya aroma yang tidak enak malah keluar dari tubuh Medhi.
Kekhawatiran Medhi seketika lenyap saat Medhi merasakan kecupan kecil pada lehernya. Jika saja boss nya tidak memeluk Medhi, bisa saja Medhi bisa terjatuh karena apa yang dilakukan oleh boss nya.
Efek kecupan itu sungguh dahsyat, selain membuat Medhi ingin terjatuh karena kakinya sudah seperti jelly, tapi juga membuat pikiran Medhi seketika blank.
Sangking blank nya Medhi hanya diam saja, Medhi mulai beranjak saat sudah tidak merasakan tangan kekar boss nya di bahunya.
Saat Medhi keluar dari ruangan boss nya Medhi berjalan dengan pikiran kosong dan Medhi mempercepat langkahnya menuju lift.
Gila! Bisa-bisanya dia melakukan itu, rutuk Medhi dalam hati saat kesadaran mulai muncul.
"Medhi!" Suara penuh tekanan itu membuat Medhi tersadar.
Mata Medhi langsung terbuka sempurna dan mengarahkan ke arah suara yang membuat dirinya kembali dari ketidaksadarannya.
"Kenapa, Pak?" Ternyata yang memanggil Medhi dengan penuh tekanan adalah Pak Guntur.
"Oh ini.. Pak," ucap Medhi saat melihat Pak Guntur mengulurkan tangannya.
Ternyata Medhi sudah berada di kursi kerjanya tetapi dia masih saja blank atas kejadian tadi. Pak Guntur yang sudah mengulurkan tangannya sejak Medhi datang akhirnya memanggil Medhi seperti itu.
Medhi memberikan laporan itu kepada Pak Guntur. "Kenapa lo? Kok bengong aja, untung Pak Guntur enggak marah tadi," bisik Farid sangat pelan karena tidak mau mendapatkan omelan dari Pak Guntur saat suaranya terdengar.
Medhi hanya memberikan senyuman saja pada Farid setelah itu mereka kembali dalam pekerjaannya.
💋💋💋