Part 27 : Last

306 35 2
                                    

~ Pink Episode Yerin ~

Daniel yang sebelumnya gelisah menantikan hari ini, akhirnya menarik napas lega setelah melihat Yerin yang sedang berlari kecil ke arahnya. Daniel mencoba menarik napas, berusaha agar tetap tampak rileks di hadapan Yerin nanti.

"Hai! Udah lama nunggunya?"

Sambil menyisir rambutnya dengan jari Daniel menjawab, "Ah, nggak"

Sesaat mereka berdua terdiam, tak tau harus berkata apa.

"Gue...."

"Sebenarnya...."

Mereka berdua ketawa kecil ketika tanpa sengaja berbarengan memulai pembicaraan.

"Lo duluan deh!" dengan sopan Daniel mempersilahkan.

"Lo aja, Dan. Gue pengen denger cerita lo. Dari mana aja lo selama ini? Kita semua bingung karna lo, tahu nggak?"

"Gue kerja"

"Terus....?"

"Ya, sekarang gue pulang"

Yerin dengan gemas memukul pelan bahu Daniel. "Ceritanya yang lengkap dong!"

"Kita cerita disitu aja yuk, biar lebih enak"

Saran cowok yang tetap gondrong itu sambil menunjuk ke arah bangku panjang dari batu yang dirindangi oleh rimbunnya pohon.

"Gue selama ini ikut temen gue yang jadi sopir bahan bangunan. Gue kebagian ngebawa truk berisi marmer alam dari lokasi tambang sampai ke tempat proyek pembangunan. Hasilnya lumayan juga" Daniel mulai berkisah.

"Kenapa sih, lo harus jauh-jauh pergi ke luar kota segala untuk nyari duit? Dari bengkel lo aja kan, udah lumayan" Yerin tampaknya masih belum puas.

"Kalau sekedar untuk dapur, emang masih cukup. Tapi gue punya hutang ke lo yang harus dilunasin kan? Kalo gue nggak nekat kaya gini, nggak tahu kapan bisa gue lunasin. Setengah juta itu bukan uang yang sedikit buat gue, Rin."

Yerin terkesiap. "Astaga, Daniel! Gue kan nggak pernah bilang itu harus lo lunasin secepatnya. Malah gue ikhlas kok, kalo emang lo nggak bisa bayar"

Daniel menggeleng cepat. "Nggak! Gue bukan tipe orang yang berani ngutang tapi nggak berusaha bayar. Hutang itu tanggung jawab dunia akhirat, Rin. Hati gue baru bisa lega kalo hutang itu udah lunas. Gue nggak merasa dikejar-kejar perasaan bersalah lagi"

Yerin memandang wajah Daniel lekat-lekat. "Lo emang orang yang sukar buat di tebak, Dan. Gue nggak nyangka aja lo ngilang selama ini cuma buat itu."

Daniel menggoreskan senyum tipis di bibirnya. "Sebenarnya bukan cuma buat itu kok! Gue kan kerja lebih dari sebulan. Jadi selain bisa ngelunasin hutang, gue juga bisa ngumpulin uang buat sekolah Jihoon. Sebentar lagi kan dia mau masuk SMA. Pasti bakal butuh biaya banyak."

Batin Yerin kembali tersentuh. Hati orang memang tidak bisa ditebak berapa dalamnya. Hanya melihat penampilan luar saja, kita tak kan tahu banyak.

Daniel mengeluarkan sepucuk amplop yang tampaknya tebal dari balik jaket kulitnya yang terlihat lusuh. Sejenak Yerin ragu menerimanya, tetapi Daniel terus meyakinkannya.

 Pink Episode Yerin | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang