The Boss 23

3.2K 160 8
                                    

Akhirnya update juga,Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya update juga,
Selamat membaca

Setelah terakhir kali bertemu dengan kakeknya, Arthur kembali bekerja seperti biasa tanpa memperdulikan misi “menyeleksi” yang dilakukan oleh kakeknya. Yang paling penting bagi Arthur adalah fokus dengan pekerjaannya. Setiap hari Arthur bekerja pagi sampai tengah malam dan besoknya kembali lagi seperti itu tanpa henti, pada saat weekend saja Arthur masih disibukkan dengan laporan-laporan yang belum ia baca.

Tetapi tanpa Arthur ketahui bahwa sang kakek tengah merencanakan sesuatu nantinya. Mungkin rencana Farhan akan membuat Arthur murka.

💋💋💋

Sampai pada hampir dua bulan lebih Arthur tidak bertemu dengan sang kakek dan keadaan perusahaan stabil tanpa ada penurunan. Tetapi  tiba-tiba Farhan beserta rombongannya seperti beberapa direksi perusahaan keluar dari lift bersamaan. Jessica yang lihat itu pun sempat kaget karena tidak ada pemberitahuan jika Farhan dan beberapa direksi akan datang. Setelah melihat rombongan Farhan masuk meeting room, Jessica tergesah-gesah menuju ruangan Arthur. Jessica yakini jika boss mya ini tidak tahu jika kakeknya dan beberapa direksi tengah berkumpul di ruangan rapat.

Jessica yang tahu situasi saat ini tengah genting pun tanpa menunggu jawaban dari Arthur untuk masuk setelah mengetuk pintu, Jessica langsung saja masuk.

Tok! Tok!

“Permisi, boss,” ujar Jessica dengan sedikit panik.

“Ada apa?” Berbeda dari Jessica, ekspresi Arthur seperti biasa saja, datar tak ada ekspresi apa-apa. Kepanikan Jessica tak bisa mengubah ekspresi Arthur.

“Ini boss. Ada Pak Farhan dan ada beberapa direksi di ruangan rapat,” ucap Jessica dengan taku-takut.

“Ada apa?!” Kali ini nada suara Arthur meninggi yang dapat Jessica lihat boss nya ini cukup kaget dengan apa yang Jessica katakan.

“Saya tidak tahu, boss. Pak Farhan masuk meeting room begitu saja, tanpa memberi tahu saya,” jelas Jessica yang mulai ciut mendengar suara Arthur mulai meninggi. Suara datar yang biasa Jessica dengar pun membuat Jessica takut apalagi ini, suara Arthur meninggi.

Tanpa babibu lagi Arthur bangkit dari duduknya dan bergegas menuju meeting room, meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk itu. Kedatangan kakeknya tanpa Arthur ketahui itu membuat emosi Arthur mencuat. Arthur yang tak diberi tahu merasa tak dihargai dirinya yang sekarang posisinya sebagai pemegang perusahaan saat ini. Merasa harga dirinya tersentil itu membuat urat-urat tangan Arthur sudah keluar sangking dia menahan emosinya agar tidak keluar begitu saja. Tapi usaha untuk emosinya tidak keluar begitu saja terbuang sia-sia, karena pintu meeting room yang Arthur buka begitu saja menimbulkan suara yang cukup keras.

Arthur yang masuk meeting room begitu saja tanpa mengetuk pintu sama sekali. Kedatangan Arthur dan kebisingan ulah Arthur itu  membuat seisi orang yang berada di sana otomatis memalingkan mukanya ke arah pintu yang terbuka tersebut.

The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang