Bantu tekan bintangnya ya...
.
.
.
.
.
.
.
.~Pink Episode Yerin~
Kaki Daniel menendang pasir yang bertaburan dengan indahnya di pantai. Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya serta raut wajah yang gundah gulana, Daniel tampaknya siap untuk mengisahkan semua rahasia kehidupannya.
Sambil menyisiri pinggiran pantai, Yerin dan Daniel terus berdiam dengan pikiran yang berkecamuk di benak masing-masing. Yerin merasa, ada begitu banyak misteri yang disembunyikan oleh cowok yang tengah berjalan di sampingnya itu. Sejauh ini Yerin sudah menghadapi begitu banyak kejutan dari kehidupan Daniel. Lalu, masih berapa banyak lagi yang harus dia hadapi?
Sementara Daniel berpikir bahwa dia tak mungkin lebih lama lagi menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya. Cepat atau lambat, pasti Yerin akan mengetahuinya. Dihelanya napas kuat-kuat.
"Yerin..."
"Ya...?"
"Lo pasti bingung kan tentang gue. Tentang kebohongan gue, bapak gue, kehidupan gue, ya kan?"
Yerin menatap mata Daniel yang tampak kelam. Raut wajah cowok itu tampak dingin dan tidak seperti biasanya.
"Sejujurnya gue jadi merasa gak kenal lagi sama lo. Begitu banyak yang lo sembunyikan dari gue, Niel. Kenapa sih?"
Daniel menarik napas dalam-dalam. "Kehidupan gue bukan sesuatu yang indah buat diceritain, Yer. Gue gak mau lo berpaling dari gue. Makanya gue selalu takut buat nyeritainnya. Tapi gue sadar, lambat laun pasti lo tahu"
"Memang. Jadi gak ada gunanya lo tutup-tutupin lebih lama lagi"
"Dulu banget, keluarga kami masih biasa-biasa aja kayak keluarga pada umumnya. Bisa terbilang bahagia dan sedikit berkecukupan. Bapak dan ibu gue mengelola sebuah tokoh kain di pasar. Gue dan Jihoon menjalani hidup seperti anak-anak lainnya. Bahkan gue selalu meraih juara kelas tiap semester. Tapi itu dulu"
Daniel seakan merenung.
"Lalu...?" Yerin menunggu.
"Lalu musibah itu datang. Masih inget kejadian berdarah waktu itu gak? Kondisi ekonomi sedang morat-marit, dimana- mana orang berdemo hendak melengserkan presiden. Waktu itu masyarakat seperti tidak lagu mempunyai hati nurani. Menjarah dan membakar apa saja.
"Ya, gue ingat..."
"Dihari yang naas itu, seharusnya gue yang ngejaga toko kain. Tapi, gue lebih milih untuk latihan pramuka disekolah. Akhirnya, ibu gue yang gantiin untuk menjaga toko. Tapi. Siapa yang bisa menduga kalau nasib begitu kejam pada keluarga gue?"
Daniel seolah sedang kembali ke masa lalunya. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Jadi...."
"Semuanya terjadi begitu cepat. Toko ikut dijarah, bahkan ikut terbakar. Dan ibu..... Ibu, beliau terjebak di tengah keramaian dan ikut terbakar bersama kain-kain kebanggaan nya...."
Yerin kali ini terdiam. Hatinya miris. Dia tidak menyangka bahwa kesedihan yang ditanggung Daniel begitu besar.
Daniel menendang sebuah kaleng yang terserak di pantai. "Seharusnya gue yang berada di toko saat itu. Gue, Rin! Jadi, gue bisa ngerti kenapa bapak berubah menjadi begitu benci sama gue. Kalo bukan karena gue. Ibu pasti masih hidup sekarang ini"
"Itu takdir, Dan. Allah sudah menuliskan kematian seseorang, gak ada yang bisa mencegahnya. Jadi bukan salah lo. Juga bukan salah siapa-siapa" tukas Yerin cepat-cepat.
"Tapi bapak gue gak bisa nerima itu semua, Rin! Beliau yang dulu merupakan sosok yang gue banggain, berubah 180 derajat. Bapak yang belum siap kehilangan ibu sangat shock dengan kejadian itu. Apalagi dengan terbakarnya toko itu, otomatis kami jatuh bangkrut"
"Akhirnya bapak lo lari ke judi dan mabuk-mabukan, begitu?"
Daniel mengangguk lemah. "Kalau sudah mabuk dan kalah berjudi, tak jarang gue jadi sasaran pukulan dan caci maki. Sedpaat mungkin gue jaga agar jangan sampe Jihoon ikut nerima getahnya. Dia berhak ngedapetin hidup yang layak seperti anak-anak lain. Jadi gue mutusin buat berhenti kuliah. Bisa tamat STM aja gue udah bersyukur banget. Gue harus kerja demi Jihoon. Bapak udah gak bisa diharapkan lagi"
Yerin mengerti sekarang, kenapa pada waktu mereka jalan-jalan di pasar Daniel terlihat sangat geram melihat kumpulan orang-orang yang tengah berjudi. Yerin mengagumi ketegaran dan cara berpikir Daniel yang jernih. Di tengah kesulitan hidupnya, dia masih bisa memikirkan kebahagian orang lain. Tapi masih ada satu yang mengganjal hatinya.
"Terus, lo pinjam uang ke gue waktu itu untuk apa?"
"Soal itu, gue betul-betul minta maaf. Waktu itu gue belum siap buat cerita yang sejujurnya. Jadi gua terpaksa berbohong. Sebenarnya, uang itu buat bayar hutang bapak ke bandar judi. Kalo gak segera dilunasi, hidup bapak bisa terancam. Biar gimanapun keadaan bapak saat ini, gue gak bisa ngebiarin kalau beliau dalam kesulitan. Walaupun kesulitan itu karena ulahnya."
Yerin kembali merasa kagum. Sungguh, dia sama sekali tidak merasa dibohongi. Bahkan dia maklum akan kondisi Daniel saat ini. Yang pasti, Daniel tidak sejahat yang dikira Eunha selama ini.
"Lo tenang aja, uang itu gue kembali in gimanapun caranya"
"Eh, gak perlu! Gue ikhlas kok, buat bantu lo. Gue ngerti kondisi yang lo hadapin"
Daniel menghentikan langkahnya tiba-tiba. "Rin, gue bukan peminta. Kalau gue bilang pinjem pasti gue bakal balikin"
Menatap mata Daniel yang tajam dan bersungguh-sungguh itu, Yerin pun mengalah. "Oke, gue ngerti prinsip lo. Tapi gak usah buru-buru, lagian gua belum butuh-butuh banget kok"
Daniel mencoba menyunggingkan senyumnya ditengah kesedihan yang ia rasakan. "Makasih ya Yer. Gue gak salah nilai orang. Lo emang baik. Tapi, setelah denger cerita gue, lo gak malu kan temanan sama gue?"
Yerin dengan yakin menggelengkan kepalanya. "Dari dulu gue udah pernah bilang, gue bukan tipe cewek yang suka milih-milih temen kan?"
Hati Daniel lega sekarang. Ketakutannya selama ini tidak terbukti. Yerin tidak meninggalkannya setelah tahu keadaan yang sebenarnya. Yerin tetaplah Yerin. Bagaimana pun kondisi Daniel saat ini. Sambil merangkul bahu Yerin, Daniel pun mengajak gadis yang dikasihinya itu kembali menyusuri pantai yang lengang.
~Bersambung~
Gak tau kenapa nih ya aku udah gak ada semangat nulis nih cerita, kayanya udah dikit peminatnya:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Episode Yerin | ✔
Romance[COMPLETE] Siapa juga yang gak sebel, kalo punya pacar kelewat cool kaya Taehyung?!? Emang sih... Doi keren dan terkenal di kampus. Tapi boro-boro ngegombal, nyatain perasaannya aja gak pernah. Meskipun tomboy, Yerin kan cewek juga, yang butuh perha...