Nunggu sampe yang vote banyak lama ya, padahal tanganku udah gatel pingin up, ya udahlah ya up aja deh, moga aja part ini yg vote lebih banyak😁
Setelah Arthur melihat Medhi keluar dari ruangannya, Arthur langsung merutuki dirinya sendiri."Gila! gila! gila! bisa-bisanya gue ngomong kaya gitu tadi," rutuk Arthur pada dirinya sendiri.
"Huh! gak habis pikir sama diri gue sendiri, bisa-bisanya sampe segininya gara-gara ons sama wanita satu ini."
"Udah beneran gila gue kayaknya," ucap Arthur sambil mengusap mukanya kasar.
Arthur masih saja merutuki dirinya sendiri karena tak habis pikir kenapa bisa berkata seperti itu, perkataan itu seperti spontan saja Arthur keluarkan.
💋💋💋
Sekarang bisa dibilang setiap harinya Arthur menyuruh Jessica untuk memanggil wanita yang entah kenapa sekarang selalu muncul dalam pikiran Arthur.
Arthur juga tidak tahu kenapa bisa begitu. Padahal Arthur bisa saja tidak memperdulikan wanita yang sudah ia pakai seperti wanita bayarannya.
Tapi entah dengan Medhi ini berbeda, apa karena dia bawahannya sampai jadi sebegini nya Arthur berbuat.
Mungkin benar itu alasannya, karena Medhi bawahnya jadi Arthur berjaga-jaga jika suatu waktu kakeknya tahu Arthur sudah tahu siapa wanita itu dan seperti apa wanita itu.
Dengan mengawasi Medhi dari jauh Arthur seperti bisa bernafas lega, karena Arthur melihat semua gerak-gerik Medhi.
Arthur lakukan semua ini karena Arthur memang benar-benar ingin menjadi pewaris perusahaan yang Arthur bekerja sekarang.
Jadi kalau kakek tahu akan semua ini bisa-bisa semua warisan akan jatuh ditangan bajingan tengik, Alex, umpatan yang selalu Arthur berikan kalau berkaitan dengan sepupunya itu.
"Sial!!! cctv itu!!!" umpat Arthur sepontan karena tiba-tiba mengingat perihal yang penting.
Arthur melupakan soal cctv itu. Cctv itu adalah bukti yang paling valid jika kakek Arthur tahu dan tentunya nanti jika Arthur ketahuan Arthur tidak bisa mengelak lagi karena ada barang bukti.
"Cctv itu harus hilang!!" geram Arthur.
Arthur segera bergerak cepat untuk memanggil dan memerintah Indra.
"Indra!"
Arthur teriak memanggil Indra dari dalam ruangannya. Ternyata disaat dilanda kekalutan membuat otak Arthur tidak berjalan dengan benar.
Bisa saja kan Arthur memanggil melalui intercom dari pada bersusah-payah teriak dan nantinya dia juga yang capek.
Tetapi ya balik lagi sepertinya Arthur memang tidak sempat berpikir hal lain selain memusnahkan cctv itu.