Part 12

500 44 2
                                    

Jangan lupa pencet bintang gess!

~Pink Episode Yerin~

"Eh lo, Yerin. Kirain siapa"

Ternyata itu Eunha yang baru keluar dari kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya. Sejenak Yerin kaget melihat kondisi Eunha yang lain dari biasanya.

"Muka lo kok pucat banget sih?"

Refleks Eunha mengelus-ngelus pipinya yang tampak cekung

"Ah, masa sih...?"

"Lo sakit ya? Kok udah dus hari ini gak kuliah? Nih, fotokopian catatan kuliah. Inget, dua minggu lagi kita mid lho" tebak Yerin sambil menyorongkan setumpuk kertas fotokopian.

"Makasih ya, udah mau repot-repot buat gue. Gak tahu nih, akhir-akhir ini bada gue agak lemes. Mungkin mau dateng bulan kali"

Yerin cuma mengangguk-angguk tanda maklum. Lalu dia menghempaskan badannya ke atas spring bed Eunha.

"Aduuh. Kasur lo emang paling enak di dunia, Ha! Seandainya kamar gue ada kasur seempuk gini"

Eunha cuma tertawa kecil, "Norak lo ah! Perasaan kamar lo oke-oke aja tuh!"

"Oh, iya dong! Gue tadi kan cuma menghibur hati lo aja, hahaha"

"Sialan lo" Eunha membalas gurauan Yerin dengan timpukan boneka buaya segede guling. Yerin cuma terkekeh-kekeh. Dia senang melihat teman akrabnya kembali ceria seperti sedia kala.

Tapi, sunggingan senyum Eunha tiba-tiba berubah jadi ringisan. Segera aja Yerin bangun.

"Lo gak apa-apa, Eun?"

Eunha cuma meringis kesakitan sambil memegang perutnya yang agak berlipat. "Sebentar ya, gue ke kamar mandi dulu"

Agak lama juga Eunha mengurung di kamar mandi, membuat Yerin sedikit cemas. Saking cemasnya, Yerin sampai berjalan mondar-mandir di kamar Eunha. Saat sedang mondar-mandir itulah, matanya tertumbuk pada meja rias Eunha. Tampak setumpuk kotak-kotak kecil. Yerin mengamati kotak-kotak tersebut. Makin diamati, maka makin mengertilah Yerin apa yang sedang terjadi sesungguhnya.

Saat Eunha keluar dari kamar mandi, dia melihat Yerin sudah berdiri di hadapannya sambil berkacak pinggang. Mukanya tampak tegang.

"Ini apa, Ha?" tanya Yerin tegas sambil mengacungkan sebut kotak kecik bertuliskan 'TEH SINGSET ALAMI'

Sejenak Eunha tampak kaget, tapi kemudian dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Itu teh biasa kok, Rin.."

"Setahu gue, ini obat pelangsing. Trs, itu apa lagi?" bantah Yerin sambil menunjuk setumpukan kotak lagi yang berjejer di atas meja rias Eunha. Satu persatu kotak itu diangkat Yerin, lalu dibacakannya keras-keras label yang melekat pada kotak-kotak tersebut.

"Yang ini 'PIL SUSUT PERUT' kalo yang ini 'KAPSUL PELANGSING'. Ini apa lagi, minuman yang berkhasiat menurunkan berat badan sepuluh kilo dalam sepuluh hari"

Eunha hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam, bagai seorang anak kecil yang tertangkap basah mencuri permen.

Yerin menarik Eunha agar duduk di sampingnya. "Lo mengonsumsi berapa macam produk sih, Un?" tanya Yerin lembut. Kasian juga dia melihat wajah temannya tampak semakin pucat.

"Cuma itu aja kok"

Yerin menghela napas kuat-kuat. "Eunha.... Eunha.... Kalo sebanyak ini bukan cuma namanya. Gue gak heran kalo muka lo tampak pucat dan perut lo melilit. Setahu gue, produk-produk kaya gini punya efek samping kayak gitu."

Wajah Eunha tampak memelas. "Gue... Gue... Hanya pengen langsing, Rin! Apa itu salah?"

Yerin menggeleng. "Yang salah itu cara yang lo lakukan. Lo ikut aerobik, gue dukung. Tapi kalo minum obat sebanyak ini, lo bisa overdosis tahu gak? Badan lo bukan kurus tapi malah hancur. Apa lo hak gak ngerasain?"

"Iya sih, badan gue tambah lemes. Tapi gue pikir itu emang karena lemak gue udah kebakaran, jadi energi gue berkurang"

Setengah mati Yerin menahan tawanya, takut Eunha tersinggung. "Yang ada lo tuh malah kehilangan cairan. Gue pernah baca, kalo obat-obat gituan memacu tubuh kita untuk ngeluarin lebih banyak cairan atau merangsang kerja usus dan ngebuat kita buang air besar terus-terusan"

Yerin kembali melanjutkan. "Akibatnya badan kita jadi kehilangan banyak cairan dan nutrisi dalam tubuh. Ujung-ujungnya badan terasa lemas dan gak bertenaga. Muka juga jadi pucat. Lo udah mengonsumsi beginian berapa lama?"

"Sebulan lebih" desis Eunha pelan. Perlahan dalam hatinya Eunha membenarkan omongan Yerin.

Sementara Yerin terus mengoceh, "Apalagi udah selama itu! Gue takut badan lo jadi drop. Tahu gak, mama lo tuh udah cemas banget. Takut kalo lo kenapa-napa. Katanya lo mulai males makan masakan beliau"

Aur liur Eunha jadi terbit membayangkan masakan mamanya yang terkenal lezat. Maklum, sebagai pemilik catering yang cukup ternama,  mamanya memang lihai mengolah berbagai menu. Sudah lama dia menahan diri untuk tidak memanjakan perutnya dengan masakan mamanya.

Yerin menatap Eunha dalam-dalam. "Gue jadi bertanya-tanya, ada apa dengan lo? Tumben-tumben nya lo mau menyiksa diri seperti ini. Kemarin-kemarin lo pede aja tuh, dengan ukuran segitu"

Pertanyaan Yerin yang tiba-tiba itu betul-betul mengena di hati Eunha. Mukanya berubah merah kayak kepiting rebus. Setengah enggan Eunha menjawab, dia emang gak bisa bohong pada sahabatnya itu.

"Gue.... Gue.... Lagi.... Suka... Sama seseorang....." dengan terbata Eunha mengutarakan alasannya.

Yerin langsung membelalakkan mata tak percaya. "Haah?! Lo serius nih...?"

Eunha mendongakkan kepalanya ke arah Yerin. "Kenapa emangnya? Emang orang gendut gak boleh suka sama cowok?"

"Aduh... Jangan marah gitu dong! Gue cuma takjub aja. Bisa-bisanya lo yang nganggep donat itu lebih berharga dari cowok cakep berubah jadi romantis gini. Emangnya siapa sih, cowok yang berhasil mengubah lo jadi 180 derajat?"

"Gue malu bilangnya. Lagian dia juga belum tentu suka sama gue. Tapi satu yang pasti, dia pasti gak bakal suka sama gue, kalo body gue lebih besar daripada karung beras"

Kali ini Yerin tak bisa lagi menahan tawanya. "Gue kenal gak sama cowok itu? Apa doski anak kampus kita?" tanya Yerin susah payah menghentikan tawanya.

Eunha mengangguk pelan. Yerin lalu menyebutkan beberapa nama cowok yang tragisnya berukuran jumbo seperti Eunha yang dikenalnya.

Eunha jadi kesal sendiri, lalu keceplosan, "Bukan... Bukan... Bukan mereka. Gue suka sama Jungkook"

Spontan Eunha membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan. Sementara Yerin tampak melongo.

"Jungkook yang temennya Daniel? Kok bisa?"

~Pink Episode Yerin~

 Pink Episode Yerin | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang